Papan Buletin Blog Bhima

Bhima's Leaf

Jumat, 24 Desember 2010

TES URAIAN DAN TES OBJEKTIF




1. TES URAIAN (TES SUBJEKTIF)
    a. Pengertian tes uraian
            Tes ini pada umumnya berbentuk esai (uraian). Tes bentuk esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaannya adalah dengan kata-kata seperti; uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya.
            Soal-soal uraian ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat mengorganisir, menginterpretasi, menghubungkan pengertian-pengertian yang telah dimiliki. Dengan singkat dapat dikatakan  bahwa tes ini menuntut siswa untuk dapat  mengingat-ingat dan mengenal kembali, dan terutama harus mempunyai daya kreatifitas tinggi. Soal uraian biasanya jumlahnya tidak banyak, hanya sekitar 5-10 buah soal dalam waktu kira-kira 90s.d 120 menit.

    b. Kelebihan dan Kelemahan
·         Kelebihan-kelebihan dari tes uraian
1.      Mudah disiapkan dan disusun.
2.      Tidak memberikan banyak kesempatan untuk berspekulas iatau untung-untungan.
3.      Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus.
4.      Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri.
5.      Dapat mengetahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu masalah yang diteskan.
·         Kelemahan-kelemahan dari tes uraian
1.      Kadar validitas dan reabilitas rendah karena sukar diketahui segi mana dari pengetahuan siswa yang betul-betul telah dikuasai.
2.      Kurang refresentatif dalam hal mewakili seluruh scope bahan pelajaran yang akan dites karena soalnya hanya beberapa saja (terbatas).
3.      Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur subjektif.
4.      Pemeriksaannya lebih sulit  sebab membutuhkan pertimbangan  individual lebih banyak dari penilai.
5.      Waktu untuk koreksinya lama dan tidak dapat diwakilkan  kepada orang lain.

   c. Petunjuk Penyusunan
            Dalam penyusunan tes subjektif , maka harus diperhatikan beberapa hal berikut.
1.      Hendaknya soal- soal tes dapat meliputi ide-ide pokokdari bahan yang di teskan, dan kalau mungkin disusun soal yang sifatnya komprehensif.
2.      Hendaknya soal tidak mengambil kalimat-kalimat yang disalin langsung dari buku atau catatan.
3.      Pada waktu menyusun, soal-soal itu sudah dilengkapi  dengan kunci jawaban serta pedoman penilaiannya.
4.      Hendaknya diusahakan agar pertanyaannya bervariasi antara ”jelaskan”, ”bagaimana”, ”mengapa”, ”seberapa jauh”, agar dapat diketahui lebih jauh penguasaan siswa terhadap bahan.
5.      Hendaknya rumusan soal dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh tercoba.
6.      Hendaknya ditegaskan model jawaban apa yang dikehendaki oleh penyusun tes. Untuk ini pertanyaan tidak boleh terlal umum, tapi harus spesifik.

 d. Penggunaan Tes Uraian
            Tes bentuk uraian digunakan apabila:
1.      Kelompok yang akan dites kecil, dan tes itu tidak akan dilakukan berulang-ulang.
2.      Tester(guru) ingin menggunakan berbagai cara untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bentuk tertulis.
3.      Guru ingin menglebih mengetahui lebih banyak tentang sikap-sikap siswa dari pada hasil yang telah dicapai.
4.      Memiliki waktu yang cukup untuk menyusun tes.

   e.  Contoh Soal Tes Uraian
            DNA tersusun atas rangkaian nukleotida (polinukleotida) ganda, yang membentuk tangga berpilin.
a.       Apakah yang menyusun satu molekul nukleotida?
b.      Buatlah bagan satu nukleotida yang menunjukkan 13a?

