Papan Buletin Blog Bhima

Bhima's Leaf

Jumat, 29 Oktober 2010

PERCOBAAN 7
ANALISIS VEGETASI DENGAN METODE KUADRAT

I. PENDAHULUAN
          1.1. Latar Belakang
            Secara alamiah, penyebaran hewan hewan dan tumbuh-tumbuhan diatur oleh jumlah dan keragaman bahan yang dibutuhkan oleh organisme, dan faktor-faktor fisik dan batas toleransi organisme terhadap komponen-komponen ini di lingkungan. Komponen-komponen lingkungan tidak mempengaruhi organisme secara sama dalam keadaan tertentu.
            Organisme daratan sangatlah beragam dengan tumbuh-tumbuhan hijau besar yang membentuk penampilan komunitas yang menonjol. Umumnya, komunitas tanah digolongkan dan dinamai lebih atas dasar vegetasi, dibandingkan atas dasar lingkungan fisik. Tumbuh-tumbuhan hijau menyediakan makanan dan perlindungan bagi makhluk lain dalam konmunitas itu.
            Komunitas dalam suatu daerah, yang dipilih dan dipetakan membantu dalam memahami prinsip-prinsip dasar yang terlibat dalam studi-studi lingkungan (P. Michael, 1995).

          1.2. Tujuan Praktikum
            Untuk mengetahui komposisi jenis, peranan, penyebaran dan struktur dari suatu tipe vegetasi yang diamati.

II. TINJAUAN PUSTAKA
            Metode kuadrat adalah salah satu metode analisis vegetasi berdasarkan suatu luasan petak contoh. Langkah pertama dari metode ini adalah membuat Kurva Spesies Area. Setelah luas minimum area dari suatu petak contoh yang dianggap mewakili suatu tipe komunitas tertentu telah kita peroleh, maka selanjutnya kita dapat melakukan penarikan contoh tersebut.
            Kuadrat yang dimaksud dalam metode ini adalah suatu ukuran luas yang diukur dengan satuan kuadrat seperti m², cm² dan lain-lain. Bentuk petak contoh pada metode kuadrat pada dasarnya ada tiga macam yaitu bentuk lingkaran, bentuk bujur sangkar dan bentuk empat persegi panjang. Dari ketiga bentuk petak contoh ini masing-masing bentuk memiliki kelebihan dan kekurangannya, seperti bentuk lingkaran akan lebih menguntungkan jika dapat dipakai untuk analisis vegetasi herba yang bergerombol, karena ukuran dapat cepat diperluas dan teliti dengan menggunakan seutas tali yang dikaitkan pada titik pusat lingkaran. Untuk vegetasi herba rendah bentuk empat persegi panjang akan lebih efisien dibandingkan dengan bentuk bujur sangkar pada ukuran yang sama. Hal ini disebabkan karena kelompok tumbuhan cenderung akan tumbuh membentuk lingkaran, sehingga bentuk petak contoh berbentuk empat persegi panjang akan lebih banyak kemungkinannya untuk memotong kelompok tumbuhan dibandingkan dengan bentuk bujur sangkar pada luasan yang sama, dengan demikian jumlah jenis yang teramati akan lebih banyak. Namun demikian, bentuk petak contoh empat persegi panjang mempunyai kekurangan terhadap bentuk bujur sangkar, karena perbandingan panjang tepi terhadap luasnya lebih besar daripada perbandingan panjang tepi bujur sangkar terhadap luasnya. Kesalahan tersebut terus meningkat apabila perbandingan panjang tepi terhadap luasnya semakin meningkat.
            Dilihat dari segi penyebaran tumbuhan, bentuk bujur sangkar memiliki keuntungan apabila dibandingkan dengan bentuk lingkaran, namun demikian bentuk lingkaran mempunyai keuntungan dibandingkan dengan bentuk-bentuk geometris lainnya. Bentuk lingkaran juga lebih efisien digunakan pada daerah tipe vegetasi yang berkelompok seperti daerah gurun pasir. Untuk melakukan analisis vegetasi perlu diketahui beberapa parameter vegetasi meliputi:
                                                       Jumlah individu suatu jenis
Kerapatan Mutlak (KM)         :  —————————————
                                                            Luas contoh (ha)

