Papan Buletin Blog Bhima

Bhima's Leaf

Senin, 12 Desember 2011

Otak Pembantaian Orangutan Harus Diusut Tuntas




REPRO KOMPAS/ICHWAN SUSANTO
Keluarga orangutan borneo (Pongo pygmaeus) menyantap pisang dalam atraksi feeding yang dilakukan di Camp Leakey Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah, Kamis (10/11/2011).

TERKAIT:
Penangkapan dua pelaku pembantaian orangutan di Kalimantan Timur disambut baik para penggiat konservasi. Namun, upaya melindungi orangutan dinilai masih belum selesai. Otak pelaku pembantaian harus diusut tuntas.
Dua terduga pelaku pembunuhan orangutan di Kalimantan Timur yang berinisial M alias G dan M telah diamankan pihak kepolisian. Mereka mengaku membunuh 20 orangutan dan monyet sejak 2008 untuk mendapatkan bayaran sebesar Rp 200 ribu hingga Rp 1 juta dari perusahaan kelapa sawit.
"Atas penangkapan dua pelaku itu, COP sangat mengapresiasi teman-teman kepolisian yang bekerja di lapangan," kata Daniek Hendarto dari Center for Orangutan Protection (COP) kepada Kompas.com,Selasa (22/11/2011)
Meski demikian, Daniek mengatakan bahwa penangkapan pelaku saja belum cukup. Ia berharap agar penangkapan terhadap pelaku ini bisa menjadi langkah awal untuk mengulik hal yang lebih besar. Penyelidikan terhadap perkebunan kelapa sawit yang terlibat pembantaian itu juga harus dilakukan.
"Yang ditangkap dua orang itu kan orang lapangan. Kami mengharapkan pemerintah juga serius untuk menemukan otaknya," ungkap Daniek saat dihubungi lewat telepon.
Terkait dengan upaya penyelidikan, pihak COP, kata Daniek, sudah menyediakan bukti foto dan video terkait pembunuhan orangutan itu. Ia berharap bukti tersebut bisa menjadi pijakan untuk menemukan pihak di belakang pembantaian tersebut.
Sejumlah tulang orangutan ditemukan Oktober lalu di kawasan Desa Puan Cepak, Kalimantan Timur. Setelah diteliti staf Universitas Mulawarwan, tulang itu dipastikan milik orangutan, diduga dibunuh dengan senjata tajam.
Tanggal 3 November 2011 lalu, satu orangutan jantan juga ditemukan terluka di kebun kelapa sawit PT Khaleda Agroprima Malindo. Diduga, orangutan itu disiksa hingga patah tulang.
Kasus kematian orangutan akibat disiksa atau dibunuh, menurut Daniek, bukanlah hal baru. Kasus itu diduga kuat melibatkan oknum perkebunan kelapa sawit, namun jarang tersentuh hukum. Penelitian The Nature Conservancy (TNC) dan 17 LSM lainnya menyebutkan bahwa setidaknya 750 orangutan dibunuh setiap tahunnya.

http://sains.kompas.com/read/2011/11/22/2129425/Otak.Pembantaian.Orangutan.Harus.Diusut.Tuntas

Tidak ada komentar:

Pengikut