BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Buah Merah (Pandanus conoideus lamk.) adalah salah satu jenis tumbuhan dari marga Pandanus yang merupakan tanaman endemis yang hanya ditemukan di daerah Papua dan
Di Papua Buah merah merupakan potensi unggulan yang secara tradisional telah dimanfaatkan oleh masyarakat baik yang bermukim di daerah pantai maupun di pegunungan sebagai sumber lemak nabati (minyak Korotenoid)..Kandungan minyak dari buah merah cukup tinggi yaitu 35,9% per berat kering buah. Sedangkan kandungan asam lemaknya sama dengan komposisi asam lemak dari sebagian besar minyak goreng. Dengan demikian buah merah mempunyai prospek untuk dikembangkan sebagai sumber bahan minyak nabati, selain kelapa dan kelapa sawit.Minyak dari buah merah adalah minyak yang berasal dari selaput ‘Jelly’ yang berwarna merah dan menempel pada bulir buah merah. Sampai saat ini cara pembuatan minyak buah merah oleh masyarakat Papua masih dilakukan secara tradisional, dimana tata cara pembuatannya masing-masing daerah berbeda. Buah merah diketahui mengandung banyak senyawa penting yang mengandung asupan gizi yang tinggi bagi metabolisme tubuh. Terdapat unsur kimia penting sebagai sumber energi bagi aktivitas tubuh yang ada pada buah merah.
1.2 TUJUAN
Buah merah yang diketahui banyak mengandung senyawa kimia penting untuk metabolisme tubuh. Pengamatan ini dilakukan untuk mrngetahui kandungan-kandungan senyawa kimia apa saja yang terdapat dalam buah merah yang berperan dalam proses meabolisme dalam tubuh manusia.
BAB II
ISI
2.1 METODE
Pandanus conoideus | ||||||||||||||
| ||||||||||||||
Pandanus conoideus
|
Buah Merah adalah sejenis buah tradisional dari Papua. Oleh masyarakat Wamena, Papua, buah ini disebut kuansu. Nama ilmiahnya Pandanus Conoideus Lam karena tanaman Buah Merah termasuk tanaman keluarga pandan-pandanan dengan pohon menyerupai pandan, namun tinggi tanaman dapat mencapai 16 meter dengan tinggi batang bebas cabang sendiri setinggi 5-8 m yang diperkokoh akar-akar tunjang pada batang sebelah bawah. Kultivar buah berbentuk lonjong dengan kuncup tertutup daun buah. Buah Merah sendiri panjang buahnya mencapai 55 cm, diameter 10-15 cm, dan bobot 2-3 kg. Warnanya saat matang berwarna merah marun terang, walau sebenarnya ada jenis tanaman ini yang berbuah berwarna coklat dan coklat kekuningan.
Buah merah mengandung zat-zat gizi bermanfaat dalam kadar tinggi. Di antaranya betakaroten, tokoferol, asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, dan dekanoat. Semuanya merupakan senyawa-senyawa obat yang aktif. Betakaroten dan tokoferol (vitamin E), dikenal sebagai senyawa antioksidan yang ampuh. kandungan antioksidannya yang tinggi, yaitu karotenoid yang berupa karoten (12000 ppm), Beta-karoten (provitamin A) (700 ppm) 12 kali lebih tinggi dari kelapa sawit merah , serta tokoferol(vitamin E) (11000 ppm).
Kandungan gizi buah merah setiap 100 gramnya mengandung energi 396 kalori, protein 3.300 mg, lemak 28.100 mg, serat 20.900 mg, kalsium 54.000 mg, fosfor 30 mg, besi 2,44mg, Vitamin B1 0,90 mg, Vitamin C 25,70 mg, niasin 1,8 mg, dan air 34,90 mg. Antara satu vitamin dengan vitamin yang lain memiliki keterkaitan erat dan bekerja secara sinergis. Artinya, konsumsi buah itu yang kaya dengan multivitamin, menjadi lebih efektif dibandingkan dengan konsumsi vitamin tunggal dalam bentuk suplemen. Vitamin C diperlukan untuk meregenerasi bentuk aktif alfatokoferol dengan jalan mereduksi bentuk radikal. Untuk konversi Beta-karoten menjadi vitamin A diperlukan bantuan vitamin E dan vitamin C.
Manfaat buah merah disebabkan oleh Di samping itu, buah merah juga mengandung asam oleat, asam linolenat, asam dekanoat, omega-3, dan omega-9. Ia juga kaya akan mineral terutama kalsium, besi, dan fosfor. Vitamin utama di dalamnya adalah Beta-karoten, vitamin C, dan tokoferol.Buah merah mengandung omega-9 dan omega-3 dalam dosis tinggi. Sebagai asam lemak tak jenuh, ia gampang dicerna dan diserap sehingga memperlancar proses metabolisme. Sari buah merah meluruhkan LDL (kolesterol yang mengakibatkan penumpukan flek di dalam pembuluh) dan meningkatkan kadar HDL (kolesterol yang memperlancar proses peredaran darah). Efeknya, terjadi keseimbangan kolesterol di dalam darah.
Prof Dr H R Sidik, Apt , Doktor bidang farmakognosi lulusan Leiden University Netherlands itu memprediksi adanya zat 4-hydroxy-4-methylglutamic acid (C6H11N05) di buah merah yang berfungsi untuk memperkuat kerja liverSementara itu, penelitian I Made Budi terhadap buah merah yang dimuat di buku Buah Merah (Penebar Swadaya, 2004) menunjukkan basil seperti di tabel berikut ini.
Kandungan Senyawa Kimia Buah Merah
No. | Bahan Kimia | Kandungan |
1. | Tokoferol | 511 ppm |
2. | Alfatokoferol | 351 ppm |
3. | Betakaroten | 59,7 ppm |
4. | Protein | 0,27% |
5. | Kalsium | 9,730 mg |
6. | Besi | 17,885mg |
7. | Fosfor | 0,774% |
8. | Vitamin C | 0,088 ug/g |
9. | Asam Palmitoleat | 1091 mg |
10. | Asam oleat | 66057 mg |
11. | Asam linoleat | 5532 mg |
12. | Asam alfa linolenat | 589 mg |
Kandungan Nutrisi per 100 Gram Buah Merah
No. | Bahan Kimia | Kandungan |
1. | Energi | 396 kal |
2. | Protein | 3.300 mg |
3. | Lemak | 28.100 mg |
4. | Serat | 20.900 mg |
5. | Kalsium | 54.000 mg |
6. | Fosfor | 30mg |
7. | Besi | 2,44 mg |
8. | Vitamin B1 | 0,90 mg |
9. | Vitamin C | 25,70 mg |
10 | Niasin | 1,8 mg |
11. | Air | 34,90 mg |
Tokoferol yang ada di dalam buah merah tersebut adalah vitamin E alami yang bisa mengencerkan darah
Tabel: Kandungan Senyawa Aktif dalam Sari Buah Merah
Senyawa aktif | Kandungan |
Total karotenoid | 12.000 ppm |
Total tokoferol | 11.000 ppm |
Betakaroten | 700 ppm |
Alfa-tokoferol | 500 ppm |
Asam oleat | 58 % |
Asam linoleat | 8,8 % |
Asam linolenat | 7,8 % |
Dekanoat | 2,0 % |
(I Made Budi – Fendy R. Paimin, 2005)
Hasil Analisa Asam Lemak Jenuh Buah Merah (pandanous conoideus)
Oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi
Asam Lemak Jenuh | |
Asam Lemak | Prosentase |
Cap•ric asam (C10:0) | 0 |
Lau•ric asam (C12:0) | 0,56 |
My•ris•tic asam (C14:0) | 0,26 |
Pal•mit•ic asam (C16:0) | 12,34 |
Stea•ric asam (C18:0) | 1,02 |
Arachidat asam (C20:0) | 0,06 |
| |
Asam Lemak Tak Jenuh | |
Asam Lemak | Prosentase |
Asam Oleak (C18:1, n-9) | 5,25 |
Asam Linoleak (C18:2, n-6) | 5,79 |
O-li•no•le•ate Asam (C18:3, n-3) | 0,75 |
EPA (C20:5, n-3) | 0 |
DHA (C22:5, n-3) | 0 |
2.2 PEMBAHASAN
Setelah dilakukan penelitian terhadap kandungan senyawa kimia penting buah merah terdapat kandungan berupa asam lemak tak jenuh yang baik bagi tubuh. Asam lemak tak jenuh yang diolah dalam metabolisme tubuh untuk di ubah menjadi energi memiliki ikatan kimia sebagai berikut:
Asam lemak tidak jenuh:
Asam oleat
C17H33COOH atau
CH3(CH2)7C=C(CH2)7COOH
Temperatur: 14
Asam linoleat
C17H31COOH atau
(CH2)4C=CCH2C=C(CH2)7COOH
Temperatur: -11
Asam linolenat
C17H29COOH atau
CH3CH2C=CCH2C=CCH2C=C(CH2)7COOH
Temperatur: cair pada suhu sangat rendah
Asam lemak tak jenuh yang terdapat pada buah merah memiliki sifat makin banyak ikatan rangkap, makin rendah titik leburnya As. lemak tdk jenuh mudah bereaksi pd ikatan rangkap gas H + katalis Ni. Reaksi hidrogenasi (pemecahan ikatan rangkap mjd ikatan tunggal) Exp. asam oleat reaksi hidrogenasi asam stearat
Pada tahun 1904, Franz Knoop menerangkan bahwa asam lemak itu dipecah melalui oksidasi pada karbon –β. Kemudian padatahun 1949 Eugene Kennedy dan Lehninger menerangkan bahwa terjadinya oksidasi asam lemak di mitokondria.Di mana asam lemak sebelum memasuki mitokondria mengalami aktivasi . adenosin trifosfat ( ATP ) memacu pembentukan ikatan tioester antara gugus karboksil asam lemak dengan gugus sulfhidril pada KoA. Reaksi pengaktifan iniberlangsung di luar mitokondria dan dikatalisis oleh enzim asil KoA sintetase ( tiokinase asam lemak ). Paul Berg membuktikan bahwa aktivasi asam lemak terjadi dalam dua tahap.Pertama, asam lemak bereaksi dengan ATP membentuk asil adenilat. Dalam bentuk anhidra campuran ini, gugus karboksilat asam lemak diikatkan dengan gugus fosforil AMP. Dua gugus fosforil lainnya dari ATP dibebaskan sebagai pirofosfat. Gugus sulfhidril dari KoA kemudian bereaksi dengan asila adenilat yang berikatan kuat dengan enzim membentuk asil KoA dan AMP.
Setelah proses panjang senyawa buah merah yang diubah menjadi asetil KoA, kemudian memasuki tahapan selanjutnya dimana asam lemak tersebut bersama enzim tambahan lainnya lagi yaitu isomerase dan reduktase untuk memecah asam-asam lemak tak jenuh. Oksidasi asam palmitoleat atau asam lemak C16 yang memiliki ikatan rangkap antara C- 9 dan C –10 ini diaktifkan dan diangkut melintasi membran dalam mitokondria dengan cara yang sama dengan asam lemak jenuh.
Selanjutnya palmitoleil KoA mengalami tiga kali pemecahan dengan enzim-enzim yang sama seperti oksidasi asam lemak jenuh. Enoil KoA – sis - Δ³ yang terbentuk pada ketiga kali jalur oksidasi bukanlah substrat bagi asil KoA dehidrogenase. Adanya ikatan rangkap antara C-3 dan C-4 menghalangi pembentukan ikatan rangkap lainnya antar C – 2 dan C – 3. Kendala ini dapat diatasi oleh suatu reaksi yang mengubah posisi dan konfigurasi dari ikatan rangkap sis - Δ³. Suatu isomerase mengubah ikatan rangkap ini menjadi ikatan rangkap trans - Δ². Reaksi- reaksi berikutnya mengikuti reaksi oksidasi asam lemak jenuh saat enoil KoA – trans - Δ² merupakan substrat yang reguler.
Satu enzim tambahan lagi diperlukan untuk oksidasi asam lemak tak jenuh jamak .Misalnya asam lemak tak jenuh jamak C18 yaitu linoleat , dengan ikatan rangkap sis - Δ9 dan sis Δ12. Ikatan rangkap sis - Δ³ yang terbentuk setelah tiga daur oksidasi – β, diubah menjadi ikatan rangkap trans - Δ² oleh isomerase tersebut di atas, seperti pada oksidasi palmitoleat . Ikatan rangkap sis - Δ¹² - linoleat menghadapi masalah baru. Asil KoA yang dihasilkan oleh empat daur oksidasi β mengandung ikatan rangkap rangkap sis - Δ4.
