Papan Buletin Blog Bhima

Bhima's Leaf

Kamis, 15 Juli 2010

Data Mentah Macam Jamur, tanpa editan

saccharomyces cerevisiae (ragi roti)

http://www.chemistrydaily.com/chemistry/Image:Saccharomyces_cerevisiae.jpg

Main Page
Cladus: Eukaryota
Supergroup: Opisthokonta
Regnum: Fungi
Divisio: Ascomycota
Subphylum: Saccharomycotina
Classis: Saccharomycetes
Ordo: Saccharomycetales
Familia: Saccharomycetaceae
Genus: Saccharomyces
Species: Saccharomyces cerevisiae

http://species.wikimedia.org/wiki/Saccharomyces_cerevisiae

Rabu, 21 September 2005

Saccharomyces cerevisiae
Oleh: Vanny Narita

Jamur Saccharomyces cerevisiae, atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama jamur ragi, telah memiliki sejarah yang luar biasa di industri fermentasi.Karena kemampuannya dalam menghasilkan alkohol inilah, S. cerevisiae disebut sebagai mikroorganisme aman (Generally Regarded as Safe) yang paling komersial saat ini. Dengan menghasilkan berbagai minuman beralkohol, mikroorganisme tertua yang dikembangbiakkan oleh manusia ini memungkinkan terjadinya proses bioteknologi yang pertama di dunia.Seiring dengan berkembangnya genetika molekuler, S. cerevisiae juga digunakan untuk menciptakan revolusi terbaru manusia di bidang rekayasa genetika. S. cerevisiae yang sering mendapat julukan sebagai �superjamur� telah menjadi mikroorganisme frontier di berbagai bioteknologi modern.Tentu saja kegunaan mikroorganisme ini pun menjadi semakin penting di dunia industri fermentasi. Saat ini S. cerevisiae tidak saja digunakan dalam bidang fermentasi tradisional, tetapi mikroorganisme-mikroorganisme S. cerevisiae baru yang didapatkan dari riset dan aplikasi bioteknologi telah merambah sektor-sektor komersial yang penting, termasuk makanan, minuman, biofuel, kimia, industri enzim, pharmaceutical, agrikultur, dan lingkungan.

Di masa depan, terutama karena krisis energi yang semakin sering terjadi, etanol yang diproduksi oleh fermentasi jamur ragi ini agaknya akan mendapat perhatian khusus karena potensinya sebagai biofuel.S. cerevisiae adalah jamur bersel tunggal yang telah memahat milestones dalam kehidupan dunia. Jamur ini merupakan mikroorganisme pertama yang dikembangbiakkan oleh manusia untuk membuat makanan (sebagai ragi roti, sekitar 100 SM, Romawi kuno) dan minuman (sebagai jamur fermentasi bir dan anggur, sekitar 7000 SM, di Assyria, Caucasia, Mesopotamia, dan Sumeria).Di Indonesia sendiri, jamur ini telah melekat dalam kehidupan sehari-hari. Nenek moyang kita dan hingga saat ini kita sendiri menggunakannya dalam pembuatan makanan dan minuman, seperti tempe, tape, dan tuak.Di dunia sains, mikroorganisme ini adalah yang pertama kali diobservasi melalui mikroskop oleh �Bapak Ahli Mikrobiologi� Antonie van Leewenhoek. Louis Pasteur, yang terkenal dalam penemuannya mengenai cara pensterilan susu, menggunakannya sebagai bahan biokimia hidup dalam proses transformasi. Jamur ini juga digunakan sebagai �pabrik� tempat pembuatan vaksin hepatitis B rekombinan yang pertama.