2. TES OBJEKTIF
    a. Pengertian Tes Objektif
            Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. hal ini memang dilakukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai (uraian). Dalam penggunaan tes objektif ini jumlah soal yag diajukan jauh lebih banyak dari  tes uraian. Kadang-kadang untuk tes yang berlangsung selama 60 menit dapat diberikan 30-40 buah soal.

    b. Kelebihan dan kelemahan
·         Kelebihan  dari tes objektif
1.      Mengandung lebih banyak segi-segi yang positif, misalnya lebih refresentatif mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat dihindari campur tangannya  unsur-unsur subjektif baik dari segi siswa maupun segi guru yang memeriksa.
2.      Lebih mudah dan lebih cepat memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes  bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi.
3.      Pemeriksaannya dapat diserahkan pada orang lain.
4.      Dalam pemeriksaan tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.
·         Kelemah-kelemahan dari tes objektif
1.      Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit dari pada tes esai karena soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-kelemahan yang lain.
2.      Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali saja, dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi.
3.      Banyak kesempatan untuk main untung-untungan.
4.      Kerja sama antar siswa  pada mengerjakan soal tes lebih terbuka.

·         Cara mengatasi kelemahan tes objektif
1.      Kesulitan menyusun tes objektif dapat diatasi dengan jalan banyak berlatih  terus menerus hingga betul-betul mahir.
2.      Menggunakan tabel spesifikasiuntuk mengatasi kelemahan nomor satu dan dua.
3.      Menggunakan norma (standar) penilaian yang memperhitungkan faktor tebakan (guessing) yang bersifat spekulatif.

   c. Penggolongan tes objektif
      1. Tes benar-salah (true-false)
            Soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan (statement). Statement tersebut ada yang benar dan adayang salah. Orang yang ditanya bertugass menandaimasing-masing pernyataan itudengan melingkari hurup B jika pernyataan itu betul menurut pendapatnya dan melingkari hurup S jika pernyataanya salah.
            Bentuk tes benar-salah ada 2 macam (dilihat dari segi mengerjakan/menjawab soal), yakni:
-          Dengan pembetulan (with corection) yaitu siswa diminta membetulkan jika ia memilih jawaban yang salah.
-          Tanpa pembetulan (without correction) yaitu siswa hanya diminta melingkari huruf B atau S tanpa memberikan jawaban yang betul.
a. Kelebihan dan kelemahan tes benar-salah
Kelebihan dari tes benar-salah diantaranya yaitu:
·         Dapat mencakup bahan yang luas dan tidak banyak memakan tempat karena biasanya pertanyaan-pertanyaannya singkat saja.
·         Mudah menyusunnya.
·         Dapat digunakan berkali-kali.
·         Dapat dilihat secara cepat dan objektif.
·         Petunjuk cara mengerjakannya mudah dimengerti.
          Sedangkan kelemahan dari tes benar-salah diantaranya yaitu:
·         Sering membingungkan.
·         Mudah ditebak/diduga.
·         Banyak masalah yang tidak dapat dinyatakn hanya engan dua kemungkinan benar atau salah.
·         Hanya dapat mengungkap daya ingatan dan pengenalan kembali.
  b. Petunjuk penyusunan
            Dalam penyusunan tes benar-salah, maka harus diperhatikan hal-hal berikut:
·         Tulislah huruf B-S pada permulaan masing-masing item dengan maksud untuk mempermudah mengerjakan atau menilai (scoring).
·         Usahakan agar jumlah butir soal yang harus ijaab B sama dengan butir soal yang harus dijawab S. Dalam hal ini hendaknya pola jawaban  tidak bersifat teratur misalnya: B-S-B-S-B-S atau SS-BB-SS-BB-SS.
·         Hindari item yang masih bisa diperdebatkan
Contoh:
B-S. Kekayaan lebih penting dari pada kepandaian
·         Hindari pertanyaan-pertanyaan yang persis dengan buku.
·         Hindari kata-kata yang menunjukkan kecenderungan memberi saran seperti yang dikehendaki oleh item yang bersangkutan, misalnya: semuanya, tidak selalu, tidak pernah, dan sebagainya.
   c. Cara mengolah skor
            Rumus untuk mencari skor akhir bentuk benar-salah ada 2 macam, yaitu:
·         Dengan denda
S= R-W
 
 



Keterangan:
S = skor yang diperoleh
R = right (jawaban yang benar)
W = wrong (jawaban yang salah)
Contoh:
Jumlah soal tes = 20
A menjawab betul 16 buah dan salah 4 buah. Maka skor untuk A adalah:
            16-4 = 12
Dengan menggunakan rumus seperti ini maka ada kemungkinan seorang siswa memperoleh skor negatif.
·         Tanpa denda
S = R
 
     


Yang dihitung hanya yang betul (untuk nilai yang tidak dikerjakan nilainya 0).
    d. Contoh soal benar salah
B-S. ekosistem adalah komunitas beserta lingkungan biotiok dan abiotiknya

      2. Tes pilihan ganda (multiple choice test)
            Multiple choice test terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan . Atau multiple choice test terdiri atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban atau alternative (options). Kemungkinan jawaban (option) terdiri atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dari beberapa pengecoh (distractor).
a. Penggunaan tes pilihan ganda
            Tes bentuk pilihan ganda (PG) ini merupaka bentuk tes objektif yang paling banyak digunakan karena banyak sekali materi yang dapat dicakup. Bentuk soal yang digunakan biasa dalam bentuk beberapa variasi, diantaranya yaitu:
1.      Pilihan ganda biasa
2.      Hubungan antar hal (pernyataan-sebab-pernyataan)
3.      Kasus (dapat muncul dalam berbagai bentuk)
4.      Diagram, gambar, tabel, dan sebagainya.
5.      Asosiasi.
b. Petunjuk penyusunan
         Pada dasarnya, soal bentuk pilihan ganda ini adalah bentuk soal bentuk benar-salah juga, tetapi dalam bentuk jamak. Tercoba (testee) diminta membenarkan atau menyalahkan setiap stem dengan tiap pilihan jawaban. Kebanyakan jawaban itu biasanya sebanyak tiga atau empat buah, tapi adakalanya dapat juga lebih banyak (untuk tes yan diolah dengan komputer banyaknya option diusahakan 4 buah).
         Cara memilih jawaban dapat dilakukan dengan jalan:
·         Mencoret kemungkinan jawaban yang tidak benar.
·         Memberi garis bawah pada jawaban yang benar (dianggap benar).
·         Melingkari atau memberi tanda kurung pada huruf didepan jawaban yang dianggap benar. Yang sering kita temui adalah melingkari huruf didepan jawaban yang dianggap benar.
·         Membubuhkan tanda kali (x) atau (+) didalam kotak atau tanda kurung didepan jawaban yang telah disediakan.
·         Menuliskan jawaban ditempat yang telah disediakan.
c. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tes pilihan ganda
1.      Instruksi pengerjaan harus jelas, dan bila dipandang perlu baik disertai contoh mengerjakannya.
2.      Dalam multiple choice test hanya ada satu jawaban yang benar. Jadi tidak mengenal tingkatan-tingkatan benar, misalnya benar nomor satu, benar nomor dua dan sebagainya.
3.      Kalimat pokoknya hendaknya mencakup dan sesuai dengan rangakain mana pun yang dapat dipilih.
4.      Kalimat pada butir soal hendaknya sesingkat mungkin.
5.      Usahakan menghindarkan penggunaan bentuk negatif dalam kalimat pokoknya.
6.      Kalimat pokok dalam setiap butir soal, hendaknya tidak tergantung pada butir-butir lain.
7.      Gunakan kata-kata: ”manakah jawaban paling baik”, ”pilihlah satu yang pasti lebih baik dari yang lain”, bilamana terdapat lebih dari satu jawaban yang benar.
8.      Jangan membuang bagian pertama dari suatu kalimat.
9.      Dilihat dari segi bahasanya, butir-butir soal jangan terlalu sukar.
10.  Tiap butir soal hendaknya hanya mengandung satu ide, meskipun ide tersebut kompleks.
11.  Bila dapat disusun urutan logis antar pilihan-pilihan, urutkanlah (misalnya: urutan tahun, urutan alfabet, dan sebagainya).
12.  Susunlah agar jawaban manapun mempunyai kesesuaian tata bahasa dengan kalimat pokoknya.
13.  Alternatif yang disajikan hendaknya agak seragam dalam panjangnya, sifat uraiannya maupun taraf teknis.
14.  Alternatif-alternatif yang disajikan hendaknya agak bersifat homogen mengenai isi dan bentuknya.
15.  Buatlah jumlah alternatif pilihan ganda sebanyak empat. Bilamana terdapat kesukaran, buatlah pilihan-pilihan tambahanuntuk mencapai jumlah empat tersebut pilihan-pilihan tambahan hendaknyajangan terlalu gampang diterka karena bentuk atau isi.
16.  Hindarkan pengulangan kata pada kalimat pokok di alternatif-alternatifnya, karena anak cenderung akan memilih alternatif yang mengandung pengulangan tersebut. Hal ini disebabkan karena dapat diduga itulah jawaban yang benar.
17.  Hindarkan menggunakan susunan kalimat dalam buku pelajaran. Karena yang terungkap mungkin bukan pengertiannya melainkan hafalannya.
18.  Alternatif-alternatif hendaknya jangan tumpang-tindih, jangan inklusif, dan jangan sinonim.
19.  Jangan gunakan kata-kata indikator seperti selalu, kadang-kadang, dan pada umumnya.
d. Cara mengolah skor
            Untuk mengolah skor dalam tes bentuk pilihan ganda ini digunakan 2 macam rumus, yaitu:
·         Dengan  denda, rumusnya adalah
 