                                                         Kerapatan suatu jenis
Kerapatan Relatif (KR)          :  ———————————— × 100%
                                                        Kerapatan seluruh jenis

                                                       Jumlah plot terisi suatu spesies  
Frekuensi Mutlak (FM)           :  ——————————————
                                                                Jumlah seluruh petak

                                                        Frekuensi suatu jenis
Frekuensi Relatif (FR)            :  ———————————  × 100 %
                                                      Frekuensi seluruh jenis

                                                       Luas bidang dasar suatu jenis
Dominansi Mutlak (DM)        : ——————————————
                                                                  Luas contoh (ha)

                                                       Dominansi suatu jenis
Dominansi Relatif (DR)          : ——————————— ×100 %
                                                      Dominansi seluruh jenis

Indeks Nilai Penting (INP)     : KR+ FR+ DR

                                                                   INP
Perbandingan Nilai Penting (SDR)     :  ————
                                                                     3
(Tim Penyusun Ekologi, 2006)
            Tumbuh-tumbuhan dapat secara nyata dikelompokkan menjadi empat kategori utama, yaitu pohon-pohon, semak-semak, tanaman rempah-rempah dan tumbuhan lumut.
            Dalam pengambilan sampel vegetasi, kita tidak hanya mempelajari spesies apa yang ada, namun juga kepentingan relatifnya dalam komunitas seperti diperlihatkan oleh penyebarannya, atau frekuensinya, kelimpahannya dan rimbunannya. Satuan pengambilan sampel yang merupakan daerah-daerah dengan ukuran pasti disebut kuadrat. Kuadrat yang digunakan untuk mengambil sampel tumbuhan dalam suatu komunitas harus dalam dimensi yang mewakili seluruh spesies yang ada dalam komunitas itu. Ukuran kuadrat bergantung pada jenis vegetasi yang ada dalam daerah itu. Kuadrat-kuadrat yang besar perlu untuk mengambil sampel pohon-pohon, sedangkan tanaman rempah dan semak-semak dapat diambil sampel secara tepat dengan kuadrat-kuadrat yang lebih kecil.
            Diantara banyak organisme yang membentuk suatu komunitas, hanya beberapa spesies atau grup yang memperlihatkan pengendalian yang nyata dalam memfungsikan  keseluruhan komunitas. Kepentingan relatif dari organisme dalam suatu komunitas tidak ditentukan oleh posisi taksonominya, namun oleh jumkah, ukuran produksi dan hubungan lainnya. Tingkat  kepentingan suatu spesies biasanya dinyatakan oleh indeks keunggulannya (dominansi).
            Komunitas diberi nama dan digolongkan menurut spesies auatu bentuk hidup yang dominan, habitat fisik atau kekhasan fungsional. Analisis komunitas dapat dilakukan dalam setiap lokasi tertentu berdasarkan pada pembedaan zone atau gradien yang terdapat dalam daerah tersebut.
            Angka banding antara jumlah spesies dan jumlah total individu dalam suatu komunitas dinyatakan sebagai keragaman spesies. Keragaman spesies dapat diambil untuk menandai jumlah spesies  dalam suatu daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara jumlah total individu dari seluruh spesies yang ada. Hubungan ini dapat dinyatakan secara numerik sebagai indeks keragaman. 
            Dengan mengetahui daerah atau volume kuadrat, jumlah individu dalam kuadrat dan angka banding daerah atau volume kuadrat itu terhadap keseluruhan daerah akan mungkin untuk menghitung ukuran populasi dam daerah itu (P. Michael,1995).

III.    BAHAN DAN METODE
          3.1. Waktu dan Tempat
Hari, tanggal   : Rabu, 13 Desember 2006
Waktu             : 14.00 – 15.30 WIB
Tempat            : Hutan alami yang ada disekitar kampus Universitas Jambi

          3.2. Alat dan Bahan
a.   Bahan adalah tipe komunitas tumbuhan sebagai objek praktikum.
b.   Tali rafia untuk menentukan luas petak percobaan.
c.  Penghitung atau counter untuk menghitung jumlah jenis individu di dalam petak contoh.
d.   Bambu sebagai patok tanda pembatas.
e.   Alat tulis dan label untuk mengumpulkan data.
f.    Meteran jahit untuk mengukur keliling pohon

          3.3. Prosedur Kerja
a.   Ditentukan suatu areal tipe vegetasi yang menjadi objek untuk dianalisis.
b. Luas petak contoh ditentukan dari hasil pembuatan Kurva Spesies Area dan banyaknya petak contoh dari biaya, waktu dan tenaga. Tetapi dari berbagai pengalaman, pada dasarnya ukuran petak contoh seluas 1 m² dibuat untuk menganalisis tumbuhan herba, 10 - 20 m² untuk tumbuhan semak atau terhadap pohon tingkatan sapling yang tingginya kurang dari 3 meter dan 100 m² untuk komunitas hutan.
c.   Penentuan awal petak contoh ditentukan secara acak atau sistematis atau kombinasi keduanya.
d.   Dalam setiap petak contoh dicatat data setiap individu jenis yang terdapat.
e.   Individu jenis yang didapat, diukur keliling batangnya setinggi dada dengan meteran jahit. Jenis individu yang dicatat diambil daunnya untuk diidentifikasi.
f.  Ditentukan besarnya Indeks Nilai Penting (INP) dari masing-masing jenis dengan menjumlahkan parameter pada masing-masing jenis.
 g.  Ditentukan Perbandingan Indeks Indeks Nilai Penting (SDR). SDR menunjukkan jumlah Indeks Nilai Penting dibagi dengan besaran yang membentuknya.

IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN
          4.1. Hasil
Lembar data kelas analisis vegetasi

NO

SPESIES
NOMOR PLOT

JML
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
Karet
1
3
0
2
1
0
0
0
0
1
4
1
13
2
A
1
3
1
0
0
2
2
0
2
0
0
0
11
3
B
5
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
8
4
C
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
4
5
D
0
0
2
0
0
0
0
1
0
0
0
0
3
6
E
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
3
7
F
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
8
G
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
9
H
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
10
I
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
11
J
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
2
0
4
12
K
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
13
Alstonia
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
14
L
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
2
15
M
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
16
N
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
17
O
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
18
P
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
19
Q
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
20
R
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
21
S
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
22
T
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
23
U
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
2
24
V
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
25
W
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
26
X
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
27
Y
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
28
Z
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
JUMLAH
69

Lembar data Keliling pohon analisis vegetasi

Keliling (K)     = 2 p r
                              22                   44
                        = 2 — r            = —— r
                                7                    7
Luas bidang dasar suatu jenis   =   luas lingkaran  =  p
r    =  jari-jari pohon
K   =  keliling pohon

NO
SPESIES
Keliling
(cm)
r (cm)
Luas (cm²)
Bidang Dasar (cm²)
DM
1
Karet
33,5
5,329
89,234
5480,706 cm²

2
Karet
118,5
18,852
1116,548
3
Karet
35,5
5,648
100,207
4
Karet
145,2
23,1
1676,385
5
Karet
40
6,364
127,221
6
Karet
40
6,364
127,221
7
Karet
49,5
7,875
194,828
8
Karet
118
18,773
1107,145
9
Karet
35
5,568
97,403
10
Karet
30
4,773
71,562
11
Karet
37
5,886
108,854
12
Karet
36
5,727
103,049
13
Karet
84
13,364
561,047
14
A
65
10,341
335,944
2021,047 cm²