Tak hanya itu, S. cerevisiae juga merupakan �pabrik� enzim makanan pertama (chymosin, enzim yang digunakan dalam pembuatan keju). Dan tentu saja penemuan spektakuler dalam memecahkan seluruh sekuens genom S. cerevisiae merupakan langkah pionir yang menentukan dalam menguak misteri sekuens genom manusia. Hampir semua teknologi frontier, seperti genomik, proteomik, dan nanobioteknologi, menggunakan jamur ini sebagai model.Tidak diragukan lagi bahwa inovasi sains dan teknologi juga akan semakin melaju di bidang bioekonomi. S. cerevisiae, sebagai model sains dan mikroorganisme komersial yang populer, akan terus memegang peranan penting di masa depan.Di masa depan, S. cerevisiae akan menjadi sel inang yang semakin diperhitungkan dalam pembuatan low volume, high value produk bioteknologi, seperti enzim, bahan-bahan kimia, protein terapi, dan produk pharmaceutical lainnya yang berdaya komersial tinggi.Selain menghasilkan 800.000 ton protein dalam setahun, telah dihasilkan pula 60 juta ton bir, 30 juta ton anggur, dan 600.000 ton jamur ragi. Tak mengherankan mikroorganisme ini merupakan tulang punggung dalam produksi empat komoditas fermentasi terbesar di dunia.

Oleh karena itu, biomass jamur (baik untuk industri makanan manusia dan ternak) dan produksi tradisional etanol (untuk industri bir, anggur, minuman suling, dan energi) diperkirakan akan terus menyumbangkan produksi fermentasi terbanyak di dunia.Dalam bidang energi, jamur ragi sebagai pabrik etanol merupakan suatu strategi alternatif yang telah dikembangkan di beberapa negara, seperti Brasil, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat.Saat ini biomass tanaman adalah sumber biofuel yang paling banyak dikembangkan karena harganya yang murah dan persediaannya yang mudah didapat. Sayangnya, salah satu penghambat justru adalah langkanya low-cost technology dalam pengolahan tanaman menjadi etanol. Tentu saja tidak sembarang jamur ragi dipakai, melainkan beberapa strain S. cerevisiae yang telah direkayasa daur metabolismenya secara genetika sehingga dapat menghasilkan etanol secara efektif dan efisien.

Biofuel dalam bentuk etanol merupakan salah satu harapan masa depan dari superjamur ini. Alasan utama dari penggunaan etanol adalah sumber energi yang sustainable dan �ramah lingkungan�, serta sangat menguntungkan secara ekonomi makro terhadap komunitas pedesaan (petani).Seiring dengan itu, krisis energi dalam bentuk minyak bumi diperkirakan akan terjadi sehubungan dengan prediksi bahwa produksi minyak dunia akan memuncak dalam waktu 25 tahun mendatang dan selanjutnya menurun secara drastis.Bagi negara-negara yang relatif miskin sumber daya minyak dan pengekspor minyak dunia, hal ini sangat mengancam kesejahteraan mereka, bahkan dapat mengancam pertahanan dan keamanan mereka. Oleh karena itu, mereka berpacu dengan waktu untuk mengembangkan dan mengaplikasikan teknologi baru yang dapat memuluskan transisi energi oil menuju energi biofuel yang dapat diperbarui.Tentu saja, bagi negara berkembang seperti Indonesia, pekerjaan rumah yang utama adalah bagaimana memanfaatkan sumber daya hayati jamur di Indonesia sehingga dapat mengembangkan ilmu sekaligus memajukan ekonomi berbasiskan ilmu pengetahuan ini.Beberapa peneliti Indonesia dengan kredibilitas tinggi di beberapa perguruan tinggi dan lembaga penelitian telah menemukan ratusan jenis jamur, bahkan lebih. Langkah selanjutnya adalah bagaimana kekayaan ini dimanfaatkan seoptimal mungkin, baik di bidang sains dasar maupun di bidang bioekonomi.

Vanny Narita, PhD Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Farmasi dan Medika Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0509/21/ilpeng/2063264.htm

Jamur Kayu

PDF

Cetak

E-mail

JAMUR KAYU / LING ZHI
(Ganoderma lucidum ( Leyss.ex Fr ) Karst. )

Tanaman Obat Jamur Kayu

SNONIM :
Nama Latin : -
Nama Daerah : Supa sinduk

KLASIFIKASI :
Bangsa : Polyporales
Suku : Polyporaceae
Marga : Ganoderma
Jenis : Ganoderma lucidum ( Leyss.ex Fr ) Karst.

http://www.roasehat.com/Tanaman-Obat/Tanaman-Obat-H-O/Jamur-Kayu.html

GANODERMA LUCIDUM Terapi Alami Memerangi Penyakit Kronis

gano1.jpg (48 KB)

Ganoderma di habitat aslinya adalah jamur yang hidup menempel pada batang-batang kayu pepohonan. Terdapat lebih dari 2000 spesies Ganoderma, tetapi hanya 6 jenis yang sudah diteliti secara ilmiah, yaitu jenis Ganoderma yang berwarna merah, hitam, biru, putih, kuning dan ungu. Dari ke-6 jenis Ganoderma tsb, hanya jenis Ganoderma berwarna merah dengan nama ilmiah Ganoderma lucidum yang paling bermanfaat untuk kesehatan. Mengingat manfaatnya, jenis Ganoderma lucidum ini sekarang sudah banyak dibudidayakan.
Ganoderma lucidum sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu ternyata sudah digunakan dalam pengobatan tradisional China, Jepang dan Korea. Di China Ganoderma lucidum dikenal dengan sebutan Ling Zhi, sedangkan di Jepang dikenal dengan nama Reishi, dan di Korea dikenal dengan nama Yeongji. Sebagai buktinya di dalam buku Pengobatan Tradisional China yang paling terkenal yaitu “Herbal Pharmacopoeia”, seorang ahli tumbuhan obat tradisional China yang hidup pada zaman dinasti Han bernama Shen Nong, sudah mengklasifikasikan Ling Zhi ke dalam golongan tumbuhan obat superior, dengan alasan:
Tidak beracun dan dapat dikonsumsi harian.
Bila dikonsumsi secara teratur dapat mengembalikan kesehatan tubuh dan memulihkan fungsi organ tubuh.
Mengatur dan mengoptimalkan sistem kekebalan tubuh.
Dan di dalam buku “Compendium Materia Medica” yang memuat berbagai tulisan tentang tumbuhan obat dalam Pengobatan Tradisional China, seorang tabib bernama Lie Shi Zhen yang hidup pada tahun 1518-1593, juga sudah menerangkan manfaat jamur Ling Zhi ini. Menurutnya Ling Zhi bermanfaat sebagai chi / energi kehidupan untuk jantung, memperbaiki dan meperkuat organ di area dada serta bila dikonsumsi secara teratur dapat menjadikan seseorang sehat dan panjang umur.
Ganoderma Lucidum mempunyai senyawa-senyawa aktif yang bermanfaat untuk kesehatan, antara lain:
Polisakarida yang terdiri dari 1,3-D- glucans dan Beta-1,6-D- glucans.
Triterpenoid berupa Asam Ganoderic.
Adenosin.
Protein berupa Ling Zhi-8 protein.
Mineral berupa Kalium (K), Calcium (Ca), Magnesium (Mg).
Sedikit Germanium Organik.
Senyawa-senyawa lain berupa: Ergosterol, Coumarin, Mannitol, dsb.
Kandungan Polisakarida yang tinggi di dalam Ganoderma Lucidum bermanfaat untuk memacu pembentukan Interferon, Interleukin I dan Interleukin II di dalam tubuh manusia. Ketiganya berperan sebagai anti tumor dan kanker, penggempur penyakit karena infeksi virus, bakteri dan jamur, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Karena alasan ini maka Ganoderma lucidum dapat diberikan menyertai pengobatan medis untuk terapi HIV dan berbagai macam kanker terutama kanker prostate. Pada penderita kanker, pemberian Ganoderma lucidum berfungsi untuk: mengurangi keluhan-keluhan yang timbul selama chemotherapy dan radiotherapy, memperpanjang usia harapan hidup, dan mengurangi penyebaran kanker.
Triterpenoid yang disebut dengan Ganoderic Acid di dalam Ganoderma Lucidum bermanfaat untuk memperbaiki sistem sirkulasi darah dan jantung. Ganoderma lucidum bila dikonsumsi secara teratur dapat mencegah terjadinya perlekatan platelet (Trombosit), mengurangi pembentukan cholesterol jahat (LDL) & Trigliserida, serta menurunkan tekanan darah. Ketiga hal ini yang sering menimbulkan resiko penyumbatan pembuluh darah, yang menyebabkan terjadinya stroke, serangan jantung, dan gangguan-gangguan pada pembuluh darah kecil penderita Diabetes.
Ganoderic Acid juga memiliki efek anti alergi, sehingga dapat digunakan untuk mengobati berbagai bentuk alergi. Misalnya: asthma, bentuk-bentuk alergi kulit, dll.
Senyawa aktif Adenosin yang terkandung di dalam Ganoderma lucidum berfungsi untuk merelaksasi otot-otot tubuh, dan menenangkan sistem saraf pusat. Sehingga Ganoderma lucidum dapat digunakan untuk mengatasi stress, mengobati kesulitan tidur (insomnia), kelelahan akibat ketegangan saraf, dll.
Senyawa aktif lain dalam Ganoderma lucidum adalah Ling Zhi-8 protein yang berperan sebagai senyawa aktif yang memiliki efek anti alergi dan penyeimbang sistem kekebalan tubuh (immunomodulator). Sedangkan kandungan mineral Kalium (K), Calcium (Ca) dan Magnesium (Mg) dalam Ganoderma lucidum berfungsi untuk mempertahankan metabolisme tubuh yang optimal.
Manfaat lain Ganoderma lucidum selain tersebut di atas adalah: menjaga kadar gula darah pada penderita Diabetes tipe II, mengurangi produksi asam lambung dan mengatur pergerakan usus besar. Dalam menjalankan fungsi detoksifikasinya, Ganoderma Lucidum bertugas untuk meremajakan sel-sel hati (lever) dan membantu pengaturan fungsi ginjal.
Diamond Interest International memiliki produk Gano Plus yang berisi Ganoderma lucidum yang sudah dikemas praktis dalam bentuk kapsul, dengan cara pemakaian: Minggu I : 1 – 2 kapsul / hari & Minggu II : 2 – 4 kapsul / hari
Dikonsumsi dalam keadaan lambung kosong, dan dianjurkan selama mengkonsumsi Gano Plus sedikitnya minum minimal 8 gelas air putih / hari disertai cukup konsumsi vitamin C. Diharapkan dengan mengkonsumsi Gano Plus maka segala penyakit-penyakit kronis dapat teratasi.

