Papan Buletin Blog Bhima

Bhima's Leaf

Senin, 12 Desember 2011

Konferensi Perubahan Iklim Lahirkan Paket Durban



AFP/OHIO STATE UNIVERSITY/LONNIE THOMPSONIlustrasi: Salah satu yang diduga akibat dampak perubahan iklim adalah lenyapnya Es Kilimanjaro.
Di tengah rasa frustrasi dan kelelahan yang mendera para delegasi, Konferensi Perubahan Iklim PBB, Konferensi Para Pihak ke-17/ Pertemuan Para Pihak untuk Protokol Kyoto ke-7 (COP-17/CMP-7) Kerangka Kerja Konvensi PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) menghasilkan Paket Durban yang mengadopsi tiga dokumen dan memutuskan rezim baru paska-Protokol Kyoto.
Konferensi berakhir pukul 05.25 waktu setempat atau siang hari  ini, Minggu (11/12/2011).
Terkait dengan pengurangan emisi gas rumah kaca yang menjadi penyebab pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim, para pihak UNFCCC sepakat melanjutkan Protoko l Kyoto ke tahap kedua. Tahap pertama Protokol Kyoto berlaku 2008-2012.
Menurut Komisioner Uni Eropa Connie Hedegaard dalam jumpa pers seusai penutupan konferensi, masa berlaku Protokol Kyoto tahap kedua masih ada dua pilihan, selama 5 tahun (1 Januari 2013-31 Desember 2017) atau 8 tahun (1 Januari 2013-31 Desember 2020). "Masih akan diputuskan pada COP selanjutnya," kata Connie seperti dilaporkan wartawan Kompas Brigitta Isworo Laksmi.
Presiden COP-17 Maite Nkoana-Mashabane yang gembira karena akhirnya semua mau mengadopsi semua dokumen mengatakan, konferensi ini adalah untuk menjaga agar Protokol Kyoto tetap hidup.
Regim selanjutnya untuk pengurangan emisi GHG global akan dibahas mulai COP-18 dan harus selesai tahun 2015. "Rezim lanjutan akan dilaksanakan mulai 2020," tuturnya.
Keputusan penting lainnya yaitu keputusan tentang pengoperasionalan pendanaan iklim jangka panjang (Green Climate Fund) dengan membentuk badan baru. Grup negara-negara diminta mencalonkan anggota badan paling lambat 31 Maret 2012. Sementara pendaftaran untuk menjadi kantor GCF ditunggu hingga tanggal 15 April 2012.
Konferensi COP kali ini adalah yang terpanjang selama ini. Akibat terancam kebuntuan, pada sekitar pukul 15.00 diadakan pertemuan para menteri dari kelompok negara- negara, sementara itu berlangsung juga perundingan di kerja sama jangka panjang (AWG-LCA) serta badan bantuan sains dan teknologi (SBSTA).
Pukul 21.00 dimulai siding untuk pengumpulan pendapat (stocktaking) oleh Presiden COP-17. Istirahat sekitar setengah jam dimulailah Sidang Pleno

http://sains.kompas.com/read/2011/12/11/13414024/Konferensi.Perubahan.Iklim.Lahirkan.Paket.Durban

Tidak ada komentar:

Pengikut