Papan Buletin Blog Bhima

Bhima's Leaf

Senin, 25 Oktober 2010

Rotan, keanekaragaman Hayati Indonesia

Tugas Mata Kuliah Keanekaragaman Hayati
Nama: IRFAN PASARIBU
NIM  : A1C407007

ROTAN BAGI MASYARAKAT

Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (biodiversity) adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Dapat juga diartikan sebagai kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu. Keanekaragaman hayati seringkali digunakan sebagai ukuran kesehatan sistem biologis.
Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara merata di bumi, wilayah tropis memiliki keanekaragaman hayati yang lebih kaya, dan jumlah keanekaragaman hayati terus menurun jika semakin jauh dari ekuator. Ledakan keanekaragaman hayati  begitu cepat, namun secara periodik dan eventual juga terjadi kepunahan secara besar-besaran akibat aktivitas bumi, iklim, dan luar angkasa.
Indonesia dikaruniai kekayaan keanekaragaman hayati sangat tinggi dengan memiliki sekitar 90 tipe ekosistem, 40.000 spesies tumbuhan dan 300.000 spesies hewan. Keanekaragaman hayati itu mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia karena menjadi sumber penyediaan bahan pangan, sandang, papan, obat-obatan dan juga berfungsi sebagai penyedia sumber air, udara bersih dan untuk kepentingan pariwisata. Selain itu, tambahnya, keanekaragaman hayati juga menghasilkan devisa bagi sumber keuangan Negara seperti pada sektor industri, pertanian, kehutanan dan kesehatan, tambahnya. Keanekaragaman hayati juga membuka peluang besar pada industri, dan  tanaman industri adanya kecenderungan perubahan pasar dunia terhadap tanaman industri dan industri yang mulai beralih kepada tanaman tropis. Rotan menjadi salah satu perhatian.
Rotan adalah sekelompok palma dari kelompok Calameae yang memiliki habitus memanjat, terutama Calamus, Daemonorops, dan Oncocalamus. Kelompok Calameae sendiri terdiri dari sekitar enam ratus anggota, dengan daerah persebaran di bagian tropis Afrika, Asia dan Australasia. Ke dalam kelompok ini termasuk pula marga Salacca ( misalnya salak), Metroxylon (misalnya rumbia/sagu), serta Pigafetta yang tidak memanjat, dan secara tradisional tidak digolongkan sebagai rotan. Sebagian besar rotan berasal dari hutan di Indonesia, seperti Sumatra, Jawa, Borneo, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Indonesia memasok 70% kebutuhan rotan dunia. Sisa pasar diisi dari Malaysia, Filipina, Sri Lanka, dan Bangladesh.
Rotan cepat tumbuh dan relatif mudah dipanen serta ditransprotasi. Ini dianggap membantu menjaga kelestarian hutan, kaerna orang lebih suka memanen rotan daripada kayu. Suatu batang rotan dapat mencapai panjang ratusan meter. Batang rotan mengeluarkan air jika ditebas dan dapat digunakan sebagai cara bertahan hidup di alam bebas. Badak jawa diketahui juga menjadikan rotan sebagai salah satu menunya.
Rotan yang umum dipergunakan dalam industri tidaklah terlalu banyak. Beberapa yang paling umum diperdagangkan adalah Manau, Batang, Tohiti, Mandola, Tabu-Tabu, Suti, Sega, Lambang, Blubuk, Jawa, Pahit, Kubu, Lacak, Slimit, Cacing, Semambu, serta Pulut. Beberapa rotan mengeluarkan getah (resin) dari tangkai bunganya. Getah ini berwarna merah dan dikenal di perdagangan sebagai dragon's blood ("darah naga"). Resin ini dipakai untuk mewarnai biola atau sebagai meni.
Pemanfaatan rotan terutama adalah sebagai bahan baku mebel, misalnya kursi, meja tamu, serta rak buku. Rotan memiliki beberapa keunggulan daripada kayu, seperti ringan, kuat, elastis / mudah dibentuk, serta murah. Kelemahan utama rotan adalah gampang terkena kutu bubuk "Pin Hole". Batang rotan juga dapat dibuat sebagai tongkat penyangga berjalan dan senjata. Berbagai perguruan pencak silat mengajarkan cara bertarung menggunakan batang rotan. Di beberapa tempat di Asia Tenggara, rotan dipakai sebagai alat pemukul dalam hukuman cambuk rotan bagi pelaku tindakan kriminal tertentu.
Pembukaan kawasan hutan alam bagi keperluan pemukiman penduduk, perkebunan besar, pertanian dan lain sebagainya, dapat mengakibatkan rotan semakin sulit diperoleh. Oleh karena itu sudah waktunya untuk melestarikan rotan melalui gerakan penanaman rotan di lahan-lahan milik masyarakat dan upaya perlindungan sumber-sumber genetika rotan yang masih tersisa di dalam kawasan hutan negara. Maksud pembudidayaan rotan adalah untuk meningkatkan kelestarian rotan, baik potensi maupun kwalitasnya. Tujuannya adalah dengan meningkatkan potensi sumber daya rotan, maka terpenuhinya bahan baku industri rotan dalam upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya para petani rotan.
Oleh karena itu keberadaan rotan terutama yang digunakan sebagai bahan baku industri yang mampu menguasai pangsa pasar industri dunia mesti dijaga. Spesies-spesies rotan yang dimanfaatan harus tetap dikontrol keberadaannya sehingga bisa ditangani agar spesies tersebut tidak tergolong dalam kelompok spesies yang rentan untuk kepunahan. Keanekaragaman hayati dari rotan ini berperan dalam kehidupan bangsa. Dengan adanya rotan masyarakat asli (Suku Anak dalam/ dayak) lebih jarang menebang pohon, karena mereka bisa memanfaatkan rotan. Selain itu, kreatifitas masyarakat tersebut dapat dibentuk dengan membuat industri yang berasal dari rotan. Hal ini tentunya akan menunjang nilai ekonomimasyarakat asli disekitar hutan.
Kebiasaan masyarakat asli Indonesia yakni memanfaatkan rotan sebagai kebutuhan utama hidup mereka. Ada yang menjadikan rotan sebagai bahan pangan. Ada yang mengolahnya menjadi bahan untuk tempat tinggal mereka, baik itu menjadi dinding, atap ataupun alas (tikar) rumah mereka.
Rotan memiliki peranan yang sangat berarti bagi masyarakat dan bangsa. Selain menjadi kebutuhan sendiri. Hasil yang diciptakan dari industri rotan mampu menjadi salah satu daya saing bangsa kita di pangsa pasar dunia. Sudah banyak trobosan industri masyarakat yang berbahan baku rotan menembus pasar dunia, dan hasil karyanya dicintai oleh masyarakat dunia. Pastinya rotan berperan dalam kelangsungan hidup bangsa. Banyak matapencaharian yang terbentuk dari industri rotan. Berkurangnya penebangan pohon oleh suku anak dalam karena masih adanya rotan, sehingga kelestarian hutan masih terjaga.

Tidak ada komentar:

Pengikut