Papan Buletin Blog Bhima

Bhima's Leaf

Kamis, 15 Juli 2010

Darah

Susunan Darah

Darah berbentuk cairan yang berwarna merah, agak kental dan lengket. Darah mengalir di seluruh tubuh kita, dan berhubungan langsung dengan sel-sel di dalam tubuh kita. Darah terbentuk dari beberapa unsur, yaitu plasma darah, sel darah merah, sel darah putih dam keping darah.

1. Plasma darah
Unsur ini merupakan komponen terbesar dalam darah, karena lebih dari separuh darah mengandung plasma darah. Hampir 90% bagian dari plasma darah adalah air. Plasma darah berfungsi untuk mengangkut sari makanan ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari sel ke tempat pembuangan. Fungsi lainnya adalah menghasilkan zat kekebalan tubuh terhadap penyakit atau zat antibodi.

2. Sel darah merah (Eritrosit)

Sel darah merah mengandung banyak haemoglobin. Darah berwarna merah sebab haemoglobin berwarna merah tua. Sel darah merah dihasilkan dilimpa atau kura, hati dan sumsum merah pada tulang pipih. Sel darah merah yang sudah mati dihancurkan di dalam hati.

3. Sel darah putih (Leukosit)

Sel darah putih bentuknya tidak tetap. Sel darah putih dibuat di sumsum merah, kura dan kelenjar limpa. Fungsinya untuk memberantas kuman-kuman penyakit.

4. Keping darah (Trombosit)

Bentuk keping darah tidak teratur dan tidak mempunyai inti. Diproduksi pada sumsum merah, serta berperan penting pada proses pembekuan darah.

Fungsi Darah

Fungsi darah dalam metabolisme tubuh kita antara lain sebagai alat pengangkut (pengedar), pengatur suhu tubuh dan pertahanan tubuh. Peredaran Oksigen pada tubuh :

1. Oksigen diedarkan ke seluruh tubuh oleh sel darah merah.

2. Darah yang dipompa dari bilik kanan jantung menuju paru-paru melepaskan CO2 dan mengambil O2 dibawa menuju serambi kiri.

3. O2 dari serambi kiri disalurkan ke bilik kiri

4. Dari bilik kiri O2 dibawa ke seluruh tubuh oleh sel darah merah untuk pembakaran (oksidasi)

5. Peredaran darah besar yaitu peredaran darah yang berasal dari jantung membawa oksigem dan sari makanan ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung membawa karbondioksida.

6. Peredaran darah kecil yaitu peredaran darah dari jantung membawa karbondioksida menuju paru-paru untuk dilepas dan mengambil oksigen dibawa ke jantung.

Jadi kesimpulannya, fungsi darah adalah :

  • Mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh tubuh
  • Mengedarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh
  • Mengangkut karbondioksida ke paru-paru
  • Mengedarkan hormon

Penyakit / Kelainan Darah

1. Anemia, yaitu penyakit karena kurangnya sel darah merah.

2. Leukimia, yaitu penyakit yang disebabkan oleh kelebihan produksi sel darah putih. Penyakit ini biasa disebut kanker darah.

3. Hemofilia, yaitu penyakit yang mengakibatkan darah sukar membeku. Jika si penderita mengalami luka ringan, dapat mengakibatkan pendarahan yang serius.

http://www.e-smartschool.com/PNU/003/PNU0030011.asp

Darah kita mengandung beberapa jenis sel yang terangkut di dalam cairan kuning yang disebut plasma darah. Plasma darah tersusun atas 90% air yang mengandung sari makanan, protein, hormon, dan endapan kotoran selain sel-sel darah.Ada tiga jenis sel darah, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Sel darah merah dan sel darah putih disebut juga korpuskel.

Sel Darah Merah

Sel darah merah berbentuk piringan pipih yang menyerupai donat. 45% darah tersusun atas sel darah merah yang dihasilkan di sumsum tulang. Dalam setiap 1 cm kubik darah terdapat 5,5 juta sel. Jumlah sel darah merah yang diproduksi setiap hari mencapai 200.000 biliun, rata-rata umurnya hanya 120 hari. Semakin tua semakin rapuh, kehilangan bentuk, dan ukurannya menyusut menjadi sepertiga ukuran mula-mula. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang kaya akan zat besi. Warnanya yang merah cerah disebabkan oleh oksigen yang diserap dari paru-paru. Pada saat darah mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan mengikat karbon dioksida.Sel darah merah yang tua akhirnya akan pecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian besar sel yang tua dihancurkan oleh limpa dan yang lolos dihancurkan oleh hati. Hati menyimpan kandungan zat besi dari hemoglobin yang kemudian diangkut oleh darah ke sumsum tulang untuk membentuk sel darah merah yang baru.Persediaan sel darah merah di dalam tubuh diperbarui setiap empat bulan sekali.

Sel Darah Putih

Sel darah putih jauh lebih besar daripada sel darah merah. Jumlahnya dalam setiap 1 cm kubik darah adalah 4.000 sampai 10.000 sel. Tidak seperti sel darah merah, sel darah putih memiliki inti (nukleus). Sebagian besar sel darah putih bisa bergerak di dalam aliran darah, membuatnya dapat melaksanakan tugas sebagai sistem ketahanan tubuh. Sel darah putih adalah bagian dari sistem ketahanan tubuh yang terpenting. Sel darah putih yang terbanyak adalah neutrofil (± 60%). Tugasnya adalah memerangi bakteri pembawa penyakit yang memasuki tubuh. Mula-mula bakteri dikepung, lalu butir-butir di dalam sel segera melepaskan zat kimia untuk menghancurkan dan mencegah bakteri berkembang biak.Sel darah putih mengandung ± 5% eosinofil. Fungsinya adalah memerangi bakteri, mengatur pelepasan zat kimia saat pertempuran, dan membuang sisa-sisa sel yang rusak.Basofil, yang menyususn 1% sel darah putih, melepaskan zat untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah di dalam pembuluhnya.20 sampai 30% kandungan sel darah putih adalah limfosit. Tugasnya adalah menghasilkan antibodi, suatu protein yang membantu tubuh memerangi penyakit.Monosit bertugas mengepung bakteri. Kira-kira ada 5 sampai 10% di dalam sel darah putih.Tubuh mengatur banyaknya sel darah putih yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan. Jika kita kehilangan darah, tubuh akan segera membentuk sel-sel darah untuk menggantinya. Jika kita mengalami infeksi, maka tubuh akan membentuk lebih banyak sel darah putih untuk memeranginya.

Diterbitkan di: : Agustus 29, 2008

http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1836318-komposisi-darah/

Sel-sel Darah Merah

Bentuknya seperti permen cinnamon, gambar di atas adalah jenis yang paling umum dari sel darah di tubuh manusia - sel darah merah (red blood cell-RBC). Tugasnya mengirim oksigen ke seluruh tubuh; seorang wanita mempunyai kira-kira 4 - 5 juta RBC per mikroliter (kubik milimeter) darah, sedangkan laki-laki mempunyai 5 - 6 juta RBC. Orang yang tinggal di dataran yang tinggi mempunyai lebih banyak RBC karena kadar oksigen di lingkungannya yang lebih rendah.

http://www.google.co.id/imgres?imgurl=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjy2_F9z3IDPXbFMnLq8UpnE3rH3MKwXQaRjU2_92J1DG5RW4fWNcQGdmb3XJL74dQhyphenhyphen9fzFNaLCcBokxF-sHeeEjFekqM7e5e6Nj9SNjEyIj3zBWphGf81bWS5b_JXDK6JtRdsDWHLtIqV/&imgrefurl=http://www.indoforum.org/showthread.php%3Ft%3D79273&h=469&w=640&sz=73&tbnid=dP5Y-HctF6NNiM:&tbnh=100&tbnw=137&prev=/images%3Fq%3Dsel%2Bdarah%2Bmerah&hl=id&usg=__0vWmFxsKgYBvgee2iiYuQmQ2Ws0=&ei=neVaSrreK476kAXBhcTUBQ&sa=X&oi=image_result&resnum=4&ct=image

Lembaran Informasi 121

Diperbarui 4 Januari 2009

Hitung Darah Lengkap

Logo AcrobatUnduh versi PDF

Hitung Darah Lengkap (HDL)

Tes laboratorium yang paling umum adalah hitung darah lengkap (HDL) atau complete blood count (CBC). Tes ini, yang juga sering disebut sebagai ‘hematologi’, memeriksa jenis sel dalam darah, termasuk sel darah merah, sel darah putih dan trombosit (platelet). Hasil tes menyebutkan jumlahnya dalam darah (misalnya jumlah sel per milimeter kubik) atau persentasenya. Tes laboratorium lain dibahas pada Lembaran Informasi (LI) 122 dan 123.Semua sel darah dibuat di sumsum tulang. Beberapa obat dan penyakit dapat merusak sumsum tulang sehingga menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah dan putih.Setiap laboratorium mempunyai ‘nilai rujukan’ untuk semua hasil tes. Biasanya, tes laboratorium akan memperlihatkan hasil tes yang berada di luar nilai normal. Untuk informasi lebih lanjut mengenai hasil tes laboratorium, lihat LI 120.Laporan hasil sering sulit ditafsirkan. Beberapa angka dilaporkan dengan satuan ‘x10.e3’ atau ‘x103’. Ini berarti jumlah yang dicatat harus dikalikan 1.000. Contohnya, bila hasil adalah 8,77 dengan unit ‘x10.e3’, jumlah sebenarnya adalah 8.770.

