Kolaborasi antara peneliti dari University of California in Berkeley (UCB) dan Smithsonian Institution menemukan bahwa paus abu-abu berhasil melewati siklus pemanasan global dan pendinginan global di masa lampau karena mereka mengubah pola makan. Saat kehidupan mereka terancam, hewan ini menyantap makanan yang lebih bervariasi daripada biasanya. Ini membuat mereka mampu bertahan hidup dan terhindar dari kepunahan seperti banyak spesies hewan lain.
Dari penelitian, diperkirakan paus abu-abu (Eschrichtius robustus) telah menggunakan taktik pengubahan pola makan ini selama beberapa juta tahun belakangan. Meski bukti-bukti langsung yang didapat hanya mencakup 120.000 tahun terakhir, peneliti yakin kesimpulan ini berlaku pula di masa sebelumnya.
Sebagai informasi, makanan asli paus abu-abu adalah cacing dan sejenis amphipods yang tinggal di dasar laut. Namun, kini hewan itu mulai memakan krill dan ikan haring, sama seperti paus balin. "Strategi ini terbukti berhasil membuat mereka berevolusi dan bertahan terhadap pemanasan global," kata David Lindberg, biolog dari UCB.
Temuan ini merupakan kabar gembira bagi paus abu-abu yang tampak memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap evolusi dibanding perkiraan sebelumnya.
"Ini bisa membuat mereka melewati perubahan iklim yang diprediksi akan terjadi dalam beberapa abad ke depan yang ditandai dengan kenaikan ketinggian air laut sebanyak beberapa meter," kata Nicholas Pyenson, kurator dari Smithsonian Institution. "Kelihatannya, paus abu-abu akan menjadi salah satu spesies yang akan berhasil melewati perubahan iklim yang akan datang," ucap Pyenson. (National Geographic Indonesia/Abiyu Pradipa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar