PERCOBAAN 4
KOMPETISI INTERSPESIFIK
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kompetisi didefinisikan sebagai interaksi antara dua individu baik yang sesama maupun yang berlainan spesies yang menimbulkan pengaruh negatif bagi keduanya sebagai akibat memanfaatkan secara bersama sumber daya yang ada dalam keadaan terbatas. Kompetisi merupakan salah satu bentuk interaksi antar organisme. Secara umum, organisme yang berkompetisi hampir serupa dalam kebutuhan dan ukuran ekologis, meskipun ada perkecualiannya. Kompetisi adalah proses aktif yang mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan bersaing individu-individu untuk hidup dan bereproduksi. Kompetisi interspesifik merupakan kompetisi antara anggota-anggota dari spesies yang sama (S.J. Mc Naughton dan Larry L. Wolf, 1992).
1.2. Tujuan Praktikum
Mempelajari kompetisi interspesifik secara langsung diantara dua jenis tumbuhan yang berada pada suatu wilayah (tempat) yang terbatas.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Persaingan adalah suatu tipe hubungan antara jenis yang terjadi pada dua atau lebih individu organisme tumbuhan atau hewan. Persaingan yang dilakukan oleh hewan sangat berlainan jika dibandingkan dengan tumbuhan. Pada dasarnya persaingan yang dilakukan oleh tumbuhan tidak dilakukan secara fisik, lain halnya seperti yang dilakukan oleh hewan atau manusia. Dalam praktikum ini akan dibatasi pada tipe persaingan yang dilakukan oleh tumbuhan.
Di alam persaingan yang dilakukan oleh tumbuhan dapat terjadi antara individu-individu dari satu jenis yang sama (intraspesifik) atau individu-individu dari jenis yang berbeda (interspesifik). Persaingan ini terjadi dikarenakan individu-individu tersebut mempunyai kebutuhan yang sama terhadap faktor-faktor tertentu yang tidak tersedia dalam jumlah yang cukup di dalam lingkungannya seperti makanan, tempat hidup, cahaya, oksigen, air dan lain-lain. Akibat dari persaingan ini kedua belah pihak akan saling mempengaruhi laju pertumbuhannya dan akan saling mempengaruhi laju pertumbuhannya dan akan menurunkan produksi yang dihasilkannya.
Studi mengenai kompetisi interspesifik pada tanaman dapat memberikan informasi yang berharga untuk mengungkapkan faktor-faktor gang membatasi distribusi suatu spesies atau keberhasilan tumbuhnya spesies pada suatu wilayah (Tim Penyusun Ekologi, 2006).
Bila persaingan terjadi cukup hebat dan besar, maka sering populasi tertentu kalah (Prawirohartono, 1991).
Kompetisi hanya terjadi bila dua atau lebih organisme membutuhkan beberapa sumber alam yang sama, tetapi sumber tersebut tidak mencukupi kebutuhan. Meskipun dimensi suhu dalam niche dapat menentukan kisaran pengaruh pada spesies yang berkompetisi, dan kompetitor yang paling efektif dapat berbeda bila suhu berbeda pula, kompetisi selalu memperebutkan sumber alam , bukan memperebukan regulator.
Kemampuan berkompetisi ini walaupun kadang kadang terlihat akan diseleksi pertama kali dalam situasi keberadaan sumber energi yang rendah dan karena lingkungan banyak mendapat tekanan, tidak dapat digabungkan dengan tekanan dan faktor-faktor yang bebas (S.J. Mc Naughton dan Larry L. Wolf, 1992).
Kompetisi interspesifik antara kedua spesies dapat mengakibatkan kepunahan salah satu atau kedua kompetitor di habitat mereka, atau keduanya saling berkoeksistensi di habitatnya. Pada keadaan terjadinya kepunahan (bisa akibat migrasi atau mati) satu spesies, salah satu spesies kompetitor itu unggul dan mendesak spesies yang lemah. Bila spesies yang lemah tidak mengubah nichenya sehingga tingkat keberimpitan nichenya berkurang maka akan terjadilah kepunahan populasi di habitat tersebut. Seandainya spesies yang lemah dapat menyesuaikan diri dengan spesies unggul maka keduanya dapat berkoeksistensi di habitat tersebut (Nurdin Muhammad Suin, 2003).
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Hari, tanggal : Rabu, 15 November 2006 - Rabu, 13 Desember 2006
Waktu : 4 minggu
Tempat : Laboratorium Universitas Jambi
3.2. Alat dan Bahan
1. Polibag atau pot tanaman yang telah berisi tanah yang homogen
2. Penggaris
3. Biji kacang hijau dan jagung
4. Air
5. Ajir
6. Timbangan
3.3. Prosedur Kerja
a. Beberapa pot plastik atau polibag yang telah diisi dengan tanah, disediakan oleh praktikan.
b. Biji kacang hijau dan jagung dipilih yang masih baik.
c. Biji tersebut ditanam ke dalam pot atau polibag yang sudah disediakan dengan pengaturan penanaman (perlakuan) sebagai berikut :
2 biji kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan 2 biji jagung (Zea mays)
4 biji kacang hijau (Phaseolus radiatus) sebagai kontrol
4 biji jagung (Zea mays) sebagai kontrol
d. Penyiraman dilakukan setiap hari sampai tanaman berumur 4 minggu.
e. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada waktu tanaman berumur 4 minggu, setelah itu dipanen dan ditimbang bobot tanaman tanpa akar (berat basah dan berat kering udara.
f. Dibandingkan tinggi dan bobot antara tanaman kontrol dengan yang diberi perlakuan.
g. Dibuat diagram pertumbuhannya dalam kertas grafik.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tabel Lembar Data pengamatan kompetisi interspesifik
Perlakuan | No | Tinggi Tanaman (cm) Perlakuan / Ulangan ke | ||
1 | 2 | 3 | ||
A | 1 | 9,7 cm | 8,5 cm | 9,1 cm |
2 | 11,2 cm | 9 cm | 9,1 cm | |
3 | 9,5 cm | 7,9 cm | 11,2 cm | |
4 | 11 cm | 9,2 cm | 7,2 cm | |
Rata-rata | 10,35 cm | 8,65 cm | 9,15 cm | |
B | 1 | 28,0 cm | 30,9 cm | 29,7 cm |
2 | 14,3 cm | 9,0 cm | 15,5 cm | |
3 | 20,9 cm | 22,5 cm | 19,9 cm | |
4 | 22,8 cm | 22,5 cm | 20,6 cm | |
Rata-rata | 21,15 cm | 21,225 cm | 21,425 cm | |
C 1 | 1 | 30,2 cm | 26,0 cm | 27,6 cm |
2 | 28,7 cm | 26,3 cm | 26,1 cm | |
Rata-rata | 29,45 cm | 26,15 cm | 26,85 cm | |
C 2 | 1 | 6,3 cm | 7,2 cm | 5,7 cm |
2 | 7,9 cm | 14,5 cm | 10,7 cm | |
Rata-rata | 7,1 cm | 10,85 cm | 8,2 cm |
Perlakuan | No | Berat tanaman (gr) Perlakuan / Ulangan ke | ||
1 | 2 | 3 | ||
A | 1 | 2,48 gr | 4,72 gr | 3,23 gr |
2 | 1,54 gr | 5,82 gr | 3,27 gr | |
3 | 1,79 gr | 5,41 gr | 1,35 gr | |
4 | 1,59 gr | 3,29 gr | 3,07 gr | |
Rata-rata | 1,85 gr | 4,81 gr | 2,73 gr | |
B | 1 | 0,32 gr | 0,69 gr | 0,45 gr |
2 | 0,57 gr | 0,93 gr | 0,62 gr | |
3 | 0,54 gr | 0,16 gr | 0,33 gr | |
4 | 0,92 gr | 0,43 gr | 0,56 gr | |
Rata-rata | 0,5875 gr | 0,5525 gr | 0,49 gr | |
C 1 | 1 | 1,06 gr | 0,75 gr | 0,66 gr |
2 | 1,00 gr | 0,52 gr | 0,71 gr | |
Rata-rata | 1,03 gr | 0,635 gr | 0,685 gr | |
C 2 | 1 | 5,76 gr | 3,26 gr | 3,57 gr |
2 | 2,32 gr | 2,21 gr | 4,45 gr | |
Rata-rata | 4,04 gr | 2,735 gr | 4,01 gr |
4.2. Pembahasan
Kompetisi interspesifik adalah persaingan yang terjadi antara individu dari jenis yang berbeda. Pada dasarnya persaingan yang dilakukan oleh tumbuhan tidak secara fisik. Dalam percobaan ini praktikan mempelajari kompetisi interspesifik secara langsung diantara dua jenis tumbuhan yang berbeda yaitu kacang hijau (Phaseolus radiatus) dengan jagung (Zea mays) pada suatu wilayah (tempat yang terbatas. Persaingan ini terjadi dikarenakan individu-individu tersebut mempunyai kebutuhan yang sama terhadap faktor-faktor tertentu yang tidak tersedia dalam jumlah yang cukup di dalam lingkungannya seperti cahaya, oksigen, air dan lain-lain. Akibat dari persaingan ini kedua belah pihak akan saling mempengaruhi laju pertumbuhannya.