Dehidrogenase pada spesies ini oleh asil Koa dehidrogenase menghasilkan zat antara 2,4 – dienoil yang bukan substrat bagi enzim berikutnya pada jalur oksidasi β. Kendala ini dapat diatasi oleh 2,4 - dienoil – KoA reduktase, suatu enzim yang menggunakan NADH untuk mereduksi zat antara 2,4 – dienoil menjadi enoil KoA – sis - Δ³. Isomerase tersebut di atas kemudian mengubah enoil KoA – sis -Δ³ menjadi bentuk trans, suatu zat antara yang lazim pada oksidasi – β.Jadi ikatan rangkap yang letaknya pada atom C nomer ganjil ditangani oleh isomerase dan ikatan rangkap yang terletak pada atom C nomor genap ditangani oleh reduktase dan isomerase.
Asam lemak yang memiliki jumlah karbon ganjil merupakan spesies jarang. Asam lemak ini dioksidasi dengan cara yang samaseperti oksidasi asam lemak dengan jumlah atom karbon genap, kecuali pada daur akhir degradasi akan terbentuk propionil KoA dan asetil KoA, bukan dua molekul asetil KoA. Unit – tiga karbon aktif pada propionil KoA memasuki daur asam sitrat setelah diubah menjadi suksinil KoA.
Asetil KoA yang terbentuk pada oksidasi asam lemak akan memasuki daur asam sitrat hanya jika pemecahan lemak dan karbohidrat terjadi secara berimbang. Karena masuknya asetil KoA ke dalam daur asam sitrat tergantung pada tersedianya oksaloasetat untuk pembentukan sitrat. Tetapi konsentrasi oksaloasetat akan menurun jika karbohidrat tidak tersedia atau penggunaannya tidak sebagaimana mestinya. Oksaloasetat dalam keadaan normal dibentuk dari piruvat.
Pada puasa atau diabetes, oksaloasetat dipakai untuk membentuk glukosa pada jalur glukoneogenesis dan demikian tidak tersedia untuk kondensasi dengan asetil KoA. Pada keadaan ini asetil KoA dialihkan kepembentukan asetoasetat dan D-3- hidroksibutirat. Asetoasetat, D- 3- hidroksibutirat dan Aseton disebut dengan zat keton.
C – S - KoA C – S - KoA ׀ ׀
CH2 Asetil KoA + CH2 Asetil H+ +
KoA ׀ H2O KoA ׀ KoA NADH NAD+
2 Asetil KoA C = O HO – C – CH3 O = C – CH3
1 ׀ 2 ׀ 3 ׀ 4
CH3 CH2 CH2
׀ ׀
COO־ COO־
H
׀
HO – C – CH3
׀
CH2
׀
COOֿ
H+ CO2
Asetoasetat Aseton
Asetoasetat dibentuk dari asetil KoA dalam tiga tahap.Dua molekul asetil KoA berkondensasi membentuk asetoasetil KoA. Reaksi yang dikatalisis oleh tiolase ini merupakan kebalikan dari tahap tiolisis pada oksidasi asam lemak. Selanjutnya astoasetil KoA bereaksi dengan asetil KoA dan air untuk menghasilkan 3 - hidroksi – 3 – metilglutaril KoA ( HMG – KoA ) dan KoA . Kondensasi ini mirip dengan kondensasi yang dikatalisis oleh sitrat sintase.Keseimbangan yang tidak menguntungkan bagi pembentukan asetoasetil KoA diimbangi oleh reaksi ini, yang keseimbangannya menguntungkan karena hidrolisis iaktan tioester . 3 – Hidroksi – 3 – metilglutaril KoA kemudian terpecah menjadi asetil KoA dan asetoasetat. Hasil dari keseluruhan reaksi adalah: 2 Asetil KoA + H2O Asetoasetat +2 KoA H+ 3 – Hidroksibutirat terbentuk melalui reduksi asetoasetat di matriks mitokondria. Rasio hidroksibutirat terhadap astoasetat tergantung pada rasio NADH / NAD+ di dalam mitokondria . Karena merupakan asam keto – β, asetasetat secara lambat mengalami dekarboksilasi spontan menjadi aseton . bau aseton dapat dideteksi dalam udara pernafasan seseorang yang kadar asetoasetat dalam darahnya tinggi.