Tes Sel Darah Merah

Sel darah merah, yang juga disebut sebagai eritrosit, bertugas mengangkut oksigen dari paru ke seluruh tubuh. Fungsi ini dapat diukur melalui tiga macam tes. Hitung Sel Darah Merah (red blood cell count/RBC) yang menghitung jumlah total sel darah merah; hemoglobin (Hb) yaitu protein dalam sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen dari paru ke bagian tubuh lain; dan hematokrit (Ht atau HCT) yang mengukur persentase sel darah merah dalam seluruh volume darah.Orang yang tinggal di dataran tinggi umumnya mempunyai lebih banyak sel darah merah. Ini merupakan upaya tubuh mengatasi kekurangan oksigen.Eritrosit, Hb dan Ht yang sangat rendah menunjukkan adanya anemia, yaitu sel tidak mendapat cukup oksigen untuk berfungsi secara normal. Jika kita anemia, kita sering merasa lelah dan terlihat pucat. Tentang kelelahan, lihat LI 551 dan anemia, LI 552.Volume Eritrosit Rata-Rata (VER) atau mean corpuscular volume (MCV) mengukur besar rata-rata sel darah merah. VER yang kecil berarti ukuran sel darah merahnya lebih kecil dari ukuran normal. Biasanya hal ini disebabkan oleh kekurangan zat besi atau penyakit kronis. VER yang besar dapat disebabkan oleh obat antiretroviral (ARV), terutama AZT dan d4T. Ini tidak berbahaya. Namun VER yang besar menunjukkan adanya anemia megaloblastik, dengan sel darah merahnya besar dan berwarna muda. Biasanya hal ini disebabkan oleh kekurangan asam folat.Red Blood Cell Distribution Width (RDW) mengukur lebar sel darah merah. Hasil tes ini dapat membantu mendiagnosis jenis anemia dan kekurangan beberapa vitamin.Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER) atau mean corpuscular hemoglobin (MCH) dan Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (KHER) atau mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC atau CHCM) masing-masing mengukur jumlah dan kepekatan hemoglobin. HER dihitung dengan membagi hemoglobin total dengan jumlah sel darah merah total.Trombosit atau platelet berfungsi membantu menghentikan perdarahan dengan membentuk gumpalan dan keropeng. Jika trombosit kita kurang, kita mudah mengalami perdarahan atau memar. Orang HIV-positif kadang trombositnya rendah (disebut trombositopenia). Obat HIV dapat mengatasi keadaan ini. Trombosit tinggi biasanya tidak punya pengaruh besar pada kesehatan.

Tes Sel Darah Putih

Sel darah putih (disebut juga leukosit) membantu melawan infeksi dalam tubuh kita.Hitung Sel Darah Putih (white blood cell count/WBC) adalah jumlah total sel darah putih. Leukosit tinggi (hitung sel darah putih yang tinggi) artinya tubuh kita sedang melawan infeksi. Leukosit rendah artinya ada masalah dengan sumsum tulang. Leukosit rendah disebut leukopenia atau sitopenia yang berarti tubuh kurang mampu melawan infeksi.Neutrofil berfungsi melawan infeksi bakteri, dan dilaporkan sebagai persentase leukosit atau %NEUT. Biasa jumlahnya 55-70%. Jika neutrofil kita rendah (disebut neutropenia), kita lebih mudah terkena infeksi bakteri. Penyakit HIV lanjut, obat HIV seperti gansiklovir(untuk mengatasi virus sitomegalo, lihat LI 501) dan AZT (semacam ARV; lihat LI 420) dapat menyebabkan neutropenia.Ada dua jenis utama limfosit: sel-B untuk membuat antibodi, protein khusus yang menyerang kuman; dan sel-T untuk menyerang dan membunuh kuman, serta membantu mengatur sistem kekebalan tubuh. Salah satu jenis sel-T adalah sel CD4, yang tertular dan dibunuh oleh HIV (lihat LI 124). Jumlah limfosit umumnya 20-40% leukosit. Hitung darah lengkap tidak termasuk tes CD4. Tes CD4 ini harus diminta sebagai tambahan. Hasil hitung darah lengkap tetap dibutuhkan untuk menghitung jumlah CD4, sehingga dua tes ini umumnya dilakukan sekaligus.Monosit atau makrofag diukur sebagai persentase leukosit (%MONO) dan biasanya 2-8%. Sel ini melawan infeksi dengan ‘memakan’ kuman dan memberi tahu sistem kekebalan tubuh mengenai kuman apa yang ditemukan. Monosit beredar dalam darah. Bila monosit ada di jaringan tubuh, mereka disebut makrofag. Jumlah monosit yang tinggi menunjukkan adanya infeksi bakteri.Eosinofil (%EOS) biasanya 1-3% leukosit. Sel ini terlibat dengan alergi dan tanggapan terhadap parasit. Kadang kala penyakit HIV dapat menyebabkan jumlah eosinofil yang tinggi. Jumlah yang tinggi, terutama jika kita diare, kentut, atau perut kembung, mungkin menandai keberadaan parasit.Fungsi basofil (%BASO) tidak begitu dipahami, namun sel ini terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang, misalnya asma atau alergi kulit. Sel ini jumlahnya kurang dari 1% leukosit.Persentase limfosit (%LYMP) mengukur lima jenis sel darah putih: neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil dan basofil, dalam bentuk persentase leukosit. Untuk memperoleh limfosit total, nilai ini dikalikan dengan leukosit. Misalnya, bila limfosit 30,2% dan leukosit 8.770, limfosit totalnya adalah 0,302 x 8.770 = 2.648.Laju Endap Darah (LED) atau Sed Rate dianggap sebagai bagian dari Tes Kimia Darah dan oleh karena itu, dibahas pada LI 122.Diperbarui 4 Januari 2008 berdasarkan FS 121 The AIDS Infonet 17 Mei 2008

http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=121

Sel Darah Putih

Written by mayhoneys

Friday, 05 September 2008 06:47

Bergranulla

a. Neutrophil,

Berfungsi membantu melindungi tubuh melawan infeksi bakteri dan jamur dan mencerna benda asing sisa-sisa peradangan. Diameternya antara 12-15 µm. Jumlahnya sekitar 50 - 70 % dari total sel darah putih. Merupakan salah satu jenis sel darah putih yang bergranulla, dimana granullanya berwarna merah namun hanya sedikit diseluruh sitoplasma, dengan jumlah nukleus terdiri dari tiga lobe atau lebih dimana masig-masing lobe hanya dihubungkan oleh filament sehingga terlihat seperti terpisah.

b. Eosinophil,

Berfungsi membunuh parasit, merusak selsel kanker dan berperan dalam respon alergi.Jumlah eosinophil dalam sel darah putih yaitu sekitar 2 - 4 %, dimana diameternya sama dengan diameter neutrophil yaitu 12 - 15 µm. Jumlah nukleusnya terdiri dari dua lobe yang keduanya juga terhubung oleh filament. Granulla eosinophil berwarna merah kekuningan, dalam sitoplasma jumlahnya sedikit sehingga nucleus masih dapat dilihat jelas.

c. Basophil,

Fungsinya berperan dalam respon alergi. Diameter basophil lebih kecil dari neutrophil dan basophil yaitu sekitar 9-10 µm. Jumlahnya 1% dari total sel darah putih. Granullanya berwarna merah kebiruan dalam sel jumlahnya sangat banyak hampir menutupi semua sel, sehingga nucleus yang jumlah lobe dua dan terhubung oleh filament tidak dapat dilihat jelas.

Tak Bergranulla

a. Monocytes,

Berfungsi mencerna sel-sel yang mati atau yang rusak dan memberikan perlawanan imunologis terhadap berbagai organisme penyebab infeksi. Nuleusnya terdiri dari dua lobe yang menyatu. Jumlah monocytes sekitar 3 - 8 % dalam sel darah putih dengan diameter antara 16-20 µm.

b. Lymphocytes,

Fungsinya memberikan perlindungan terhadap infeksi virus dan bisa menemukan dan merusak beberapa sel kanker dan membentuk sel-sel yang menghasilkan antibodi atau sel plasma. Nukleusnya berbentuk bulat hamper memenuhi sel atau dengan kata lain hanya ada satu lobe. Jumlahnya sekitar 20-40% dalam sel darah putih, dengan diameter 8-10 µm.

http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=15%3Apemrosesan-sinyal&id=138%3Asel-darah-putih&option=com_content&Itemid=15

Apa Fungsi Sel Darah Putih?

Tiap hari kita menghirup udara dan memegang berbagai benda. Oleh karena itu, bagaimanapun juga kita akan selalu berinteraksi dengan bakteri. Seperti diketahui, begitu ada kesempatan maka bakteri akan menyelinap masuk ke dalam darah, kemudian berkembang biak dan mengeluarkan toksin (racun) yang dapat merusak kualitas darah. Kalau memang demikian, apakah itu berarti bahwa setiap hari ada kemungkinan bagi individu untuk menderita suatu penyakit, karena aktivitas keseharian yang dilakukan individu? Jangan cemas dulu. Ternyata, kenyataan tidak menunjukkan hal demikian. Bagaimanapun juga hanya sedikit sekali orang yang dalam setahun sakit secara terus-menerus. Mengapa bisa demikian? Karena dalam darah manusia terdapat suatu pasukan tempur yang berjumlah sangat besar yang tak henti-hentinya bertempur dan memberantas bakteri.Pasukan tempur itu tidak lain adalah sel darah putih yang juga dikenal dengan sebutan leukosit. Jumlah sel darah putih dan trombosit ternyata hanyalah 0,5% dari jumlah total darah dalam tubuh manusia. Dalam setiap milimeterkubik darah normal, terdapat 5 – 10 ribu sel darah putih. Berlainan dengan sel darah merah, sel darah putih tidak mempunyai bentuk yang tetap. Hal ini dikarenakan sel darah putih perlu selalu berubah bentuk untuk memudahkannya bertempur melawan bakteri.Luka yang kita peroleh akibat kulit tergores benda tajam atau tenggorokan yang tergores duri ikan merupakan media yang paling tepat bagi masuk dan berkembangnya bakteri di dalam tubuh. Karenanya, bagian tubuh yang terluka merupakan tempat berkumpulnya sel darah putih. Sel darah putih akan mengepung dan memakan bakteri yang menempel pada luka tersebut hingga tuntas. Seringkali juga pada bagian tubuh yang luka tampak merah membengkak dan merasa panas sebagai akibat berkobarnya pertempuran sengit antara sel darah putih melawan bakteri. Bagian yang memerah dan membengkak itu adalah medan pertempuran, sedangkan nanah yang terdapat di sana tak lain adalah mayat sel darah putih dan bakteri yang gugur. Bila pertempuran itu dimenangkan oleh sel darah putih, maka bengkak merah tadi akan segera menghilang dan luka juga akan segera membaik. Akan tetapi, jika sel darah putih mendapatkan perlawanan yang sangat gigih dari bakteri sehingga tidak mampu mengalahkannya dengan cepat, maka bakteri itupun akan berkembang biak dan kita akan menjadi sakit. Pada saat seperti inilah kita membutuhkan bantuan dari luar, terutama obat-obatan agar segera dapat membasmi bakteri tersebut. Ada kalanya bakteri tidak masuk ke dalam pembuluh darah, namun hidup menumpang di selaput bagian dalam lambung, paru-paru, usus, ataupun organ tubuh lainnya. Dalam keadaan seperti itu, sel darah putih dapat berubah menjadi sangat lembut dan merembes ke luar dari pembuluh darah untuk mengepung bakteri dan membasminya hingga tuntas.Fungsi sel darah yang demikian inilah yang menyebabkan para ahli kedokteran menjulukinya sebagai “Sel Pemberantas Bakteri”.

Diterbitkan di: : Agustus 27, 2008

http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1835870-apa-fungsi-sel-darah-putih/

Biologi Darah

DEFINISI
Darah merupakan gabungan dari cairan, sel-sel dan partikel yang menyerupai sel, yang mengalir dalam arteri, kapiler dan vena; yang mengirimkan oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan dan membawa karbon dioksida dan hasil limbah lainnya.


KOMPONEN CAIRAN.

Lebih dari separuh bagian dari darah merupakan cairan (plasma), yang sebagian besar mengandung garam-garam terlarut dan protein.
Protein utama dalam plasma adalah albumin.
Protein lainnya adalah antibodi (imunoglobulin) dan protein pembekuan.

Plasma juga mengandung hormon-hormon, elektrolit, lemak, gula, mineral dan vitamin.

Selain menyalurkan sel-sel darah, plasma juga:
- merupakan cadangan air untuk tubuh
- mencegah mengkerutnya dan tersumbatnya pembuluh darah
- membantu mempertahankan tekanan darah dan sirkulasi ke seluruh tubuh.
Bahkan yang lebih penting, antibodi dalam plasma melindungi tubuh melawan bahan-bahan asing (misalnya virus, bakteri, jamur dan sel-sel kanker), ketika protein pembekuan mengendalikan perdarahan.

Selain menyalurkan hormon dan mengatur efeknya, plasma juga mendinginkan dan menghangatkan tubuh sesuai dengan kebutuhan.


KOMPONEN SEL.

1. Sel darah merah (eritrosit).
Merupakan sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel lainnya, dalam keadaan normal mencapai hampir separuh dari volume darah.
Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh.
Oksigen dipakai untuk membentuk energi bagi sel-sel, dengan bahan limbah berupa karbon dioksida, yang akan diangkut oleh sel darah merah dari jaringan dan kembali ke paru-paru.

2. Sel darah putih (leukosit.
Jumlahnya lebih sedikit, dengan perbandingan sekitar 1 sel darah putih untuk setiap 660 sel darah merah.
Terdapat 5 jenis utama dari sel darah putih yang bekerja sama untuk membangun mekanisme utama tubuh dalam melawan infeksi, termasuk menghasilkan antibodi.
- Neutrofil, juga disebut granulosit karena berisi enzim yang mengandung granul-granul, jumlahnya paling banyak.
Neutrofil membantu melindungi tubuh melawan infeksi bakteri dan jamur dan mencerna benda asing sisa-sisa peradangan.
Ada 2 jenis neutrofil, yaitu neutrofil berbentuk pita (imatur, belum matang) dan neutrofil bersegmen (matur, matang).
- Limfosit memiliki 2 jenis utama, yaitu limfosit T (memberikan perlindungan terhadap infeksi virus dan bisa menemukan dan merusak beberapa sel kanker) dan limfosit B (membentuk sel-sel yang menghasilkan antibodi atau sel plasma).
- Monosit mencerna sel-sel yang mati atau yang rusak dan memberikan perlawanan imunologis terhadap berbagai organisme penyebab infeksi.
- Eosinofil membunuh parasit, merusak sel-sel kanker dan berperan dalam respon alergi.
- Basofil juga berperan dalam respon alergi.

3. Platelet (trombosit).
Merupakan paritikel yang menyerupai sel, dengan ukuran lebih kecil daripada sel darah merah atau sel darah putih.
Sebagai bagian dari mekanisme perlindungan darah untuk menghentikan perdarahan, trombosit berkumpul dapa daerah yang mengalami perdarahan dan mengalami pengaktivan.
Setelah mengalami pengaktivan, trombosit akan melekat satu sama lain dan menggumpal untuk membentuk sumbatan yang membantu menutup pembuluh darah dan menghentikan perdarahan.
Pada saat yang sama, trombosit melepaskan bahan yang membantu mempermudah pembekuan.


Sel darah merah cenderung untuk mengalir dengan lancar dalam pembuluh darah, tetapi tidak demikian halnya dengan sel darah putih.
Banyak sel darah putih yang menempel pada dinding pembuluh darah atau bahkan menembus dinding untuk masuk ke jaringan yang lain.

Jika sel darah putih sampai ke daerah yang mengalami infeksi atau masalah lainnya, mereka melepaskan bahan-bahan yang akan lebih banyak menarik sel darah putih.
Fungsi sel darah putih adalah seperti tentara, menyebar di seluruh tubuh, tetapi siap untuk dikumpulkan dan melawan berbagai organisme yang masuk ke dalam tubuh.

Sel darah



Pendahuluan

Sel tumbuhan dibatasi oleh dua lapis pembatas yang sangat berbeda komposisi dan

strukturnya. Lapisan terluar adalah dinding sel yang tersusun atas selulosa, lignin, dan

polisakarida lain. Dinding sel memberikan kekakuan dan memberi bentuk sel tumbuhan.

Pada beberapa bagian, dinding sel tumbuhan terdapat lubang yang berfungsi sebagai

saluran antara satu sel dengan sel lainnya. Lubang ini disebut plasmodesmata,

berdiameter sekitar 60 nm, sehingga dapat dilalui oleh molekul dengan berat molekul

sekitar 1000 Dalton. Lapisan dalam sel tumbuhan adalah membran sel. Membran sel

terdiri atas dua lapis molekul fosfolipid. Bagian ekor dengan asam lemak yang bersifat

hidrofobik (non polar), kedua lapis molekul tersebut saling berorientasi kedalam,

sedangkan bagian kepala bersifat hidrofilik (polar), mengarah ke lingkungan yang berair.

Komponen protein terletak pada membran dengan posisi yang berbeda-beda. Beberapa

protein terletak periferal, sedangkan yang lain tertanam integral dalam lapis ganda

fosfolipid. Membran seperti ini juga terdapat pada berbagai organel di dalam sel, seperti

vakuola, mitokondria, dan kloroplas.

Komposisi lipid dan protein penyusun membran bervariasi, bergantung pada jenis dan

fungsi membran itu sendiri. Namun demikian membran mempunyai ciri-ciri yang sama,

yaitu bersifat selektif permeabel terhadap molekul-molekul. Air, gas, dan molekul kecil

hidrofobik secara bebas dapat melewati membran secara difusi sederhana. Ion dan

molekul polar yang tidak bermuatan harus dibantu oleh protein permease spesifik untuk

dapat diangkut melalui membran dengan proses yang disebut difusi terbantu (fasilitated

diffusion). Kedua cara pengangkutan ini disebut transpor pasif. Untuk mengangkut ion

dan molekul dalam arah yang melawan gradien konsentrasi, suatu proses transpor aktif

harus diterapkan. Dalam hal ini protein aktifnya memerlukan energi berupa ATP, ataupun

juga digunakan cara couple lewat proses antiport dan symport.


Page 2

Permeabilitas membran tergantung pada fluiditas inti hidrofobik membran dan aktivitas

protein pengangkutnya. Oleh karena itu, keadaan lingkungan yang dapat mengganggu

keduanya akan mempengaruhi permeabilitas membran terhadap suatu solut

http://74.125.153.132/search?q=cache:MAKQgSBMyU0J:bima.ipb.ac.id/~tpb-ipb/materi/prak_biologi/PERMEABILITAS%2520MEMBRAN%2520SEL.pdf+permeabilitas+membran&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id

Difusi adalah pergerakan atau perpindahan molekul terlarut dari konsentrasi larutan tinggi (hipertonis) menuju konsentrasi rendah (hipotonis) baik melalui atau tanpa melalui membran. Osmosis adalah pergerakan atau perpindahan molekul pelarut (air) dari konsentrasi rendah (hipotonis) menuju konsentrasi tinggi (hipotonis). Ingat yang bergerak adalah molekul pelarutnya yang bertujuan untuk meniadakan gradien konsentrasi seperti halnya yang terjadi pada difusi juga bertjuan untuk meniadakan gradien konsentrasi. Dengan kata lain kondisi akhir proses difusi maupun osmosis adalah sama-sama menuju keadaan isotonis. Dengan demikian tidak ada yang dapat dipertentangkan antara difusi dengan osmosis.

http://bowo.staff.fkip.uns.ac.id/2008/09/19/miskonsepsi-biologi-dalam-pembelajaran-kita/

Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida.

http://id.wikipedia.org/wiki/Difusi

Osmosis adalah difusi air melalui membran semi‐permeabel, dari larutan yang banyak

air ke larutan yang sedikit air. Definisi paling sederhananya adalah difusi air melalui

membran semi‐permeabel (permeabel hanya kepada pelarut, tidak kepada terlarut).