15
A
49,3
7,843
193,257
16
A
49,5
7,875
194,828
17
A
58,7
9,339
273,979
18
A
50,5
8,034
202,779
19
A
48
7,636
183,199
20
A
45
7,159
161,015
21
A
33
5,25
86,590
22
A
43
6,481
147,020
23
A
32
5,091
81,422
24
A
45
7,159
161,015
25
B
56
8,909
249,354
2107,341 cm²

26
B
64,5
10,261
330,796
27
B
53,4
8,495
226,737
28
B
68,5
10,898
373,097
29
B
71
11,295
400,827
30
B
33,3
5,298
88,172
31
B
67
10,659
356,936
32
B
32
5,091
81,422
33
C
30,2
4,805
72,519
2146,587 cm²

34
C
138,2
21,986
1518,646
35
C
77
12,25
471,435
36
C
32,5
5,170
83,986
37
D
130,5
20,761
1354,134
1730,709 cm²

38
D
56
8,909
249,534
39
D
40
6,364
127,221
40
E
51
8,114
206,814
403,053 cm²

41
E
38
6,045
114,817
42
E
32
5,091
81,422
43
F
39
6,205
120,939
120,939 cm²

44
G
34
5,409
91,917
91,917 cm²

45
H
40
6,364
127,221
127,221 cm²

46
I
60
9,545
286,248
286,248 cm²

47
J
37,5
5,966
111,816
542,083 cm²

48
J
54
8,591
231,861
49
J
37,5
9,966
111,816
50
J
33
5,25
86,590
51
K
30
4,773
71,591
71,562 cm²

52
Alstonia
118
18,773
1107,145
1107,145 cm²

53
L
39,5
6,284
124,061
208,047 cm²

54
L
32,5
5,170
83,986
55
M
49
7,795
190,912
190,912 cm²

56
N
38
6,045
114,817
114,817 cm²

57
O
35
5,568
97,443
97,403 cm²

58
P
67,5
10,739
362,283
362,283 cm²

59
Q
35
5,568
97,443
97,404 cm²

60
R
52,5
8,352
219,159
219,159 cm²

61
S
65
10,341
335,944
335,944 cm²

62
T
110
17,5
962,113
962,113 cm²

63
U
31
4,932
76,412
152,825 cm²

64
U
31
4,932
76,412
65
V
52
8,273
215,004
215,004 cm²

66
W
31
4,932
76,412
76,412 cm²

67
X
30,5
4,852
73,967
73,967 cm²

68
Y
52
8,273
215,004
215,004 cm²

69
Z
37
5,886
108,854
108,854 cm²

Jumlah






          4.2. Pembahasan
Ø Lembar data kerapatan analisis vegetasi
                        Jumlah individu suatu jenis
KM      =  ———————————————
                        Luas contoh (ha)
                    Satuan individu
            =  —————————    =  Ind / ha
                               ha
                        Kerapatan suatu jenis
KR      =  ————————————— × 100 %
                        Kerapatan seluruh jenis
                    Ind / ha
            =  ————— × 100 %  =  ... %
                    Ind / ha

Luas daerah yang diamati       =   ( 10 m × 10 m ) × 12 = 1200 m²
                                1200 m²
1200 m²           = ——————  × 1 ha = 0,12 ha
                              10.000 m²
1 ha     = 10.000 m²

NO
SPESIES
KM (Ind/ha)
KR (%)
1
Karet
13 ind / 0,12 ha = 108,333 ind/ha
108,333 / 574,999 × 100 % = 18,841 %
2
A
11 ind / 0,12 ha = 91,667 ind/ha
91,667 / 574,999 × 100 % = 15,942 %
3
B
8 ind / 0,12 ha = 66,667 ind/ha
66,667 / 574,999 × 100 % = 11,594 %
4
C
4 ind / 0,12 ha = 33,333 ind/ha
33,333 / 574,999 × 100 % = 5,797 %
5
D
3 ind / 0,12 ha = 25 ind/ha
25 / 574,999 × 100 % = 4,348 %
6
E
3 ind / 0,12 ha = 25 ind/ha
25 / 574,999 × 100 % = 4,348 %
7
F
1 ind / 0,12 ha = 8,333 ind/ha
8,333 / 574,999 × 100 % = 1,449 %
8
G
1 ind / 0,12 ha = 8,333 ind/ha
8,333 / 574,999 × 100 % = 1,449 %
9
H
1 ind / 0,12 ha = 8,333 ind/ha
8,333 / 574,999 × 100 % = 1,449 %
10
I
1 ind / 0,12 ha = 8,333 ind/ha
8,333 / 574,999 × 100 % = 1,449 %
11
J
4 ind / 0,12 ha = 33,333 ind/ha
33,333 / 574,999 × 100 % = 5,797 %
12
K
1 ind / 0,12ha = 8,333 ind/ha
8,333 / 574,999 × 100 % = 1,449 %
13
Alstonia
1 ind / 0,12 ha = 8,333 ind/ha
8,333 / 574,999 × 100 % = 1,449 %
14
L
2 ind / 0,12 ha = 16,667 ind/ha
16,667 / 574,999 × 100 % = 2,899 %
15
M
1 ind / 0,12 ha = 8,333 ind/ha
8,333 / 574,999 × 100 % = 1,449 %
16
N
1 ind / 0,12 ha = 8,333 ind/ha
8,333 / 574,999 × 100 % = 1,449 %
17
O
1 ind / 0,12 ha = 8,333 ind/ha
8,333 / 574,999 × 100 % = 1,449 %
18
P
1 ind / 0,12 ha = 8,333 ind/ha
8,333 / 574,999 × 100 % = 1,449 %
19
Q
1 ind / 0,12 ha = 8,333 ind/ha
8,333 / 574,999 × 100 % = 1,449 %
20
R
1 ind / 0,12 ha = 8,333 ind/ha
8,333 / 574,999 × 100 % = 1,449 %
21
S
1 ind / 0,12 ha = 8,333 ind/ha
8,333 / 574,999 × 100 % = 1,449 %
22
T
1 ind / 0,12 ha = 8,333 ind/ha
8,333 / 574,999 × 100 % = 1,449 %
23
U
2 ind / 0,12 ha = 16,667 ind/ha
16,667 / 574,999 × 100 % = 2,899 %
24
V
1 ind / 0,12 ha = 8,333 ind/ha
8,333 / 574,999 × 100 % = 1,449 %
25
W
1 ind / 0,12 ha = 8,333 ind/ha
8,333 / 574,999 × 100 % = 1,449 %
26
X
1 ind / 0,12 ha = 8,333 ind/ha
8,333 / 574,999 × 100 % = 1,449 %
27
Y
1 ind / 0,12 ha = 8,333 ind/ha
8,333 / 574,999 × 100 % = 1,449 %
28
Z
1 ind / 0,12 ha = 8,333 ind/ha
8,333 / 574,999 × 100 % = 1,449 %
Total
574,999 = 575
100 %

Ø  Lembar data frekuensi
                                                            Jumlah plot terisi suatu spesies
Frekuensi Mutlak (FM)           :  —————————————————
                                                                        Jumlah seluruh petak

                                                            Frekuensi suatu jenis
Frekuensi Relatif (FR)            :   —————————————— ×  100%
                                                            Frekuensi seluruh jenis

NO
SPESIES
FM
FR (%)
1
Karet
7 / 12 = 0,5833
0,5833 / 4,1665 × 100 % = 14 %
2
A
6 / 12 = 0,5
0,5 00/ 4,1665 × 100 % = 12 %
3
B
3 / 12 = 0,25
0,2500 / 4,1665 × 100 % = 6 %
4
C
4 / 12 = 0,3333
0,3333 / 4,1665 × 100 % = 8 %
5
D
2 / 12 = 0,1666
0,1666 / 4,1665 × 100 % = 4 %
6
E
3 / 12 = 0,25
0,2500 / 4,1665 × 100 % = 6 %
7
F
1 / 12 = 0,0833
0,0833 / 4,1665 × 100 % = 2 %
8
G
1 / 12 = 0,0833
0,0833 / 4,1665 × 100 % = 2 %
9
H
1 / 12 = 0,0833
0,0833 / 4,1665 × 100 % = 2 %
10
I
1 / 12 = 0,0833
0,0833 / 4,1665 × 100 % = 2 %
11
J
2 / 12 = 0,1666
0,1666 / 4,1665 × 100 % = 4 %
12
K
1 / 12 = 0,0833
0,0833 / 4,1665 × 100 % = 2 %
13
Alstonia
1 / 12 = 0,0833
0,0833 / 4,1665 × 100 % = 2 %
14
L
2 / 12 = 0,1666
0,1666 / 4,1665 × 100 % = 4 %
15
M
1 / 12 = 0,0833
0,0833 / 4,1665 × 100 % = 2 %
16
N
1 / 12 = 0,0833
0,0833 / 4,1665 × 100 % = 2 %
17
O
1 / 12 = 0,0833
0,0833 / 4,1665 × 100 % = 2 %
18
P
1 / 12 = 0,0833
0,0833 / 4,1665 × 100 % = 2 %
19
Q
1 / 12 = 0,0833
0,0833 / 4,1665 × 100 % = 2 %
20
R
1 / 12 = 0,0833
0,0833 / 4,1665 × 100 % = 2 %
21
S
1 / 12 = 0,0833
0,0833 / 4,1665 × 100 % = 2 %
22
T
1 / 12 = 0,0833
0,0833 / 4,1665 × 100 % = 2 %
23
U
2 / 12 = 0,1666
0,1666 / 4,1665 × 100 % = 4 %
24
V
1 / 12 = 0,0833
0,0833 / 4,1665 × 100 % = 2 %
25
W
1 / 12 = 0,0833
0,0833 / 4,1665 × 100 % = 2 %
26
X
1 / 12 = 0,0833
0,0833 / 4,1665 × 100 % = 2 %
27
Y
1 / 12 = 0,0833
0,0833 / 4,1665 × 100 % = 2 %
28
Z
1 / 12 = 0,0833
0,0833 / 4,1665 × 100 % = 2 %
Jumlah total
4,1665
100 %

Ø  Lembar data dominansi
                                                Luas Bidang dasar suatu jenis
Dominansi Mutlak      =  ————————————————
                                                            Luas Contoh (ha)

                                                Dominansi suatu jenis
Dominansi Relatif       =  ————————————— × 100 %
                                                Dominansi seluruh jenis

Diketahui Luas contoh = 0,12 ha

NO
SPESIES
DM (cm²/ha)
DR (%)
1
Karet
45672,552
27,868 %
2
A
16842,062
10,276 %
3
B
17561,175
10,072 %
4
C
17888,227
10,915 %
5
D
14422,580
8,800 %
6
E
3358,701
2,049 %
7
F
1007,833
0,615 %
8
G
765,980
0,467 %
9
H
1060,179
0,647 %
10
I
2385,403
1,456 %
11
J
4517,358
2,756 %
12
K
596,351
0,364 %
13
Alstonia
9226,211
5,230 %
14
L
1733,725
1,058 %
15
M
1590,932
0,971 %
16
N
956,812
0,584 %
17
O
811,6700
0,495 %
18
P
3019,026
1,842 %
19
Q
811,700
0,495 %
20
R
1826,325
1,114 %
21
S
2799,536
1,708 %
22
T
8017,606
4,892 %
23
U
1273,540
0,777 %
24
V
1791,703
1,093 %
25
W
636,770
0,389 %
26
X
616,395
0,376 %
27
Y
1791,703
1,093 %
28
Z
907,116
0,554 %