Asetoasetat adalah merupakan salah satu bahan bakar yang utama dalam jaringan.
Situs utama produksi asetasetat dan 3 – hidroksibutirat adalah hati. Senyawa- snyawa ini berdifusi dari mitokondria hati ke dalam darah dan diangkut ke jaringan perifer. Asetoasetat dan 3- hidroksibutirat merupakan bahan bakar normal pada metabolisme energi dan secara kwantitatif penting sebagai sumber energi .Otot jantung dan korteks ginjal menggunakan asetoasetat sebagai sumber energi disbanding glukosa.. glukosa merupakan bahan b akar utama bagi otak dan sel darah merah pada orang yang mempunyai gizi baik dengan diet seimbang. Tapi otak dapat beradaptasi dan menggunakan asetoasetat dalam keadaan kelaparan dan diabetes. Pada kelaparan berkepanjangan, 75% bahan bakar yang diperlukan oleh otak didapat dari asetoasetat.
Asetoasetat dapat diaktifkan melalui pemindahan KoA dari suksinil KoA dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh suatu koA transferase spesifik. Kemudian, asetoasetil KoA dipecah oleh tiolase menjadi dua molekul asetil KoA, yang selanjutnya memasuki daur asam sitrat. Hati dapat membekali organ-organ lain dengan asetoasetat karena hati tidak memiliki KoA transferase spesifik ini.
Asam lemak dilepaskan oleh jaringan adiposa dan diubah menjadi unit- unit astil oleh hati, yang kemudian mengeluarkannya sebagai asetoasetat .Kadar asetoasetat yang tinggi dalam darah menandakan berlimpahnya unit asetil yang menyebabkan berkurangnya laju lipolisis di jaringan adiposa .
Oksidasi Asam lemak Tak Jenuh
Seperti pada asam lemak jenuh , tahap pertama oksidasi asam lemak jenuh adalah pembentukan asilkoenzim A. Selanjutnya molekul asil koenzim A dari asam lemak tidak jenuh tersebut mengalami pemecahan melalui proses ß oksidasi seperti molekul asam lemak jenuh, hingga terbentuk senyawa –sil-sil-sil KoA atau tans-sil-sil KoA, yang tergantng pada letak ikatan rangkap pada molekul tersebut
Linoleil KoA yang terbentuk kemudian dipecah melalui proses ß oksidasi, sehingga menghasilkan 3 molekul asetil KoA dan ∆3 sis-∆6-sis- dienoil KoA, oleh enzim isomerase diubah menjadi ∆2 trans--∆6-sis- dienoil KoA. Senyawa ini kemudian mengalami proses α oksidasi sehingga menghasilkan 2 molekul asetil KoA dan ∆2 sis- dienoil KoA yang oleh enzim hidratase diubah menjadi D(-) ß-hidroksiasil KoA. Dan selanjutnya mengalami proses epimerasiasi yang dibantu oleh enzim epimerase membentuk L(+) ß oksidasi dan dengan terbentuknya 4 molekul asetil KoA maka selesailah rangkaian reaksi kimia pada proses oksidasi asam linoleat tersebut. Dari 1 molekul asam linolet terbentuk 9 molekul asetil KoA
Senyawa berikutnya yang terkandung pada buah merah adalah karotenoid. Karotenoid merupakan senyawa poliena isoprenoid yang bersifat lipofilik atau tidak larut dalam air, mudah diisomerisasi dan dioksidasi, menyerap cahaya, meredam oksigen singlet, memblok reaksi radikal bebas dan dapat berikatan dengan permukaan hidrofobik (Dutta, dkk., 2005). Karotenoid dibentuk oleh penggabungan 8 unit isoprene (C5) dan pada umumnya unit-unit isoprene ini berikatan secara kepala-ekor, kecuali pada pusat molekul berikatan secara ekor-ekor yang menjadikan molekul karotenoid simetris (Gross, 1991).
Karotenoid dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan besar yaitu karotenoid hidrokarbon tidak jenuh yang dikenal sebagai karoten (γ-, β-, γ-karoten dan likopen) dan turunan karoten teroksigenasi yang disebut ksantofil (Strain, 1938; Gross, 1991). Menurut Bogert (1938), ksantofil dapat disebut dengan karotenol karena struktur kimianya dan tidak terbatas pada daun. Subtituen oksigen yang umum dalam ksantofil adalah kelompok hidroksi (β-kriptoksantin), keto (kantaksantin), epoksi (violaksantin) dan aldehid (β-citraurin). Karotenoid terdapat dalam bentuk asiklik (Likopen), monosiklik (γ-karoten) atau disiklik (γ- dan β- karoten) (Rodriguez-Amaya dan Kimura, 2004).
Sistem ikatan rangkap terkonjugasi yang mengandung ikatan tunggal dan rangkap dengan elektron π yang secara efektif terdelokalisasi disepanjang rantai poliena, merupakan ciri dari karotenoid. Ciri ini merupakan tanggungjawab terhadap bentuk molekul, reaktifitas kimia dan sifat penyerapan cahaya, oleh karena itu karotenoid memiliki warna (Britton, 1995). Ikatan rangkap terkonjugasi berjumlah 7 dibutuhkan untuk memberi warna karotenoid. Masing-masing ikatan rangkap pada rantai poliena dari sebuah karotenoid dapat ditemukan dalam 2 konfigurasi yaitu isomer gometri trans atau cis. Karotenoid yang terdapat di alam sebagian besar dalam bentuk all trans (Britton, 1995; Rodriguez-Amaya dan Kimura, 2004).
Pada umumnya jalur biosintesis karotenoid meliputi tiga
tahap:
1. Pembentukan isopentil pirofosfat (IPP)\
Tahap pertama meliputi perubahan Asetil-CoA ke 3-hidroksi-3-metil glutaryl CoA (HMG-CoA) yang dikatalisa oleh HMG-CoA sintase. HMG-CoA kemudian diubah ke dalam komponen C6, mevalonic Acid (MVA), dimana MVA adalah prekursor pertama pada jalur biosintetik terpenoid. MVA selanjutnya diubah ke dalam isopentil pirofosfat (IPP) oleh rangkaian reaksi termasuk fosforilasi oleh MVA kinase diikuti oleh dekarboksilasi (Goodwin, 1980).
2. Pembentukan fitoen
IPP terisomerisasi menjadi dimetilalil pirofosfat (DMAPP) dengan rangkaian penambahan tiga molekul IPP menjadi DMAPP. Reaksi ini dikatalisa oleh prenil transferase untuk menghasilkan komponen C20 geranil geranil pirofosfat (GGPP). Dua molekul GGPP berkondensasi kepala-kepala untuk membentuk fitoen, yang mengalami desaturasi untuk membentuk likopen (Goodwin, 1993).
3. Siklisisasi dan reaksi lain dari likopen
Likopen merupakan sebuah komponen all-trans, isomerisasi pertama dan kedua ikatan rangkap fitoen harus terjadi pada tahap yang sama dalam proses desaturasi (Goodwin, 1993). Likopen merupakan prekursor karotenoid siklik dan mengalami sejumlah reaksi metabolik (misal: siklisasi) untuk membentuk karotenoid penting secara komersial dan ksantofil. Ksantofil adalah produk oksigensasi α- dan β-karoten. Kelompok hidroksi diperkenalkan pada posisi 3 dan 3’ cincin ionone dan kelompok epoksi kemudian terbentuk pada posisi 5,6 dan 5,6’. Berbagai karoten diturunkan dengan rangkaian jalur yang termasuk dalam 3 reaksi dehidrogenasi yang menghasilkan neurosporen dari fitoen (Hayman, dkk., 1974).
Bukti menunjukkan bahwa pada beberapa sistem karotenogenik, neurosporen Eksplanasi Volume 4 Nomor 7 Edisi Mei 2009 5 disiklisasi menjadi α-zeakaroten atau β-zeakaroten (Davies, dkk., 1963), yang selanjutnya didehidrogenasi membentuk likopen terlebih dahulu sebelum disiklisasi menjadi γ-karoten. Menurut Simpson, dkk. (1964), jalur biosintesis yang diusulkan untuk sintesis karotenoid pada khamir Rhodotorula glutinis memperlihatkan bahwa γ-karoten merupakan titik cabang dan ditetapkan sebagai prekursor β-karoten maupun torulene. Hidroksilasi dan oksidasi torulene dengan penggabungan fungsi oksidase memastikan pembentukan torularhodin (Goodwin, 1980).