Osmosis melepaskan energi, dan bias melakukan kerja, sebagaimana akar pohon yang

bias membelah batu.

Pelarut (dalam banyak kasus adalah air) bergerak dari larutan berkonsentrasi lebih

rendah (hipotonik) ke larutan berkonsentrasi lebih tinggai (hipertonik) yang bertujuan

menyamakan konsentrasi kedua larutan. Efek ini dapat dilihat dari bertambahnya

tekanan pada larutan hipertonik relatif terhadap larutan hipotonik. Sehingga tekanan

osmotik didefinisikan sebagai tekanan yang diperlukan untuk menjaga kesetimbangan,

dengan tidak adanya aliran pelarut. Tekanan osmotik merupakan properti koligatif, yaitu

properti yang gayut terhadap konsentrasi molar zat terlarut dan bukan terhadap jenis

zatnya.

Osmosis merupakan fenomena yang penting di dalam sistem biologis karena

kebanyakan membran biologis bersifat semipermeabel. Secara umum, membran‐

membran tersebut tidak permeable terhadap bahan organik dengan molekul besar,

seperti polisakarida, akan tetapi permeabel terhadap air dan zat‐zat kecil dan tidak

bermuatan. Permeabilitas juga gayut terhadap properti kelarutan, muatan atau sifat

kimiawi serta ukuran zat terlarut. Molekul air, misalnya, dapat bergerak melewati

dinding sel, tonoplast (vakuola) atau protoplast dengan dua cara, yaitu dengan berdifusi

melalui lapisan ganda fosfolipida secara langsung, atau melalui aquaporin (protein

transmembran kecil yang memfasilitasi difusi dan membentuk kanal ion). Osmosis

memberikan cara yang mudah bagi transpor air keluar atau masuk sel. Tekanan turgor

sel dijaga dengan osmosis pada membran sel, antara bagian dalam sel dan lingkungan

luarnya yang relative lebih hipotonik

Osmosis adalah difusi air melalui membran semi‐permeabel, dari larutan yang banyak

air ke larutan yang sedikit air. Definisi paling sederhananya adalah difusi air melalui

membran semi‐permeabel (permeabel hanya kepada pelarut, tidak kepada terlarut).

Osmosis melepaskan energi, dan bias melakukan kerja, sebagaimana akar pohon yang

bias membelah batu.

Pelarut atau solvent (dalam banyak kasus adalah air) bergerak dari larutan

berkonsentrasi lebih rendah (hipotonik) ke larutan berkonsentrasi lebih tinggai

(hipertonik) yang bertujuan menyamakan konsentrasi kedua larutan. Efek ini dapat

dilihat dari bertambahnya tekanan pada larutan hipertonik relatif terhadap larutan

hipotonik. Sehingga tekanan osmotik didefinisikan sebagai tekanan yang diperlukan

untuk menjaga kesetimbangan, dengan tidak adanya aliran pelarut. Tekanan osmotik

merupakan properti koligatif, yaitu properti yang gayut terhadap konsentrasi molar zat

terlarut (solute) dan bukan terhadap jenis zatnya.

Osmosis merupakan fenomena yang penting di dalam sistem biologis karena

kebanyakan membran biologis bersifat semipermeabel. Secara umum, membran‐

membran tersebut tidak permeable terhadap bahan organik dengan molekul besar,

seperti polisakarida, akan tetapi permeabel terhadap air dan zat‐zat kecil dan tidak

bermuatan. Permeabilitas juga gayut terhadap properti kelarutan, muatan atau sifat

kimiawi serta ukuran zat terlarut. Molekul air, misalnya, dapat bergerak melewati

dinding sel, tonoplast (vakuola) atau protoplast dengan dua cara, yaitu dengan berdifusi

melalui lapisan ganda fosfolipida secara langsung, atau melalui aquaporin (protein

transmembran kecil yang memfasilitasi difusi dan membentuk kanal ion). Osmosis

memberikan cara yang mudah bagi transpor air keluar atau masuk sel. Tekanan turgor

(a)

(b)


Page 4

4

sel dijaga dengan osmosis pada membran sel, antara bagian dalam sel dan lingkungan

luarnya yang relative lebih hipotonik.

Tujuan

Percobaan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada mahasiswa akan fenomena

osmosis yang terjadi di dalam sistem biologis.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang diperlukan di dalam percobaan ini adalah:

- Sebuah bejana osmosis

- Air

- Sirup berwarna

- Usus halus binatang (ayam, kambing atau sapi)

- 2 buah gelas beaker

Prosedur Percobaan:

1. Pasang usus halus binatang yang telah disediakan pada tempatnya. Yakinkan bahwa

usus tidak sobek dan tidak ada lubang.

2. Isi tabung A pada bejana percobaan dengan air, dan tabung B dengan sirup.

3. dengan air setengah penuh dan letakan di atas meja. Buat label untuk masing‐

masing gelas, masing‐masing berbunyi "Air murni ", "Air garam" dan "Air gula."

Masukkan ke dalam gelas yang berlabel “Air garam” dengan garam dan aduk.

Tambahkan garam sedikit demi sedikit sambil tetap diaduk sampai tidak ada lagi

garam yang bisa larut. Lakukan hal yang sama untuk gelas berlabel “Air gula” dengan

diisi gula.

4. Iris bagian tengah kentang tipis‐tipis (tebal kira‐kira 5 mm) sebanyak tiga iris.

Semakin tipis semakin baik. Masukkan satu iris kentang ke dalam setiap gelas.

Biarkan selama kurang lebih 30 menit.

5. Setelah 30 menit,

6. Keluarkan irisan kentang dari gelas berlabel ”Air gula” dan amati. Apa yang ada

lihat? Deskripsikan. Kembalikan.

7. Cuci tangan Anda, kemudian keluarkan irisan kentang dari gelas berlabel ”Air murni”

dan amati. Apa yang ada lihat? Deskripsikan. Kembalikan.

http://74.125.153.132/search?q=cache:50ieatGmPiAJ:fisika.brawijaya.ac.id/imgnews/file/lab-biofisika/Percobaan%25202%2520Osmosis.pdf+difusi%2Bosmosis&cd=5&hl=id&ct=clnk&gl=id

Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.

Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel.

http://id.wikipedia.org/wiki/Osmosis

BAB II

MEMBRAN PLASMA

Kompetensi dasar

Mendeskripsikan struktur dan fungsi selaput plasma.

Deskripsi

Pada bab ini akan dipelajari menegenai strutur dan fungsi membran plasma. Membran plasma utamanya disusun oleh lemak berbentuk lipid bilayer. Selain lemak, komponen penyusun membran plasma adalah protein dan karbohidrat dengan komposisi bergantung kepada jenis sel dan jenis spesies. Membran plasma berfungsi sebagai barier semipermeabel terhadapa berbagai macam molekul.

PENDAHULUAN

Membran sel berfungsi sebagai barier semipermeabel yang memungkinkan molekul yang berukuran kecil dapat keluar masuk ke dalam sel. Hasil pengamatan mikroskop elektron terhadap membran sel menunjukkan bahwa memberan sel merupakan lipid bilayer. (disebut sebagai fluid-mosaic model). Molekul penyusun utama adalah fosfolipid, yang terdiri dari bagian kepala yang polar (hidrofilik) dan dua ekor nonpolar (hidrofobik). Fosfolipid ini tersusun atas bagian nonpolar membentuk daerah hidrofobik yang diapit oleh daerah kepela yang pada bagian dalam dan luar membran. Membran ini diketahui dengan menggunakan mikroskop elektron

MEMBRAN SEL.

Kolesterol merupakan komponen penting dari membran sel yang tertanam pada area hidrofobik pada bagian ekor. Pada sebagaian besar bakteri membran sel tidak mengandung kolesterol. Protein tersuspensi pada bagian membran sebelah dalam. Protein ini berfungsi sebagai tempat pertukaran molekul ke dalam dan keluar sel. Protein integral ini biasa disebut dengan ”gateway proteins”. Permukaan luar membran kaya dengan glikolipid di mana karbohidrat ini berikatan dengan protein integral dan diduga berfungsi dalam pengenalan sel..

KOMPISISI KIMIA MEMBRAN SEL

Semua membran disusun dari lemak dan protein di mana setiap komponen diikat oleh ikanan nonkovalen. Selain lemak dan protein, membran sel juga mengandung karbohidrat. Rasio antara lemak dan protein bervariasi bergantung tipe membran seluler misalanya antara membran pkasma dan retikulum endoplasma atau pun tipe organisme misalnya antara prokariot dan eukariot. Sebagai membran mitokondria memiliki rasio protein/lemak yang tinggi dibandingkan membran plasma pada sel darah merah.

Lemak

Membran bersifat amfipatik yaitu mengandung daerah hidrofilik dan hidrofopik. Sebagian besar membran mengandung fosfat. Komponen lemak lain adalah kolesterol di mana pada hewan tertentu dapan mencapai 50% dari molekul lemak yang terdapat pada membran plasma. Kolesterol tidak terdapat pada sebagai besar membran plasma tubuhan dan bakteri.

Lipida yang terdapat pada selaput dapat diekstrak dengan kloroform, eter dan benzene. Dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dan kromatografi gas, dapat diketahui komposisi lipida pada selaput sel. Lipida yang selalu dijumpai adalah fosfolipid, sfingolipid, glikolipid dan sterol. Kolesterol merupakan lipida terbanyak yang menyusun selaput sel.