Dari hasil percobaan dapat dibandingkan antara tinggi dan berat tanaman perlakuan (polibagC) dengan perlakuan kontrol polibag A dan B. Dalam hal ini polibag C berisi 2 tanaman jagung dan 2 tanaman kacang hijau dan untuk memudahkan pengamatan tanaman jagung ditandai C1 dan tanaman kacang hijau ditandai C2. Pengukuran tinggi dan berat tanaman dilakukan pada minggu ke empat setelah ditanam. Berat tanaman yang ditimbang hanya berat basahnya saja sedangkan berat keringnya tidak ditimbang.
1. Pada tanaman A (kontrol) polibag ditanami 4 biji jagung, jagung. Berat tanaman A lebih ringan (rata-rata 3,13 gr) bila dibandingkan dengan tanaman C (rata-rata beratnya 3,595 gr).
2. Pada tanaman B (kontrol) polibag ditanami 4 biji kacang hijau. Berat tanaman B lebih ringan (rata-rata 0,543 gr) bila dibandingkan dengan tanaman C (berat rata-rata 0,783 gr).
3. Tinggi jagung tanaman kontrol A lebih tinggi (9,4 cm) bila dibandingkan dengan tanaman C (8,716 cm).
4. Tinggi tanaman kacang hijau perlakuan B lebih rendah (21,267) jika dibandingkan dengan tanaman C (27,483cm).
Pada polibag A dan B tanaman mengalani persaingan intraspesifik karena persaingan terjadi antara satu spesies tanaman sedangkan pada polibag C tanaman mengalami persaingan interspesifik karena persaingan terjadi antara 2 spesies tanaman.
Perbedaan tinggi dan berat dari tanaman pada perlakuan C mungkin disebabkan oleh jumlah air yang diserap untuk pertumbuhan berbeda, sumber hara yang dibutuhkan sama tetapi jumlahnya berbeda. Begitu pula banyaknya cahaya matahari yang dibutuhkan kedua tanaman ini jumlahnya berbeda. Tempat penanaman (polibag) ukurannya terbatas sedangkan aktivitas pertumbuhan maka unsur hara yang ada di dalam polibag tersebut terus berkurang artinya kesuburan tanah juga berkurang.
V. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan yang berjudul kompetisi intersspesifik dapat diambul kesimpulan sebagai berikut:
1. Persaingan interspesifik menyebabkan perbedaan tinggi dan berat tamanan perlakuandengan yang kontrol.Berat tanaman perlakuanbaik jagung maupun kacanghijau umumnya lebih berat dibanduingkan dengan perlakuan kontrol. Tinggi tanaman jagung perlakuanlebih rendah dan tinggi tanaman kacang hijau lebih tinggi jika dibandigkan dengan tanaman kontrol.
2. Persaingan ini terjadi karena individu tersebut memiliki kebutuhan yang sama terhadap faktor tertentu yang jumlahnya terbatas seperti makanan, tempat hidup, cahaya, oksigen air, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
(Tidak dipublikasikan, hanya ditampilkan dalam draft asli dokumen pribadi penulis)
4 komentar:
terima kasih banget yaa........
tugas laporanku jadi cepat kelar......
besok2 nulis lagi yaaaa biar memudahkan mahasiswa2 yang mau ngopi laporan
hehehehe..............
sekali lagi makasihhhhhhhhhhhhhhhhhhhh bangetttttttttttttttttttttttttttttttttttttt...............................................
makasih ya lagunya enak
makasih banget ya mas.. berkat laporan anda, meringankan tugas kita.. hehe..
edisi kejar tayang..
BAGUS postingnya smua materi kuliah biologi ada,,,,
Posting Komentar