Iklan dikirim oleh Wihardja Prawira • 8 January 2009

http://www.swaiklan.com/health/ganoderma-lucidum-terapi-alami-memerangi-penyakit-kronis-13.html

Jamur Tempe

Klasifikasi
Famili: Mucoraceae
Genus: Rhizopus
Spesies: Rhizopus oryzae

http://plantamor.com/index.php?plant=1621

Rhizopus termasuk jamur berfilamen. Jamur berfilamen sering disebut kapang. Rhizopus merupakan anggota Zygomycetes. Anggota Rhizopus yang sering dipakai dalam proses fermentasi makanan adalah R. oligosporus dan R. oryzae. Kedua kapang ini sering digunakan dalam produk fermentasi kedelai di Indonesia. Kapang R. oryzae memeliki karakteristik sebagai berikut. Miselia berwarna putih. Ketika dewasa, maka miselia putih akan tertutup oleh soprangium yang berwarna abu-abu kecoklatan. Hifa kapang R. oryzae tidak bersepta dan tidak berwarna (jernih/hialin). Hifa kapang terspesialisasi nnenjadi 3 bentuk, yaitu rhizoid, sporangiofor, dan sprorangium. Rhizoid merupakan bentuk hifa yang menyerupai akar (tumbuh ke bawah). Sprorangiofor aadalah hifa yang menyerupai batang (tumbuh ke atas). Sporangium adalah hifa pembentuk spora dan berbentuk bulat, Suhu pertumbuhan maksimun adalah 33-36°C dan suhu perturnbuhan optimum adalah + 30°C. Kapang R. oligoporus memeliki karakteristik sebagai berikut. Miselia berwarna putih. Ketika dewasa, maka miselia putih akan tertutup oleh soprangium yang berwarna abu-abu. Hifa kapang R. oligoporus tidak bersepta, dan tidak in berwarna (jemih/hialin). Hifa kapang terspesialisasi menjadi 3 bentuk, yaitu rhizoid, sporangiofor, dan sprorangium. Rhizoid merupakan bentuk hifa yang menyerupai akar (tumbuh ko bawah). Sprorangiofor aada'ah hifa yang menyerupai batang (tumbuh ke atas). Sporangium adalah hifa pembentuk spora dan berbentuk bulat. Suhu pertumbuhan maksimun adalah 36-40°C dan suhu pertumbuhan optimum adalah ± 33°C. Pembuatan kecap secara feimentasi memerlukan waktu lebih dari 2 minggu. Fermentasi moromi memerlukan waktu sangat lama. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa bahan dasar kecap tanpa fermentasi mororni (tanpa penambahan bumbu) lebih banyak mengandung protein dibandingkan bahan dasar kecap dengan fermentasi moromi. Oleh karena Jtu, perumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah kandungan protein kecap manis tanpa fermentasi moromi lebih tinggi daripada kecap manis dengan fermentasi moromi. 2. Apakah kandungan protein terlarut kecap manis tanpa fermentasi moromi sesuai dengan kandungan minimal kecap manis berkuafttas terbaik sesuai Standar Industri Indonesia (Sli), yaitu 6%. 3. Apakah kecap manis tanpa fermentasi moromi dapat diterima oleh konsumen? Prosedur penelitian meliputi pembuatan kecap manis tanpa fermentasi moromi dan dengan fermentasi moromi (sebagai kontrol). Selanjutnya ditakukan analisis protein total dan terlarut kecap manis tanpa fermentasi moromi dan dengan fermentasi moromi. Analisis protein total menurut metode Kjeldahl, sedangkan analisis protein terlarut menggunakan metode Lowry-Folin. Analisis tingkat kesukaan konsumen dilakukan hanya pada kecap manis tanpa fermentasi moromi dan dibandingkan dengan kecap manis komersial Lombok gandaria dan Bango. Sarnpel penelitian dibuat dalam 5 ulangan. Semua data dianalisis statistik dengan tingkat kepercayaan 95%. Kandungan protein total pada kecap manis hasil fermentasi R. oligosporus tanpa fermentasi moromi (17,433%) lebih tinggi daripada kecap manis hasil fermentasi R. oryzae (11,987%). Kandungan protein terlarut kecap manis hasil fermentasi R. oligosporus lebih tinggi daripada kecap manis hasil fermentasi R. oryzae. Hal ini menunjukkan aktivitas proteolitik R. oligosporus lebih rendah iv daripada R. oryzae. Hasil aktivitas proteolitik adaiah protein terlarut dan asam amino. Protein terlarut rantai pendek dan asam amono dikonsumsi oleh kapang Rhizopus. Rendahnya kandungan protein terlarut pada R. oryzae merupakan indikasi kuat aktivitas konsumsi protein oleh R. oryzae untuk pertumbuhannya. Pada penelitian ini terlihat waktu sporulasi R oryzae lebih cepat daripada R. oligosporus. Kemungkinan besar protein dikonsumsi cepat untuk proses sporulasi. Kandungan protein terlarut kecap manis hasil fermentasi R. oligosporus dengan dan tanpa fermentasi moromi masing-masing adalah 6,389 dan 8,207%. Dengan demikian kecap manis hasil fermentasi R. oligosporus dengan dan tanpa fermentasi moromi memenuhi kualitas baik kecap manis di Indonesia. Sedangkan kandungan protein terlarut kecap manis hasil termentasi R. oryzae dengan dan tanpa fermentasi moromi masing-masing adalah 3,461 dan 4,055% (Tabel 1). Dengan demikian kecap manis hasil fermentasi R. oryzae tanpa fermentasi moromi termasuk kecap berkualitas menengah (II). Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kecap manis tanpa fermentasi moromi mampu menghasilkan kandungan protein terlarut dan protein total lebih tinggi daripada kecap manis dengan fermentasi moromi. Kecap manis hasil fermentasi R. oiigospoms mengandung kadar protein terlarut dan protein total lebih tinggi daripada kecap manis hasil fermentasi R oryzae. 2. Kandungan protein terlarut kecap manis hasil fermentasi R oligosporus tanpa fermentasi moromi adalah 8,2%, sehingga memenuhi kualitas kecap manis baik (I) menurut Sll. Sedangkan kandungan protein terlarut kecap manis hasil fermentasi R oryzae tanpa fermentasi moromi adalah 4,1%, sehingga memenuhi kualitas kecap manis menegah (II) menurut Sll. 3. Cita rasa kecap manis tanpa fermentasi moromi dapat diterima konsumen dan tingkat kesukaan cita rasa kecap manis tanpa fermentasi moromi sama seperti kecap komersial

Nama Peneliti

: TJAHJADI PURWOKO S.Si

Anggota Peneliti

:

Instansi/Jurusan

: Jur. Biologi

Jenis Penelitian

: APDM

Lokasi

:

Bidang Ilmu

: MIPA

Tahun

: 2006

http://sirine.uns.ac.id/penelitian.php?act=detail&idp=838

jamur jagung

A SEM image showing the variety of asexual spores produced by Neurospora crassa. Macroconidia, microconidia and arthroconidia are all present (Roca & Read, unpubl.) Scanning electron micrograph of the asexual reproductive apparatus of Aspergillus niger. Partially freeze-dried (Read, 1991).The same ascospores of Sordaria macrospora before and after germination. Note that these spores have germinated quite happily after exposure to the high vacuum environment and irradiation with the electron beam in the scanning electron microscope (Read & Lord, 1991).Neurospora crassa regum Грибы phylum Ascomycota classis Ascomycetes ordo Sordariales familia Sordariaceae

dic.academic.ru/dic.nsf/dewiki/1008995

Jamur tempe (Rhizopus) atau jamur oncom (Neurospora) mempunyai hifa. Hifa jamur tempe atau oncom tampak seperti serabut kapas. Hifa tumbuh bercabang-cabang membentuk anyaman yang disebut miselium. Jamur yang terdiri dari satu sel misalnya jamur ragi (Saccharomyces).
Jamur tidak dapat berfotosintesis, sehingga jamur mengambil makanan dari lingkungannya (heterotrof). Jamur hidup secara saprofit atau parasit. Jamur saprofit banyak dijumpai di atas tanah, kayu lapuk, atau bangkai binatang. Contoh jamur saprofit adalah jamur kayu, jamur kuping, jamur merang, dan jamur karat. Jamur yang hidup parasit misalnya jamur panu yang hidup pada kulit manusia.
Jamur tak berklorofil, hidup secara saprofit dan parasit. Dinding sel jamur tersusun dari zat kitin

http://dreycaem.blogspot.com/

Jamur roti (Rhizopus stolonifer)

bread mold fungus

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.rogers.k12.ar.us/users/ehutches/tigerbreadmold1.jpg&imgrefurl=http://www.rogers.k12.ar.us/users/ehutches/2fungi.phtml&usg=__OJ9bRsniKF8FZEVDknY9Vie2DFg=&h=248&w=539&sz=52&hl=id&start=4&tbnid=nA2QruyOY2uCRM:&tbnh=61&tbnw=132&prev=/images%3Fq%3DRhizopus%2Bstolonifer%26gbv%3D2%26hl%3Did%26sa%3DG

regnum = Fungi| phylum = Zygomycota| classis = Zygomycetes| ordo = Mucorales| familia = Mucoraceae
genus = "Rhizopus"
species = "stolonifer"
binomial = "Rhizopus stolonifer"
binomial_authority = (Ehrenb.: Fr.) Vuill.

http://dic.academic.ru/dic.nsf/enwiki/820192

Disebut sporangium jamur atau umum molds
Termasuk molds & blights seperti Rhizopus stolonifer (cetakan roti)


Tidak septa di hyphae (coenocytic)
Asexual reproduksi struktur disebut sporangium & memproduksi sporangiospores
Jangkar yang Rhizoids cetakan, lepaskan pencernaan enzymes, & menyerap makanan
Asexual reproduksi struktur disebut sporangium & memproduksi sporangiospores
Spora seksual yang diproduksi oleh konjugasi bila (+) hyphae & (-) disebut zygospore sekering
Zygospores dapat bertahan hingga kondisi lingkungan yang keras memperbaiki & baru sporangium

http://translate.google.co.id/translate_t?hl=id&q=Ganoderma%20lucidum%20%20hidup%20di&um=1&ie=UTF-8&sa=N&tab=wT#en|id|

Called sporangium fungi or common molds

Includes molds & blights such as Rhizopus stolonifer (bread mold)

No septa in hyphae (coenocytic)

Asexual reproductive structure called sporangium & produces sporangiospores

Rhizoids anchor the mold, release digestive enzymes, & absorb food

Asexual reproductive structure called sporangium & produces sporangiospores

Sexual spore produced by conjugation when (+) hyphae & (-) fuse is called zygospore

Zygospores can endure harsh environments until conditions improve & new sporangium