Karbohidrat

Membran plasma pada eukariot memiliki karbohidart yang terikat secara kovalen dengan protein dan lemak. Komponen karbohidrat dari memran plasma berjumlah sekitar 2 – 10% dari total berat membran plasma, bergantung kepada spesies dan tipe sel. Sebagai contoh membran plasma sel darah merah memiliki 52% protein, 40% lemak dan 8 % karbohidrat. Dari 8% tersebut, 7 % berikatan dengan lemak membentuk glikolipid dan 93% berikatan dengan protein membentuk glikoprotei

Gambar 2.2 Komponen penyusun membran sel\

Selaput plasma merupakan selaput yang asimetris, molekul-molekul lipida pada bagian luar selaput berbeda dengan lipida pada selaput bagian dalam. Demikian pula polipeptida yang tersebut pada kedua lembaran lipid bilayer juga berbeda. Penyabaran karbohidrat juga asimetris. Rantai-rantai molekul dari sebagian besar glikolipid, glikoprotein dan dan proteo glikan pada selpaut plasma tidak pernah berada pada permukaan sitosolik.

Protein

Bergantung pada tipe sel dan organel tertentu dalam sel, membran memiliki 12 sampai lebih dari 50 macam protein berbeda. Protein ini tidak disusun secara acak tetapi setiap lokasi dan orientasinya disusun pada posisi relatif tertentu pada lipid bilayer. Protein pada membran tidak simetris yakni bagian luar membran dan bagian dalam membran tersusun berbeda. Posisi seperti ini memungkinkan membran sebelah luar beriteraksi dengan dengan ligan sektraseluer seperti hormon dan faktor pertumbuhan sedangkan bagian dalam dapat berinteraksi dengan molekul sitoplasma seperti protein G atau protein kinase.

Protein membran dapat diklasifikasi menjadi tiga kelas berdasarkan hubungan (posisi) pada lipid bilayer, yaitu:

1. Protein integral

Protein integral adalah protein yang berpenetrasi kedalam lipid bilayer. Protein ini dapat menembus membran sehingga memiliki domain pada sisi ekstra seluler dan sitoplasmik dari membran.

2. Protein perifer

Seluruhnya berlokasi dibagian luar dari lipid bilayer, baik itu di permukaan sebelah ekstraseluler maupun sitoplasmik dan berhubungan dengan membran malalui ikatan non kovalen.

3. Lipid anchor protein

Terdapat disebelah luar lipid bilayer tetapi berikatan secara kovalen dengan molekul lemak yang terdapat pada lipid bilayer.

Protein membran plasma memiliki fungsi yang sangat luas antara lain sebagai protein pembawa (carrier) senyawa melalui membran sel, penerima isyarat (signal) hormaonal dan meneruskan isyarat tersebut ke bagian sel sendiri atau sel lainnya. Protein selaput plasma juga berfungsi sebagai pengikat komponen sitoskeleton dengan senyawa-senyawa ekstraseluler. Protein-protein permukaan luar memberikan cirri individual sel dan macam protein dapat berubah sesuia dengan diferensiasi sel. Protein-protein pada membran sel banyak juga yang berfungsi sebagai enzim terutama yang terdapat pada selaput mitokondria, retikulum endoplasma dan kloroplas. Sebagai contoh, senyawa-senyawa fosfolipid membran plasma disintesis oleh enzim-enzim yang terdapat pada membran retikulum endoplasma.

Protein penyusun membran plasma dapat diekstrak dengan menggunakan SDA, Triton-X100, urea, N-butanol atau EDTA sebagai pelarut. Setelah larut protein-protein membran plasma dapat dipisahkan satu sama lain dengan menggunakan teknik eletroforesis atau kromatografi.

Protein membran sel memiliki kemampuan bergerak, sehingga dapat berpidah tempat. Perpindahan berlangsung ke arah lateral dengan jalan difusi. Namun tidak semu protein mampu berpindah tempat. Beberapa jenis protein integral tertahan dalam selaput oleh anyaman molekul-molekul protein yang berada tepat di bawah permukaan dalam selaput plasma. Anyaman ini berhubungan dengan sitoskelet atau rangka sel.

Struktur fisiko-kima protein selaput sel kurang diketahui, mengingat bahwa bentuknya sangat bervariasi. Berdasarkan kajian mikroskopis dan teknik freeze fracture diketahui bahwa protein dalam selaput sel berbentuk globular.

PERKEMBANGAN MODEL MEMBRAN PLASMA

Penrnyataan tentang adanya lapisan yang mengelilingi suatu sel pertama kali dikemukakan oleh Overton (1899). Overton menyatakan bahwa sifat osmosis hkash dari protoplasma yang berlandaskan pada mekanisme kelrutan selektif. Senyawa hidrofobik dapat masuk ke dalam sel lebih cepat dari pada senyya hidrofilik. Hal ini menurutnya disebabkan adanya lapisan lipida yang menyebabkan zat-zat hidrofobik lebih mudah larut. Overton menduga bahwa lapisan itu mengandung kolesterol, lesitin dan minyak lemak.

Penelitian yang dilakukan oleh Gorter dan Grendel (1925) tentang organisasi lipid di selaput eritrosit menyimpulkan bahwa selaput eritrosit terdiri dari dua lapisan molekul lipid di mana satu bagian polar mengarah ke sitoplasma dan yang lainnya mengarah ke lingkungan tempat sel.

Gambar 2.3 Selaput plasma menurut Gorter dan Grendel (1925)

Danielli dan Harvey (1935) menyatakan bahwa di dalam sel, tetes minyak dan lipid, permukaannya terikat oleh lapisan lipid dan protein yang tersusun dalam suatu organisasi yang rapi. Molekul protein mengarah ke sitoplasma dan sekaligus berkaitan dengan bagian plar lapisan lipid. Bagian non polar lipid mengarah ke tetes minyak.

Gambar 2.4 Selaput plasma menurut Danielli dan Harvey

Pada tahun yang sama Danielle dan Davson menyatakan bahwa selaput plasma terdiri dari dua lapisan ganda lipid protein. Lapisan satu mengarah ke sitoplasma dan yang lainnya mengarah ke tempat sel

Gambar 2.5 selaput plasma menurut Danielli dan Davson

Pada awal tahun 1950, Danielli melakukan modifikasi terhadap model Danielli-Davson berdasarkan pada pengamatan yang dilakuakn dengan mikroskop polarisasi. Hasil pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa pada permukaan polar lipida terdapat lapisan polipeptida sebagai ganti molekul globuler. Sealin itu, pada bagian luar selaput sel terikat molekul glikoprotein dan pada selaput sel terdapat pula pori.

Di akhir tahun 1950, Robertson dengan menggunakan mikroskop elektron, mengemukakan bahwa membran sel terdiri tiga lapisa gelap terang dengan ukuran masing-masing 20 Ã… - 35 Ã… – 20 Ã…, sehingga seluruh membran berukuran 75 Ã…. Selaput ini dikenal dengan unit membran.

Penemuan robertson ini menimbulkan banyak perdebatan, antara lain peranan selaput sel, kadar fosfolipid dan perbandingan lipo-protein sangat bervariasi. Pernyataan yang tidak terbantah adalah bahwa selaput sel terdiri dari dua lapis lipida.

Saat ini model yang diterima adalah model Singer dan Nicholson yang dikenal dengan model mosaik cairan. Berdasarkan model ini, selaput sel terdiri dari laisan lipida ganda yang diseling oleh protein. Beberapa protein terikat adapermukaan poar lipida, disebut dengan protein perifer atau ekstrinsik dan beberapa lainnya menembus lapisan lipida serta yang lain lagi terentang pada selaput dari luar sitoplasma. Protein-protein ini disebut dengan protein integral atau intrinsik. Protein perifer dan bagian rotein integral yang berada di luar, biasanya berikatan dengan molekul gula membentuk glikoprotein. Model ini sangat didukung dengan hasil freeze fracture.

FUNGSI MEMBRAN SEL

1. Kompartementalisasi

Membran plasma membagi protoplasma menjadi beberapa kompartemen (ruangan). Membran sel membungkus seluruh protoplasma. Membran inti memisahkan nukleoplasma dengan dari stoplasma. Selain itu selaput plasma membagi sitoplasma menjadi beberapa kompartemen yang disebut dengan organel. Adanya selaput ini pembatas ini sangat penting karena memungkinkan kegiatan setiap kompartemen dapat berlangsung tanpa gangguan dari kompatemen lain namun tetap dapat bekerja sama.

2. Barier selektif permeabel

Membran sel mencegah pertukaran materi secara bebas dari satu sisi ke sisi lain pada saat bersamaan. Membran plasma harus menjamin pertukaran molekul antara bagian lur dan dalam pada saat yang tepat.

3. Transport molekul

Membran plasma mengandung mesin transpor molekul dari satu sisi ke sisi lain yang mencegah molekul dengan konsentrasi rendah masuk ke dalam sel daerah yang memeiliki konsentrasi tinggi. Mesin ini memungkinkan sel mengakumulasi molekul tertentu dalam konsentari yang lebih tinggi di bandingkan di sebelah luar.

4. Penghantaran signal

Membran plasma memainkan peran penting dalam respon sel terhadap signal. Proses itu disebut dengan penghantaran signal. Membran sel memiliki resptor yang berkombinasi dengan molekul tertentu (ligan). Setiap sel berbeda memiliki reseptor berbeda, yang mampu mengenali dan berespon terhadap ligan pada lingkungan berbeda.

5. Interaksi interseluler

Membran sel memperantarai interaksi antar sel pada organisme multiseluler. Membran sel memungkinlkan sel mengenal satu sama lain, berikatan dan saling bertukar materi dan informasi

TRANSPORTASI MELEWATI MEMBRAN

DIFUSI SEDERHANA

Difusi adalah suatu proses spontan di mana molekul-molekul bergerak dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke daerah yang memiliki konsentrasi rendah. Difusi bergantung pada pergerakan secara acak dari suatu zat terlarut. Molekul-molekul dapat melewati selaput plasma dengan jalan difusi sederhana sangat terbatas jumlahnya dan untuk inipun selaput plasma masih memiliki penghalang. Mikromolekul terutama jenis hidrofobik dapat melewati membran plasma dengan mudah. Kemampuan sel untuk dapat memilah senhyaya hdrofilik dengan berat molekul (BM) kecil dari senyawa yang memiliki BM bsar sering kali disebabkan oleh adanya porus pada selaput plasma. Terdapat dua jenis porus. Jenis pertama yang dapat menembus protein integral atau di antara kelompok molekul protein transmembran. Porus jenis kedua disebut porus statistik yang terbentuk secara acak pada selaput plasma dan menembus lipid bilayer.

Difusi dipermudah

Difusi dari sutau senyawa atau molekul melewati membran selalu terjadi dari daerah dengan konsentasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah, akan tetapi difusi tidak selalu terjadi melalui lipid bilayer atau suatu saluran terbuka. Sejumlah substansi diketahui berdifusi dengan terlebih dahulu berikatan dengan suatu protein mebran yang disebut dengan fasilitatif transporter yang memfasilitasi proses difusi. Pengikatan molekul atau senyawa pada fasilitastif transporter pada satu sisi akan memicu perubahan komformasi pada protein dan menyebabkan zat terlarut dapat berdifusi ke daerah yang berkonsentrasi rendah.

Senyawa yang melewati membran plasma dengan jalan difusi dipermudah juga tidak memerlukan keterlibatan ATP, seperti halnya difusi sederhana. Namun gerakan senyawa dari luar ke dalam atau sebaliknya lebih cepat dari pada difusi sederhana. Hal ini disebabkan oleh adanya protein pembawa yang mempercepat pengangkutan. Molekul protein pembawa setelah mengikat senyawa atau molekul yang akan di bawa, segera memindahkan senyawa/molekul dari luar ke dalam atau sebaliknya.

Contoh difusi dipermudah dapat dilihat pada pe ngangkutan glukosa. Glukosa dalam tubuh berperan sebagai sumber energi utama dan kebanyak sel memiliki protein membran yang memfasilitasi difusi glukosa dari aliran darah ke dalam sel. Gradien konsetrasi glukosa agar dapat terus menerus melakukan difusi dijaga oleh fosforilasi glukosa setelah mesuk ke dalam sitoplasma, Fosforilasi ini menyebabkan konsentrasi glukosa di dalam sel terus menerus rendah. Manusia dan mammali lainnya memiliki 5 macam protein yang telah diidentifikasi yang berperan dalam transport glukosa. Kelima cama protein tersebut adalah GLUT1 sampai GLUT5.

GAMBAR halaman 154 KARP

Gambar Pengaturan pengambilan glukosa pada sel otot dan lemak

Insulin sebagai hormon yang dihasilkan oleh pankrea memainkan peran npenting dalam menjaga glula darah. Insulin bekerja dengan merangsang pengambilan glukosa dari darah dan menyimpannya di otot sebagai glikogen atau digunakan langsung sebagai sumber energi bagi otot, atau pun di seimpan dalam sel lemak setelah glukosa dikonverwsi menajdi lemak. Otot jantung, otot rangka dan sel lemak memiliki protein yang memfasilitasi pengangkutan glukosa khususnya GLUT4. Ketika level insulin rendah, sel relative mengandung sedikit transpoter glukosa pada permukaan selnya. Akan tetapi ketika kadar insulin meningkat, hormon bekerja pada sel taget dengan merangsang translokasi vesikel dari sitoplasma ke permukaan sel. Hasilnya transporter glukosa menyatu dengan membran plasma dan bekerja mengambil glukosa dari darah. Pengaturan pengambilan glukosa pada sel otot dan lemak oleh insulin dapat dilihat pada gambar di atas.

Diabetes melitus merupakan penyakit akibat gangguan pada aktivitas insulin. Pada penderita diabetes mellitus yang menderita sejak anak-anak (diabetes tipe I) biasanya disebabkan oleh defisiensi insulin yang disebabkan oleh gangguan pada sel-sel penghasil insulin. Anak-anak yang menderita diabetes tipe satu umumnya diinjeksi dengan insulin setiap hari. Sebaliknya orang yang menderita diabetes setelah dewasa biasanya memiliki level insulin yang normal. Permasalahannya terletak pada ketidak mampuan sel target bereaksi terhadap hormon yang dapat disebabkan oleh kekurangan repseptor insulin atau kekurangan transporter GLUT4.

Transport aktif

Pengangkutan senyawa melelalui membran plasma dengan melawan gradien, berlangsung dengan sangat rumit. Mekanisme yang paling sederhana mirip dengan difusi dipermudah namun memerlukan ATP. Terdapat dua kategori transport aktif yaitu transport aktif primer yang langsung melibatkan ATP atau aliran elektron dan transport aktif sekunder yang bergantung pada kekuatan selaput atau gradien ion atau tenaga kemiosmotik. Dua macam transport aktif ini saling berkaitan dalam arti mekanisme transport aktif primer menimbulkan suatu gradien yang memungkinkan terjadi transport aktif sekunder. Salah satu mekanisme transport aktif adalah pemompaan ion Na+ dan K+.

Konsentrasi ion K+ di dalam sel dipertahankan untuk selalu lebih tinggi dari luar sel. Sebaliknya konsentrasi ion Na+ dipertahankan selalu lebih endah dibanding di luar sel. Ion Na+ dan K+, dua-duanya dipompa melawan gradien konsentrasi dan pemompaan dapat vterjadi akibat adanya hidrolisis ATP. Hidrolisis ATP terjadi karena adanya enzim ATP-ase pada membran plasma. Pada sel plasma utuh yang berada dalam sel, natrium mengaktifkan pemompaan dan memacu aktivitas ATP-ase dari dalam sel sedankan kalium bekerja dari lingkungan luar membran plasma.

GAMBAR halaman 45 PRINT

Gambar Model skematik transpor Na+ dan K+ serta ATP-ase

Pengangkutan makromolekul melewati selaput plasma

Makromolekul seperti protein atau atau polisakarida tidak dapat lewat melalui protein transmembran yang berperan sebagai pembawa. Namun sel tetap dapat memasukkan dan mengeluarkan makromolekul-makromolekul tersebut. Pengangkutan makromolekul sangat berbeda dengan pengangkutan mikromolekul. Mekanisme pengangkutan makromolekul dari lingkungan eksternal ke dalam suatu vesikula dilakukan melalui suatu lipatan atau invaginasi membran plasma. Pengambilan makromolekul dari matriks ekstraseluer dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu fagositosis yaitu pengambilan maromolekul padat dan pinositosis pengambilan materi berupa cairan.

Fagositosis

Fagosistosis (“cell eating”) adalah pengambilan bahan padat yang umum dilakukan oleh beberapa jenis sel tertentu untuk selanjutnya dibawa menuju lisosom. Organisme bersel tunggal seperti Amoeba dan Ciliata mengambil makanan dengan menangkap partikel makanan atau organisme kecil dengan melingkupinya dengan merman plasma. Lipatan kemudia berfusi membentuk sutau vakuola (fagosom) yang akan terpisah dengan membran plasma. Fagosom selanjutnya akan bergabung dengan lisosom untuk mencena makanan secara intraseluler.

Pada beberapa hewan tingkat tinggi, fagositosis lebih merupakan suatu mekanisme protektif dibandingkan cara pengambilan makanan. Mammalia memiliki berbagai macam sel fagosit seperti makrofag dan neutrofil yang terdapat di dalam darah dan jaringan lain yang akan “memakan” organisme, sel-sel yang telah rusak, sel darah merah yang telah tua ataupun debris.

Endositosis

Endositosis secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu: bulk-phase endocytosis dan receptor-mediated endocytosis. Bulk-phase endocytosis mengambil cairan ektraseluler tanpa adanya proses pengenalan oleh permukaan membran plasma. bulk-phase endocytosis dapat diamati dengan memberikan bahan tertentu pada medium kultur seperti enzim horseradish peroxidase yang akan di ambil oleh sel-sel pada umumnya. Receptor-mediated endocytosis merupakan pengambilan makromolekul tertentu (ligand) yang akan berikatan dengan reseptor pada permukaan luar membran.

LATIHAN

1. Gambarkan struktur membran sel

2. Sebutkan macam-macam kelompok protein penyusun membran sel

3. Apa fungsi karbohidrat pada membran sel

4. Jelaskan fungsi membran sel.

SENARAI

Membran sel : merupakan barier semipermeabel yang memungkinkan molekul yang berukuran kecil dapat keluar masuk ke dalam sel.

Protein integral : protein yang berpenetrasi kedalam lipid bilayer. Protein ini dapat menembus membran sehingga memiliki domain pada sisi ekstra seluler dan sitoplasmik dari membran.

Protein perifer : protein yang seluruhnya berlokasi dibagian luar dari lipid bilayer, baik itu di permukaan sebelah ekstraseluler maupun sitoplasmik dan berhubungan dengan membran malalui ikatan non kovalen.

Lipid anchor protein : terdapat disebelah luar lipid bilayer tetapi berikatan secara kovalen dengan molekul lemak yang terdapat pada lipid bilayer

Krenasi adalah kontraksi atau pembentukan nokta tidak normal di sekitar pinggir sel setelah dimasukkan ke dalam larutan hipertonik, karena kehilangan air melalui osmosis. Secara etimologi, krenasi berasal dari bahasa Latin crenatus.

Krenasi terjadi karena lingkungan hipertonik, (sel memiliki larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan larutan di sekitar luar sel), osmosis (difusi air) menyebabkan pergerakan air keluar dari sel, menyebabkan sitoplasma berkurang volumenya. Sebagai akibatnya, sel mengecil.

Proses sama yang terjadi pada tumbuhan adalah plasmolisis di mana sel tumbuhan juga mengecil karena dimasukkan ke dalam larutan hipertonik.

http://id.wiki.detik.com/wiki/Krenasi

PERANAN OSMOSIS

Osmosis memainkan peranan yang sangat penting pada tubuh makhluk hidup, misalnya, pada membrane sel darah merah. Jika kamu meletakan sel darah merah dalam suatu larutan hipertonik (lebih pekat), air yang terdapat dalam sel darah akan ditarik keluar dari sel sehingga sel mengerut dan rusak. Peristiwa ini disebut krenasi. Sebaliknya, jika kamu meletakan sel darah merah dalam suatu larutan yang bersifat hipotonik (lebih encer), air dari larutan tersebut akan ditarik masuk kedalam sel darah sehingga sel mengembang dan pecah. Proses ini disebut hemolisis. Orang yang mengonsumsi terlalu banyak makanan berkadar garam tinggi, jaringan sel dan jaringan antar selnya akan mengandung banyak air. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan tubuh yang disebut edema.

Pemahaman mengenai proses osmosis ini sangat diperlukan dalam bidang kedokteran. Misalnya, dalam pemberian nutrisi bagi pasien melalui infus. Pada infus, larutan nutrisi dimasukan langsung kedalam pembuluh darah. Larutan ini harus memilik tekanan osmotik yang sama dengan tekanan osmotik darah agar sel darah tidak mengalami krenasi atau hemolisis karena sangat membahayakan jiwa pasien. Tekanan osmotik darah pada suhu 25 C adalah 7,7atm oleh karena itu, jika pasien akan diberi larutan glukosa melalui infus,konsentrasi glukosa yang digunakan harus memiliki persen masa 5,3%

http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/Yeni%20Hendrayani%20(043824)/k_kedokteran.html

Lanjutan istilah

  • Isotonis: larutan fisiologis NaCl 0,9% yang sama dgn cairan tbh atau darah
  • Hipotonis: larutan fisiologis lbh kecil dari NaCl 0,9 % (0,8 %; 0,6 %; 0,3 %; 0,1 %)
  • Hipertonis: larutan fisiologis lbh besar dari NaCl 0,9 % ( 1 %; 2 %)
  • Rouleaux: sdm spt tumpukan uang logam




Darah bila dimasukkan ke dalam larutan isotonis tidak akan terjadi perubahan apa-2

  • Darah bila dimasukkan ke dalam larutan hipotonis membran akan mengembang krn lar. hipotonis masuk ke dalam sdm kmd pecah di satu tempat shg Hb keluar hemolisis

  • Darah bila dimasukkan ke dalam larutan hiperto nis membran akan di tarik kesegala arah pecah di banyak tempat shg sdm mengkerut Hb juga keluar krenasis

Hemoglobin (Hb)

  • Satuan: % Hb atau g/dL
  • Secara genetis Hb mempunyai 146 pasangan basa nomer 6 glutamin (glu) Hb normal
  • Hb yang tidak normal sickle cell hemoglobine nomer 6 valine (val)
  • Hb pria 15,4 g/dL ; Hb wanita 13,8 g/dL
  • Tanpa melihat jenis kelamin 14,6 g/dL

SEL DARAH PUTIH (LEUKOSIT) jumlah 5000 – 10000 sel/dL

  • Berdasarkan ada/tidak adanya granul/partikel
  • Granulosit: NEUTROPHIL, EOSINOPHIL (ASIDOPHIL), BASOPHIL
  • Agranulosit: LIMPHOSIT, MONOSIT
  • Berdasarkan banyaknya inti
  • Polinukleus/Polimorphi:
  • NEUTROPHIL, EOSINOPHIL (ASIDOPHIL), BASOPHIL, MONOSIT
  • Mononuleus/monomorphi: LIMPHOSIT

GRANULOSIT

  • Besarnya lbh krg 10 -12 mikron & bergranul
  • NEUTROPHIL: inti tdd: lebih dr 2 3,4 atau 5, granul kecil & halus jumlah 62 %
  • EOSINOPHIL atau ASIDOPHIL: inti 2 (dua) granul besar & kasar jumlah 8 %
  • BASOPHIL: inti tidak jelas apakah 2 (dua) atau lbh dari 2, tetapi granulnya dapat di buktikan kombinasi antara kecil & halus serta besar & kasar jumlah 0,5 – 1 %

AGRANULOSIT

  • Tidak mempunyai granul
  • Besarnya lebih kurang 12 – 15 mikron
  • LIMPHOSIT: intinya hampir sebesar selnya sendiri jumlah 18 %
  • MONOSIT: 2 (dua) macam inti ginjal (kacang merah) & tapal kuda jumlah 13 %

Sifat-sifat sel darah putih

  • 1. amoeboid dapat merubah bentuk
  • 2. fagositosit dapat memakan terutama bakteri, virus, parasit lainnya
  • 3. diapedesis dapat keluar masuk jaringan dan pembuluh darah

KEPING-KEPING DARAH

  • Berkoloni setiap keluar dari pembuluh darah atau ada luka
  • Jumlah 150000 – 400000 sel/dL
  • Membantu dalam proses pembekuan darah atau koagulasi

http://74.125.153.132/search?q=cache:0MJ_MDrLOa0J:repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/2797.ppt+larutan+hipotonis&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id

TEKANAN OSMOTIK

Berbagai jenis selaput, baik yang alami (seperti jaringan usus) maupun yang sintetik (seperti selofan), dapat dilewati molekul pelarut yang kecil tetapi menahan molekul (partikel) zat terlarut. Selaput seperti ini disebut selaput semipermiabel. Apabila dua jenis larutan yang berbeda konsentrasinya dipisahkan oleh suatu selaput semipermiabel , akan terdapat aliran bersih (netto) dari pelarut dari larutan yang konsentrasinya rendah (encer) ke larutan yang konsentrasinya tinggi (pekat). hal tersebut dapat terlihat dari bertambah tingginya larutan yang lebih pekat, sedangkan tinggi larutan yang lebih encer berkurang. Perpindahan bersih molekul pelarut ini disebut osmosis. Osmosis dapat dicegah dengan memberi suatu tekanan pada permukaan larutan. Tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis) disebut dengan tekanan osmotik.

Tekanan osmotik tergolong sifat koligatif karena harganya bergantung pada konsentrasi dan bukan pada jenis partikel zat terlarut. Menurut van't Hoff, tekanan osmotik larutan-larutan encer dapat dihitung dengan rumus yang hampir mirip dengan persamaan gas ideal.

Dengan : = tekanan osmotik larutan
M = molaritas larutan (mol/L)
T = suhu absolut larutan (Kelvin)
R = tetapan gas ideal (0,08205 L atm/mol K)

- Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih rendah dari yang lain disebut larutan Hipotonis.
- Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih tinggi dari yang lain disebut larutan Hipertonis .
- Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut larutan Isotonis.


http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/WEB%20Siti%20Nur%20Rochaeni%20(045247)/tekanan%20osmotik.htm

: 5

SEL DARAH MERAH

• Jumlah untuk pria 5,0-5,5 Juta/dL

• Jumlah untuk wanita 4,5 -5,0 Juta/dL

• Bentuk bulat atau bikonkaf (bg tepi lbh

tebal dari bg tengah), tanpa inti, diameter

7,5 mikron, luas 120 mikron2, volume 85

mikron3

• Mengandung jar. bunga karang (stroma)

dan hemoglobin (Hb)


Lanjutan sel darah merah

• Membran sel terdiri dari: protein

65%, lipid (lemak) 32 % dan

karbohidrat 3 %

• Protein : stromatin

• Lipid: sefalin, lesitin & kholesterol

• Karbohidrat: glukosa


PRODUKSI SEL DARAH

• Lahir

sampai tua dilakukan oleh sumsum

tulang (1.5-3.5 Kg) dan dibantu oleh hepar

& limpha

• <21>

• >21 thn sumsum tulang dr tlg kecil

• Sum2 tlg merah: produksi sel darah

• Sum2 tlg kuning: produksi lemak &

pembuluh darah


Pembentukkan & pematangan

sel darah merah

• Proeritroblast (hemasitoblast) (20 j)

eritroblast basophilik (20 j) Hb mulai

dibentuk

eritroblast polikromatophilik

(25 j) eritroblast ortokromatophilik =

normoblast (30 j)

Hb selesai dibentuk

retikulosit (sdm muda) (72 j)

sel darah

merah (120 hari) telah menjalankan

tugas sepanjang 700 mil


BEBERAPA ISTILAH

• Hematokrit

% tase sel darah merah dari

seluruh jumlah darah (sel darah putih &

keping darah diabaikan krn jumlah sangat

sedikit)

• Pd pria: 47 + 7; berkisar antara 40 – 54, se

dangkan pd wanita 42 + 5; berkisar antara

37 – 47

• Contoh: 47 artinya 47%; sel darah 47,

plasma darah 100 % - 47 % = 53 %


Bila pada pria nilai hematokrit 54 %

berarti sel darah merah 54, plasma

darah 46

• Dengan dmk darah terlalu kental, shg

akan mengganggu aliran darah yang

tdk lancar

• Utk mengencerkan darah dapat

minum obat aspirin (asam salisilat)

aspilet & ascardia (generik)


Lanjutan istilah

• Isotonis: larutan fisiologis NaCl 0,9% yang

sama dgn cairan tbh atau darah

Hipotonis: larutan fisiologis lbh kecil dari

NaCl 0,9 % (0,8 %; 0,6 %; 0,3 %; 0,1 %)

Hipertonis: larutan fisiologis lbh besar dari

NaCl 0,9 % ( 1 %; 2 %)