Jumlah
163889,2812
100 %

Ø Lembar data INP
NO
SPESIES
KR (%)
FR (%)
DR(%)
INP (%)
SDR (%)
1
Karet
18,841 %
14 %
27,868 %
60,709 %
20,236 %
2
A
15,942 %
12 %
10,276 %
38,218 %
12,739 %
3
B
11,594 %
6 %
10,072 %
27,666 %
9,222 %
4
C
5,797 %
8 %
10,915 %
24,712 %
8,237 %
5
D
4,348 %
4 %
8,800 %
17,148 %
5,716 %
6
E
4,348 %
6 %
2,049 %
12,397 %
4,132 %
7
F
1,449 %
2 %
0,615 %
4,064 %
1,355 %
8
G
1,449 %
2 %
0,467 %
3,916 %
1,305 %
9
H
1,449 %
2 %
0,647 %
4,096 %
1,365 %
10
I
1,449 %
2 %
1,456 %
4,905 %
1,635 %
11
J
5,797 %
4 %
2,756 %
12,55 3%
4,184 %
12
K
1,449 %
2 %
0,361 %
3,81 %
1,27 %
13
Alstonia
1,449 %
2 %
5,230 %
8,679 %
2,893 %
14
L
2,899 %
4 %
1,058 %
7,957 %
2,652 %
15
M
1,449 %
2 %
0,971 %
4,42 %
1,473 %
16
N
1,449 %
2 %
0,584 %
4,033 %
1,344 %
17
O
1,449 %
2 %
0,495 %
3,944 %
1,315 %
18
P
1,449 %
2 %
1,842 %
5,291 %
1,764 %
19
Q
1,449 %
2 %
0,495 %
3,944 %
1,315 %
20
R
1,449 %
2 %
1,114 %
4,563 %
1,521 %
21
S
1,449 %
2 %
1,708 %
5,157 %
1,719 %
22
T
1,499 %
2 %
4,892 %
8,341 %
2,780 %
23
U
2,899 %
4 %
0,777 %
7,666 %
2,555 %
24
V
1,449 %
2 %
1,093 %
4,542 %
1,514 %
25
W
1,449 %
2 %
0,389 %
3,838 %
1,279 %
26
X
1,449 %
2 %
0,376 %
3,825 %
1,275 %
27
Y
1,449 %
2 %
1,093 %
4,542 %
1,514 %
28
Z
1,449 %
2 %
0,554 %
4,003 %
1,334 %
Jumlah
100 %
100 %
100 %
300 %
100 %
           
            Dalam praktikum ini praktikan menganalisis vegetasi yang ada di sekitar kampus dengan menggunakan metode kuadrat. Metode kuadrat adalah salah satu metode analisis vegetasi berdasarkan satuan luasan petak contoh. Bentuk petak contoh yang digunakan pada metode kuadrat yaitu bentuk bujur sangkar.Ukuran petak yang digunakan adalah 10 × 10 m karena komunitas yang diamati berupa hutan, dan jumlah plot yang diamati ada 12.
            Dalam komunitas tumbuhan yang diamati terdapat beraneka jenis tumbuhan, namun jenis yang dicatat hanya tumbuhan yang keliling batangnya lebih besar atau sama dengan 30 cm. Seharusnya alat yang digunakan untuk mengukur diametar batang adalah kaliper (alat pengukur diameter) namun yang digunakan dalam percobaan adalah meteran jahit. Jenis-jenis tumbuhan tersebut tidak menyebar secara teratur. Tumbuhan yang ada dalam satu plot belum tentu ada dalam plot yang lain. Jenis tumbuhan yang tercatat  28 jenis dan jumlah tumbuhan yang tercatat yaitu 69 batang. Tipe vegetasi dari tumbuhan yang diamati yaitu vegetasi pamah atau vegetasi dataran rendah karena vegetasi tersebut terletak pada ketinggian 0 - 1000 m diatas permukaan laut.
            Pola penyebaran tumbuhan dalam suatu komunitas tidaklah sama. Jenis-jenis tumbuhan tidak menyebar secara teratur dalam suatu daerah tetapi dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor lingkungan. Dalam praktikum, parameter vegetasi yang diamati yaitu kerapatan mutlak dan relatif, frekuensi mutlak dan relatif, dominansi mutlak dan relatif, indeks nilai penting dan perbandingan nilai penting.
            Frekuensi menunjukkan penyebaran tumbuhan di dalam suatu komunitas. Nilai dari frekuensi menunjukkan perbedaan penyebaran tumbuhan dan pengaruh dari berbagai faktor lingkungan terhadap komunitas tersebut. Kerapatan menunjukkan jumlah kepadatan tumbuhan dalam komunitas dan dan jumlah tanaman persatuan area komunitas. Kepadatan juga memberikan informasi mengenai derajat persaingan. Basal area atau luas bidang dasar digunakan dalam mengukur pohon, yang diukur luas bidang dasar pada ketinggian 130 cm dari permukaan tanah atau setinggi dada orang dewasa. Dominansi relatif merupakan perbandingan luas bidang dasar (basal area) suatu jenis dengan jumlah total luas dasar jenis keseluruhan yang terdapat di dalam area komunitas. Dominnansi merupakan gambaran yang mencakup karakteristik sifat kuantitatif suatu komunitas. Dominansi merupakan bentuk sisntesis dari kepadatan, frekuensi dan penutupan tajuk atau luas bidang dasar. Nilai dari dominansi ini disebut sebagai indeks nilai penting (INP). Indeks nilai penting suatu spesies atau jenis di dalam komunitas dikemukakan dalam nilai relatif. Indeks nilai penting merupakan gabungan atau penjumlahan dari kepadatan relatif, ferkuensi relatif dan dominansi relatif. Jadi, dalam dominansi ini kalau lebih besar penguasaan (peranan) satu jenis maka nilainya tinggi dan jika banyak jenis menyebar sama maka nilai indeksnya rendah (Dede Setiade, 1991).
            Dalam komunitas yang diamati karet memiliki nilai kerapatan yang paling besar yaitu 18,841 %, frekuensi paling besar yaitu 14 % dan dominansi relatif paling besar yaitu 27, 808 % sehingga nilai INP terbesar. Berarti karet memilikai banyak peranan   dalam komunitas ini.Beberapa jenis tumbuhan memiliki indeks nilai penting yang sama.

V.      KESIMPULAN

            Setelah melakukan praktikum yang berjudul analisis vegetasi dengan metode kuadrat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.  Komposisi jenis tumbuhan yang ada dalam komunitas yang diamati yaitu ada 28 jenis dengan jumlah tumbuhan sebanyak 69 batang.
2.  Jumlah indeks nilai penting (INP) yang ada dalam komunitas tersebut menentukan peranan tumbuhan tersebut di dalam komunitas. Bila INP suatu jenis tumbuhan besar berarti peranan jenis tersebut besar dalam komusitas dan sebaliknya bila INP suatu jenis tumbuhan kecil berarti peranan jenis tumbuhan tersebut kecil di dalam komunitas.
3.  Penyebaran jenis tumbuhan dalam komunitas yang diamati tidak teratur.
4.  Tipe vegetasi dari tumbuhan yang diamati yaitu vegetasi pamah.

DAFTAR PUSTAKA

(Tidak dipublikasikan, hanya ditampilkan dalam draft asli dokumen pribadi penulis)

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Masprie-Semarang, berterima kasih Bhim,
contoh Anvegnya sangat membantu

Bhima Wibawa mengatakan...

sama2 mas , , senang bisa membantu

Pengikut