Gambar di sebelah kanan, percaya atau tidak, menunjukkan salah satu yang paling umum jamur di dunia, yang Bread Mold jamur, Rhizopus stolonifer. Beberapa hari sebelum gambar diambil air tanpa sengaja seeped ke dalam paket cornmeal. Akhirnya ketika saya membuka paket, yang telah dimanja dan cornmeal permukaannya ditutupi dengan hal-hal yang muncul di atas dua pertiga dari gambar. Semakin rendah ketiga menunjukkan cornmeal kasar. Besarnya cornmeal granules menunjukkan bahwa gambar telah magnified alot.
ASEXUAL Reproduction
Gambar yang di sebelah kiri menunjukkan close-up dari asexually menerima Roti Mold jamur ditampilkan di atas. Hitam specks di atas dua pertiga dari gambar di atas adalah kecil sporangia (tunggal, sporangium), juga ditampilkan di bagian kiri, di atas mereka stemlike sporangiophores. Spores dari sporangia dirilis, seringkali harus dibawa pergi oleh angin. Jika mereka di tanah basah tempat mereka tumbuh untuk membentuk percabangan, putih, fuzzy stuff disebut hyphae. Semua dari jamur dari hyphae dianggap bersama-sama dikenal sebagai mycelium. Khusus strands of hyphae menghubungkan fungal badan dapat dipanggil stolons. Percabangan rhizoids berperilaku sebagai akar, yang anchoring jamur ke dalam substrat, melepaskannya pencernaan enzymes, dan menyerap nutrisi untuk jamur. Setelah jamur tumbuh dari hyphae awhile, bila kondisi yang tepat, baru muncul di sporangiophores mereka, bentuk dan spores baru dirilis, yang spores berkecambah, dan mengulangi seluruh siklus hidup, semua tanpa reproduksi seksual yang terjadi!

Menarik PUBLIKASI:

Keju biru dan hijau roti. (molds makanan): Sebuah artikel dari: Kedokteran Update [HTML] (Digital)

Sexual Reproduction
Mold jamur roti adalah anggota dari Zygomycota. Sebagai dengan anggota lain dari Zygomycota, dalam kondisi tertentu yang hyphae, yang datang positif dan negatif jenis perkawinan, berkumpul dan membentuk struktur seksual. Anda dapat melihat diagram ini tahap seksual di bagian Zygomycota kami Kinds of jamur halaman.

Percobaan
AWAS: Bread molds dapat menular! Orang dengan masalah bernapas atau melemah sistem kekebalan seharusnya tidak bermain-main dengan mereka. Gunakan sarung tangan dan jari-jari anda tidak pernah sodokan di telinga Anda jika Anda telah menyentuh sesuatu yang berhubungan dengan mereka atau anda bisa mendapatkan telinga jamur!
Jika Anda hanya ingin melihat bagaimana umum adalah cetakan roti, percobaan yang baik akan - terjadi di manapun Anda berada di seluruh dunia lebar - untuk sedikit membasahkan sebuah slice roti, roti sentuh ke atas meja atau apapun di sekitar anda , maka untuk dua atau tiga hari roti simpan di tempat yang agak panas tidak akan mengering, seperti kontainer kecil dimeteraikan, seperti tupperware, atau kantong plastik. I'll bet jamur yang tumbuh pada roti, dan mungkin ia akan cetakan roti jamur. Gunakan wholewheat roti jika Anda bisa, karena gizi dalam roti putih sangat miskin sehingga jamur dan yang lainnya tidak buruk di dalamnya.

Bila Anda berpikir jumlah roti mold spores yang harus ada di seluruh dunia untuk percobaan ini untuk bekerja, it's mind-boggling

http://translate.google.co.id/translate_t#

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.backyardnature.net/f/rhizopus.gif&imgrefurl=http://www.backyardnature.net/f/bredmold.htm&usg=__Ojr8dQdoyf6EVE3dFG-cU7tx3qE=&h=350&w=239&sz=8&hl=id&start=3&tbnid=PQkyloIHr14jxM:&tbnh=120&tbnw=82&prev=/images%3Fq%3DRhizopus%2Bstolonifer%26gbv%3D2%26hl%3Did%26sa%3DG

Tidak ada komentar:

Pengikut