• Rouleaux: sdm spt tumpukan uang logam


Darah bila dimasukkan ke dalam

larutan isotonis

tidak akan

terjadi perubahan apa-2

Darah bila dimasukkan ke dalam larutan hipotonis

membran akan mengembang krn lar. hipotonis

masuk ke dalam sdm

kmd pecah di satu tempat

shg

Hb keluar

hemolisis

Darah bila dimasukkan ke dalam larutan hiperto

nis

membran akan di tarik kesegala arah

pecah di banyak tempat

shg sdm mengkerut

Hb juga keluar

krenasis


Hemoglobin (Hb)

• Satuan: % Hb atau g/dL

• Secara genetis Hb mempunyai 146

pasangan basa

nomer 6 glutamin (glu)

Hb normal

• Hb yang tidak normal

sickle cell

hemoglobine

nomer 6 valine (val)

• Hb pria 15,4 g/dL ; Hb wanita 13,8 g/dL

• Tanpa melihat jenis kelamin 14,6 g/dL


SEL DARAH PUTIH

(LEUKOSIT) jumlah 5000 – 10000 sel/dL

• Berdasarkan ada/tidak

adanya granul/partikel

• Granulosit

:

NEUTROPHIL,

EOSINOPHIL

(ASIDOPHIL),

BASOPHIL

• Agranulosit: LIMPHOSIT,

MONOSIT

• Berdasarkan

banyaknya inti

• Polinukleus/Polimorphi:

• NEUTROPHIL,

EOSINOPHIL

(ASIDOPHIL), BASOPHIL,

MONOSIT

• Mononuleus/monomorphi:

LIMPHOSIT


GRANULOSIT

• Besarnya lbh krg 10 -12 mikron & bergranul

• NEUTROPHIL: inti tdd: lebih dr 2

3,4 atau 5,

granul kecil & halus

jumlah 62 %

• EOSINOPHIL atau ASIDOPHIL: inti 2 (dua)

granul besar & kasar

jumlah 8 %

• BASOPHIL: inti tidak jelas apakah 2 (dua) atau

lbh dari 2, tetapi granulnya dapat di buktikan

kombinasi antara kecil & halus serta besar & kasar

jumlah 0,5 – 1 %

AGRANULOSIT

• Tidak mempunyai granul

• Besarnya lebih kurang 12 – 15 mikron

• LIMPHOSIT: intinya hampir sebesar

selnya sendiri

jumlah 18 %

• MONOSIT: 2 (dua) macam inti

ginjal

(kacang merah) & tapal kuda

jumlah 13

%


Page 23

Sifat-sifat sel darah putih

• 1. amoeboid

dapat merubah bentuk

• 2. fagositosit

dapat memakan

terutama bakteri, virus, parasit

lainnya

• 3. diapedesis

dapat keluar masuk

jaringan dan pembuluh darah

http://74.125.153.132/search?q=cache:HPlW_ZQ2zq0J:repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/2875.pdf+larutan+hipotonis%2Bhipertonis+NaCl+darah&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id

uji daya kecambah benih

Posted December 24th, 2008 by teukumalik

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Percobaan
Untuk menghindari kegagalan, maka perlu di ketahui terlebih dahulu apakah biji atau benih tanaman budi daya yang akan di sebar di lapangan dapat berkecambah dengan baik dan dalam wakt yang memadai. Cara-cara yang dilakukan tersebut dikenal dengan uji daya kecambah benih. Suatu biji tumbuhan dapat berkecambah jika syarat-syarat berikut ini terpenuhi, yaitu :
1. embrio biji tersebut masih hidup
2. Biji tidak dalam keadaan dorman
3. Faktor lingkungan menguntungkan untuk pekecambahan.
Bila daya uji kecambah benih memberikan hasil yang negative maka perlu diadakan usaha lain untuk mengetahui factor apakah yang mengakibatkan kegagalan perkecambahan. Prosedur uji daya kecambah dilakukan dengan menjamin agar lingkungan menguntungkan bagi perkecambahan seperti letersediaan air, cahaya, suhu dan oksigen.

B. Tujuan Percobaan
Menentukan daya kecambah dua kelompok benih, yaitu jagung (Zea mays) dan kedelai (Glycine max).

C. Manfaat Percobaan
Manfaat dari dilakukan percobaan ini yaitu untuk mengetahui daya uji kecambah antara jagung (Zea mays) dan kedelai (Glycine max).
TINJAUAN PUSTAKA

Perkecambahan benih. Uji perkecambahan benih dapat dilakukan di laboratorium dengan menggunakan germinator (alat pengecambah benih) dengan media kertas dan metoda uji = UDK (Uji Di atas kertas), UAK (Uji Antar Kertas) dan UKDdp (Uji Kertas digulung didirikan dalam plastik). Uji perkecambahan benih di rumah kaca umumnya menggunakan media tanah halus, pasir halus, serbuk gergaji dan media lainnya, dapat berupa campuran atau tidak dicampur. (anonymous, 2008).
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap vigor benih :
1. Genetik
2. Tingkat kemasakan --> Waktu panen
3. Kondisi lingkungan selama perkembangan benih
- temperatur dan kesediaan air --> benih bit gula selama periode pemasakan benih pada kondisi suhu 35 oC lebih cepat perkecambahannya dibanding suhu 30 oC
- Kesuburan tanah
4. Ukuran dan Densitas benih
5. Kerusakan mekanik --> mempengaruhi daya kecambah dan daya simpan benih
6. Umur dan tingkat kemunduran
7. Serangan mikroorganisme selama penyimpanan
8. suhu rendah selama imbibisi, (semsilomba, 2008).
Ekstraksi benih merupakan kegiatan mengeluarkan dan membersihkan benih dari bagian-bagian lain buah, seperti tangkai, kulit dan daging buah. Dikenal dua macam ekstraksi benih yaitu ekstraksi kering yang dilakukan terhadap buah berbentuk polong (Acacia sp, Paraserianthes falcataria) dan jenis-jenis yang memiliki daging buah yang kering (Swietenia macrophylla), sedangkan ekstraksi basah dilakukan terhadap jenis-jenis yang memiliki daging buah yang basah seperti Gmelina arborea, Melia azedarach dan Azadirachta indica. (anonymous,2008)
BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Tempat Dan Waktu
Tempat : Lab Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala.Darussalam Banda Aceh.
Waktu : Senin, Nov 2007. Pukul 08.00 WIB

B. Alat dan bahan
Bahan Tanaman : 20 butir benih jagung dan 20 butir kedelai
Bahan Kimia : 50 ml larutan tetrazolium chloride 2,0 %
Alat : Kertas merang, cawan petri, pisau silet, dan gelas piala
C. Metode kerja
• Pilih dua kelompok benih, jagung dan kedelai masing-masing 20 biji.
• Rendam masing-masing kelompok benih dalam gelas piala berisi air destila selama 3 jam.
• Kecambahkan 10 butir benih jagungdan benih kedelai pada kertas merang lembab dalam cawan Petri. Beri label dan simpan di tempat yang teduh. Lakukan pengamatan selama satu minggu dan catat jumlah benih yang berkecambah. Parameter yang diamati adalah potensi tumbuh dan daya kecambah.
• Kupas kulit dari 10 benuh yang tersisa, kemudian belah kedua benih tersebut dengan pisau silet yang tajam untuk mandapatkan embrionya. Masukkan kesepuluh benih tersebut ke dalam cawan Petri yang berisi larutan tetrazolium 2,0 %. Simpan di tempat yang gelap dan letakkan ke dalam oven dengan suhu 40o C (untuk mempercepat proses pewarnaan). lakukan pengamatan setelah 60 menit dan hitung berapa belahan benih yang mengalami pewarnaan.
• Buatlah gambar belahan benih jagung dan kedelai, lalu tandai bagian yang mengalamai pewarnaan.
• Bila uji daya kecambah selesai, bandingkan hasil kedua cara tersebut.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. uji daya dengan menggunakan cawan Petri.
Biji atau benih tidak berkecambah dan berjamur

2. uji daya dengan menggunakan pewarnaan.
Dapat dilihat pada lampiran

B. Pembahasan

Dari benih yang di uji dengan tetrazolium menunjukkan hasil yang tidak baik. Karena banyaknya benih yang tidak berkecambah yang disebabkan warna tetrazolium tidak menyeluruh pada benih. Benih yang seperti ini tidak dapat di tanam dan berproduksi. Karena benih ini merupakan benih konsumsi yang memang tidak untuk ditanam.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. biji atau benih yang tidak berwarna atau tidak menyeluruh tidak berkecambah.
2. Mutu benih adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh benih, yang menunjukkan kemampuan untuk memenuhi standar yang ditentukan.
3. Mutu fisiologis benih berkaitan dengan aktivitas perkecambahan benih, yang di dalamnya terdapat aktivitas enzim, reaksi-reaksi biokimia serta respirasi benih
4. Tolak ukur dari mutu pathologis benih yang biasa diginakan adalah status kesehatan benih
5. Tetrazolium. Garam 2, 3, 5 triphenyl chlorida atau bromida, yang digunakan untuk membedakan benih yang hidup dengan yang mati berdasarkan warna benih yang terbentuk setelah benih direndam. Uji TZ digunakan untuk mengetahui viabilitas benih secara cepat.

B. Saran
Semua hal yang mendukung kelancaran praktikum sudah sangat bagus, baik dari segi kelengkapan alat maupun tenaga pengajar (asisten). Semoga dapat terus ditingkatkan pada masa-masa mendatang sehingga praktikan dapat mengikuti praktikum dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2008. Benih. www.libang.deptan.go.id. [28-11-2008]
Anonymous.2008. Penjelasan Tentang Atlas Benih. www.fpunair.com.
[28-11-2008]
Semsilomba.2008.Vigor Benih. Semsilomba.blogspot.com . [28-11-2008]

http://one.indoskripsi.com/node/7134

Tidak ada komentar:

Pengikut