Terdapat pula senyawa lain pada buah merah yaitu Omega 9 merupakan bagian dari keluarga Omega yaitu rantai karbon yang membentuk asam lemak tak jenuh dari 18 atom C. Molekul omega ini memiliki ikatan rangkap, sehingga disebut sebagai asam lemak tak jenuh. Angka 9 menunjukkan letak ikatan rangkap pada atom C yang ke-9. Omega 9 merupakan asam lemak tak jenuh dengan satu ikatan rangkap. Oleh karena itu Omega 9 disebut juga dengan asam lemak tak jenuh tunggal atau Mono Unsaturated Fatty Acid (=MUFA). MUFA ini ditengarai oleh pakar minyak makan maupun dokter ahli jantung memiliki khasiat menurunkan kolesterol LDL dan menaikkan kolesterol HDL. Omega 9 dan Omega 3 Cis. Yang disebut belakangan, Omega 3, merupakan asam lemak tak jenuh dengan lebih dari satu ikatan rangkap
Tokoferol merupakan antioksidan alami yang dapat ditemukan hampir disetiap minyak tanaman, tetapi saat ini telah dapat diproduksi secara kimia. Tokoferol memiliki karakteristik berwarna kuning terang, cukup larut dalam lipida karena rantai C panjang. Pengaruh nutrisi secara lengkap dari tokoferol belum diketahui, tetapi a-tokoferol dikenal sebagai sumber vitamin E. Didalam jaringan hidup, aktivitas antioksidan tokoferol cenderung a->b->g->d-tokoferol, tetapi dalam makanan aktivitas tokoferol terbalik d->g->b->a-tokoferol (Belitz dan Grosch, 1987). Menurut Sherwin (1990), urutan tersebut kadang bervariasi tergantung pada substrat dan kondisi-kondisi lain seperti suhu.
BAB III
KESIMPULAN
- Buah merah sebagai sumber lemak nabati (minyak Korotenoid)..Kandungan minyak dari buah merah cukup tinggi yaitu 35,9% per berat kering buah. Sedangkan kandungan asam lemaknya sama dengan komposisi asam lemak dari sebagian besar minyak goreng. Dengan demikian buah merah mempunyai prospek untuk dikembangkan sebagai sumber bahan minyak nabati
- Buah merah mengandung zat-zat gizi bermanfaat dalam kadar tinggi. Di antaranya betakaroten, tokoferol, asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, dan dekanoat. Semuanya merupakan senyawa-senyawa obat yang aktif. Betakaroten dan tokoferol (vitamin E), dikenal sebagai senyawa antioksidan yang ampuh. kandungan antioksidannya yang tinggi, yaitu karotenoid yang berupa karoten (12000 ppm), Beta-karoten (provitamin A) (700 ppm) 12 kali lebih tinggi dari kelapa sawit merah , serta tokoferol(vitamin E) (11000 ppm).
- Kandungan gizi buah merah setiap 100 gramnya mengandung energi 396 kalori, protein 3.300 mg, lemak 28.100 mg, serat 20.900 mg, kalsium 54.000 mg, fosfor 30 mg, besi 2,44mg, Vitamin B1 0,90 mg, Vitamin C 25,70 mg, niasin 1,8 mg, dan air 34,90 mg.
- Buah merah mengandung omega-9 dan omega-3 dalam dosis tinggi. Sebagai asam lemak tak jenuh, ia gampang dicerna dan diserap sehingga memperlancar proses metabolisme. Sari buah merah meluruhkan LDL (kolesterol yang mengakibatkan penumpukan flek di dalam pembuluh) dan meningkatkan kadar HDL (kolesterol yang memperlancar proses peredaran darah). Efeknya, terjadi keseimbangan kolesterol di dalam darah.
REFERENSI
http://www.medicastore.com/buahmerah_rajapapua/isi_rajapapua.php?isi_rajapapua=study
http://buah-merah.com/about%20red%20fruit_indonesia.htm
www.wikipedia.or.Id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar