Papan Buletin Blog Bhima

Bhima's Leaf

Senin, 12 Desember 2011

Hotel Ramah Lingkungan Diminati


ShutterstockIlustrasi
Pengelola hotel di Bali diharapkan serius menghemat energi listrik jika ingin terus berkembang. Alasannya, wisatawan asing, terutama dari Eropa barat, saat ini hanya memilih hotel-hotel yang ramah lingkungan.
"Hal ini penting karena wisatawan yang peduli lingkungan biasanya datang dari negara kaya, seperti Denmark, Finlandia, Norwegia, dan Swedia," kata Direktur Eksekutif Bali Hotel Association (BHA) Djinaldi Gosana di sela lokakarya "Pekan Efisiensi Energi" di Denpasar, Bali, Selasa (4/10/2011).
Di tempat terpisah, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Bali Ida Bagus Ngurah Wijaya mengatakan, para wisatawan yang peduli lingkungan itu rata-rata menghabiskan lebih dari 100 dollar AS atau Rp 1 juta per hari. Kunjungan mereka tentu lebih menguntungkan para pelaku pariwisata.
Namun, hotel yang sudah menerapkan pola ramah lingkungan masih sedikit. Dari 103 hotel berbintang yang tergabung dalam BHA, baru sebanyak 30 hotel di antaranya yang sudah terbukti ramah lingkungan. Sebagian dari ke-30 hotel itu, misalnya, sudah memanfaatkan uap panas dari mesin pendingin ruangan untuk menggerakkan mesin lainnya.
Gosana menambahkan, para wisatawan itu pun lebih memilih hotel ramah lingkungan karena sesuai dengan gaya hidup mereka di negara asal. Mereka juga peduli dengan keterbatasan sumber daya alam dari fosil, seperti minyak bumi.
Konselor Bidang Perdagangan dan Pengembangan Kedutaan Besar Denmark Tim Mac Hansen mengatakan, Denmark sudah memulai program penghematan energi sejak tahun 1970. "Kami sadar untuk selalu mencari energi alternatif lain," ujarnya.
Bali sebagai tujuan utama wisata, kata Hansen, sangat memerlukan dukungan energi alternatif. Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Bali, listrik yang dibutuhkan di Bali berasal dari PLN sebanyak 723 MW, dan 200 MW di antaranya masih dipasok dari Jawa.
Beban puncak untuk wilayah Bali saat ini mencapai 548 MW. Pada tahun 2017, beban puncak diperkirakan mencapai 1.095 MW atau meningkat dua kali lipat.
Hansen mengatakan, Pemerintah Denmark sudah memberikan bantuan sebesar 10 juta dollar AS untuk membantu program penghematan energi di Indonesia.
Lokakarya "Pekan Efisiensi Energi" ini digelar di sembilan daerah dan sudah berlangsung antara lain di Jakarta, Makassar, dan Denpasar. Program ini sebagian besar ditujukan bagi para manajer energi di beberapa perusahaan.

http://sains.kompas.com/read/2011/10/04/23420251/Hotel.Ramah.Lingkungan.Diminati

Tidak ada komentar:

Pengikut