Keterangan:
S = skor yang diperoleh (Raw Score)
R = jawaban yang betul
W = jawaban yang salah
0 = banyaknya option
1 = bilangan tetap
Contoh:
Murid menjawab betul 17 dari 20 soal. Soal bentuk multiple choice ini dengan menggunakan option sebanyak empat buah.
                      3
Skor = 17 –          = 16
                     4 -1

·         Tanpa denda, dengan rumus:

S = R
 
 



    e. Contoh soal pilihan ganda
1. Dibawah ini adalah ciri-ciri enzim sebagai biokataliasator, kecuali ........
    a. bersifat spesifik
    b. kerjanya  dipengaruhi pH
    c. kerjanya dipengaruhi suhu
    d. pada akhir reaksi berubah sifat
    e. membantu reaksi kimia dalam tubuh

     3. Menjodohkan (matching test)
            Matching test dapat kita ganti dengan istilah mempertandingkan, mencocokkan, memasangkan, atau menjodohkan. Matching test terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai jawaban yang tercantum dalam seri jawaban. Tugas murid adalah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban, sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaannya.
a. Kelebihan dan kelemahan
Kelebihan dari tes ini adalah:
1.      Pembuatannya mudah
2.      Dapat dinilai dengan mudah, cepat dan objektif.
3.      Apabila tes jenis ini dibuat dengan baik, maka faktor penebak praktis dapat dihilangkan.
4.      Tes jenis ini sangat berguna untuk menilai berbagai hal, misalnya:
-     antara problem dan penyelesaiannya
-     antara teori dan penemunya
-     antara sebab dan akibatnya
-     antara singkatan dan kata-kata lengkapnya
-    antara istilah dan definisinya
Sedangkan kelemahan dari tes ini adalah:
1.      Cenderung lebih banyak mengungkap as-pek hapalan atau daya ingat saja.
2.      Karena mudah disusun, maka tes ini seringkali dijadikan pelarian bagi pengajar untuk dipergunakan  kalau pengajar tidak sempat lagiuntuk membuat tes bentuk lain.
3.      Karena jawaban yang pendek-pendek, maka jenis ini kurang baik untuk mengevaluasi pengertian dan kemampuan membuat tafsiran (interpretasi).
4.      Tanpa disengaja, dalam tes jenis ini sering menyelinap atau masuk hal-hal yang sebenarnya kurang perlu untuk diujikan.
b.      Petunjuk penyusunan
            Petunjuk-petunjuk yang perlu diperhatikan dalam membentuk matching test ini dapat pula dipandang sebagai multiple choice berganda.yusun test bentuk matching adalah:
1.      Seri pertanyaan-pertanyaan dalam matching test hendaknya tidak lebih dari sepuluh soal (item). Sebab pertanyaan-pertanyaan yang banyak itu akan membingungkan  murid. Juga kemungkinan akan mengurangi homogenitas antara item-item itu. Jika itemnya cukup banyak, lebih baik dijadikan dua seri.
2.      Jumlah jawaban yang harus dipilih, harus lebih banyak dari jumlah soal (kurang lebih 1½ kali). Dengan demikian murid dihadapkan kepada banyak pilihan , yang semuanya mempunyai kemungkian benarnya, sehingga murid terpaksa lebih mempergunakan pikirannya.
3.      Antara item-item yang tergabung dalam satu seri matching test harus merupakan pengertian-pengertian yang homogen.
   c. Contoh soal tes menjodohkan
1. Matriks yang terdapat didalam sitoplasma                        a. Transgenik
2. Bentuk larva kedua dari cacing redia                                b. Sitosol
3. Capit arachnida yang terdapat pada bagian mulut             c. Genotif
4. Susunan genetic yang dimiliki oleh organisme                  d. Pedipalpus
5. hewan dan tumbuhan yang gen-gennya dari                     e. Planula
    spesies lain                                                                         f. Mirasedium

     4. Tes isian (completion test)
            Completion tes biasa disebut dengan tes isian, tes menyempurnakan atau tes melengkapi. Completion  test terdiri atas kalimat-kalimatyang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian yang dihilangkan ini adalah pengertian yang kita minta dari murid. Ada juga completion test yang tidak berbentuk kalimat-kalimat pendek seperti diatas, tetapi merupakan kalimat-kalimat  berangkai dan memuat banyak isian.
a.                                                            Kelebihan dan kelemahan tes isian
Kelebihan dari tes isian adalah:
1.      Masalah yang diujikan tertuang secara keseluruhan dalam konteksnya.
2.      Butir-butir item tes ini berguna sekali untuk mengungkap pengetahuan testee secara bulat atau utuh mengenai suatu hal atau suatu bidang.
3.      Cara penyusunan itemnya mudah.
Sedangkan kelemahannya adalah:
1.      Cenderung lebih banyak mengungkap aspek pengetahuan dan pengenalan saja.
2.      Karena tes tertuang dalam bentuk rangkaian cerita , maka tes ini pada umumnya banyak memakan tempat.
3.      Sifatnya kurang komprehensif, sebab hanya dapat mengungkap sebagian saja dari bahan yang seharusnya diteskan.
4.      Terbuka peluang bagi testee untuk bermain tebak terka.
b. Petunjuk penyusunan
            Dalam menyusun tes isian hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:
1.      Perlu selalu diingat bahwa kita tidak dapat merencanakan lebih dari satu jawaban yang kelihatan logis.
2.      Jangan mengutip kalimat /pernyataan yang tertera pada buku/catatan.
3.      Diusahakan semua tempat kosong sama panjang.
4.      Diusahakan hendaknya semua pernyataan jangan mempunyai lebih dari satu tempat kosong.
5.      Jangan mulai dengan tempat kosong.
c. Contoh tes isian
Pada katabolisme glukosa (respirasi sel) akan dihasilkan
a.       CO2 yang merupakan hasil tahap ....................... dan ................... yang terjadi dalam ......................
b.      Air dihasilkan pada tahap .......................
c.       Energi dalam bentuk ATP paling banyak dihasilkan pada ............................

   d. Penggunaan Tes Objektif
            Tes objektif digunakan apabila:
1.      Kelompok yang akan dites banyak dan tes akan dilakukan berkali-kali.
2.      Skor yang diperoleh diperkirakan akan dapat dipercaya(mempunyai reabilitas tinggi).
3.      Guru lebih mampu menyusun tes objektif dari pada tes bentuk uraian.
4.      Hanya mempunyai waktu sedikit untuk koreksi dibandingkan dibandingkan waktu yang digunakan untuk menyusun tes. Pada umumnya, guru seyogyanya menggunakan dua macam bentuk tes ini dalam perbandingan 3 : 1, yaitu 3 bagian untuk tes objektif, dan 1 bagian untuk tes uraian.

   e. Tabel Spesifikasi
Tabel spesifikasi juga dikenal dengan istilah kisi-kisi soal atau bentuk blue print adalah sebuah tabel analisis yang didalamnya dimuat rincian materi tes dan tingkah laku beserta proporsi yang dikehendaki oleh tester, dimana pada tiap petak (sel) dari tabel tersebut diisi dengan angka-angka yang menunjukkan banyaknya butir soal yang akan dikeluarkan dalam tes hasil belajar bentuk objektif.
 Tabel spesifikasi adalah tabel yang berguna untuk menjaga agar  tes yang kita susun tidak menyimpang dari bahan atau materi dan aspek kejiwaan yang dicakup dalam tes. Dalam membuat tabel spesifikasi langkah pertama yang harus diambil adalah mendaftar pokok-pokok materi yang akan diteskan kemudian memberikan imbangan bobot untuk masing-masing pokok materi.



Contoh:  
Tabel Spesifikasi
            Aspek   yang                                 Diungkap
  
Pokok
   Materi
Ingatan
Pemahaman
Aplikasi
Jumlah
Bagian I
……
……
……
……
Bagian II
……
……
……
……
Bagian n (terakhir)
……
……
……
……
Jumlah
……
……
……
……

            Tabel spesifikasi mempunyai kolom dan baris, sehingga tampak hubungannya  antara materi dengan aspek yang tergambar dengan TIK. Sebenarnya penyusun tes bukan hanya mengingat hubungan antara dua hak tersebut tetapi empat hal, yaitu hubungan antara materi, TIK, kegiatan belajar dan evaluasi.
            Langkah-langkah Pembuatan Tabel Spesifikasi
            Sebenarnya ada beberapa macam tabel spesifikasi. Macam tabel ini ditentukan oleh bidang studi dan homogenitas materi yang akan diteskan. Langkah-langkah dalam membuat tabel spesifikasai yaitu:
·         Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mendaftar pokok-pokok materi yang akan diteskan kemudian memberi imbangan bobot untuk masing-masing pokok materi.
·         Langkah kedua yaitu memasukkan pokok-poko materi kedalam tabel dan merubah indeks menjadi persentase.
·         Langkah ketiga yaitu merinci banyaknya butir soal untuk tiap-tiap pokok materi, dan angka ini dituliskan pada kolom paling kanan. Caranya adalah dengan membagi jumlah butir soal menjadi 4 bagian berdasarkan imbangan bobot yang tertera sebagai persentase.
·         Untuk langkah selanjutnya, tergantung homogenitas dan heterogenitas (keragaman) materi yang diteskan.

            Contoh: Tabel Spesifikasi Untuk Soal Evaluasi
                   Aspek yang
                        Diungkap
  Pokok
   Materi
Ingatan
Pemahaman
Aplikasi
Jumlah
Pengertian Evaluasi (14%)



7
Fungsi Evaluasi (21%)



10
Macam-macam cara evaluasi (36%)



18
Persyaratan Evaluasi(29%)



15
Jumlah



50 butir soal








TUGAS EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

TES URAIAN DAN TES OBJEKTIF



DISUSUN OLEH
SHALHA SAHPIANTI
A1C407009

DOSEN PENGAMPU
Dra. Asni Johari, M.Si



LAMBANG UNJA EMBOSE 2










PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2010

4 komentar:

Khanza Asy-Syifaa' mengatakan...

huruf-huruf yang mengikuti kursor sangat mengganggu, harap doperhatikan...

Anonim mengatakan...

iya, huruf huruf yang mengikuti kursor sangat mengganggu!! terimakasih .

ARI ISMAWANTO mengatakan...

makasih banyak atas postingan makalahnya,,,,
sangat membantu kami menyelesaikan tugas kami,,,,
kalo ada waktu
visit us http://bimbel-sma.blogspot.com

Unknown mengatakan...

Mohon kerjasamanya ka

Pengikut