Papan Buletin Blog Bhima

Bhima's Leaf

Jumat, 29 Oktober 2010

BELUT (Monopterus albus)

TUGAS BIOKIMIA
BELUT (Monopterus albus)
By: Irfan Pasaribu 

Belut (ordo Anguilliformes) merupakan jenis hewan air tawar dengan bentuk tubuh bulat memanjang yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka memakan anak-anak ikan yang masih kecil. Biasanya hidup di sawah-sawah, di rawa-rawa/lumpur dan di kali-kali kecil. Di Indonesia sejak tahun 1979, belut mulai dikenal dan digemari, hingga saat ini belut banyak dibudidayakan dan menjadi salah satu komoditas ekspor.
Ordo Anguilliformes terdiri atas 4 subordo, 19 famili, 110 genera, dan 400 spesies. Mayoritas belut adalah predator.
Deskripsi
Tergantung spesiesnya, panjang seekor belut berkisar antara 10 cm hingga 3 m, dan memiliki berat hingga 65 kg.
Siklus hidup
Siklus hidup belut masih merupakan sebuah misteri untuk waktu yang lama, sebab larva belut terlihat sangat berbeda dari belut dewasa, dan dianggap sebagai spesies yang berbeda.
Kalau anda sempetkan diri melancong ke Ancol, singgahlah barang sejenak di Sea World, akuarium raksasa yang memamerkan berbagai jenis ikan laut dan air tawar. Di sana anda akan temukan satu jenis belut yang berlistrik dari sungai Amazon(?) yang panjang dan besar banget. Kabarnya sengatan listrik yang ditimbulkannya bisa merubuhkan seekor kuda liar dewasa yang sedang kehausan minum di sungai.
Di Sulawesi, kalau tidak salah, di danau-danaunya, banyak terdapat  jenis belut yang disebut sebagai ikan moa, dengan ukuran besar dan merupakan makanan favorit juga.
Di perairan Hawaii, konon ada sejenis belut bernama 'moray eel' yg cukup ganas dan agresif menyerang dan menggigit orang yang berenang dan mengganggu habitatnya. Gigitannya cukup berbahaya, karena giginya yang kecil-kecil itu setajam pisau gillete (silat, eh, silet ding!).
Tapi, jenis pendek kecil yang kita kenal,banyak dijual di pasar ato supermarket itu, yang biasa dimasak 'lindung cah fumak' (saya ndak tahu kenapa semua resto menyebutnya 'fumak', walau sebenernya sayur yang dicampurkan untuk masakan ini adalah 'kumak'), tetap saja berbahaya walau mungkin ukurannya hanya sekitar 100 mm. Kemarin malam saya baca di running text di Metro TV(?) kabarnya ada seorang anak di Taiwan yang kudu dioperasi lehernya,lantaran seekor belut hidup meloncat masuk ke mulut si anak dan tersangkut di lehernya! Makanya, sebaiknyalah anda berhati-hati kalau mengajak anak-anak ke supermarket dan melihat-lihat belut-belut hidup dalam wadah.
Pembudidayaan belut Jepang (unagi) segera diujicoba di Kabupaten Bogor, sebagai peluang baru bisnis perairan tawar di Jabar. Pengusahaannya dilakukan  dengan melirik potensi pemasaran dari berkembangnya berbagai menu baru  di Indonesia, apalagi banyak rumah makan menyajikan masakan ala Jepang. Staf Ahli Bidang Kehutanan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo, Jepang, Andri Sumaryadi, kepada "PRLM", lewat sambungan telefon mengatakan,  pembudidayaan belut Jepang memerlukan waktu pertumbuhan 6-12 bulan.
 Iklim di Indonesia diperhitungkan akan cukup mendukung pembudidayan belut Jepang, di mana pasarnnya mengincar konsumen orang Jepang yang rindu kampung halaman serta konsumen Indonesia penggemar masakan Jepang. Disebutkan, ujicoba pembudidayaan belut Jepang ini akan dilakukan oleh Menteri Kehutanan, MS Ka'ban. Jika berhasil, akan dikembangkan pada  berbagai daerah di Jabar yang potensial untuk pengembangan bisnis belut.
Walaupun memiliki tampilan yang terkadang menjijikan, unagi atau belut merupakan makanan unggulan yang kaya zat gizi. Unagi kaya hormon kalsitonin yang berfungsi memelihara kekuatan tulang.
Unagi adalah kata dalam bahasa Jepang untuk sebutan belut air tawar. Konon, unagi kerap meninggalkan air pada malam hari dan merangkak di atas tanah. Makanan belut khas Jepang ini sebagian besar terdiri atas udang, serangga, dan ikan kecil. Selain rasa yang lezat, unagi juga layak disantap karena khasiatnya untuk kesehatan. Ia memiliki delapan nutrisi yang sangat bermanfaat bagi tubuh, yakni vitamin A yang baik untuk kesehatan mata, vitamin B1 untuk menambah stamina, vitamin B2 untuk pengurangan lemak pada tubuh, kalsium untuk kekuatan tulang, dan zat besi untuk penambah darah.
Unagi juga mengandung kolagen untuk kecantikan wajah, DHA (Docahexaenoic Acid) untuk meningkatkan daya pikir, dan EPA (Eicosapentaenoic Acid) untuk menurunkan kadar kolesterol. Belut ini juga mengandung protein serta gizi yang baik untuk anak-anak dan orang dewasa. Belut disukai hampir seluruh lapisan masyarakat di dunia. Belut merupakan sumber protein hewani yang mengandung nilai gizi tinggi dengan komposisi lengkap. Negara pengomsumsi belut terbesar adalah Hong Kong, Jepang, Taiwan, dan Korea.
Di negara pengimpor, belut merupakan masakan papan atas yang biasanya hanya dapat ditemui di hotel-hotel berbintang dan restoran mewah. Harganya pun mahal. Bagi saya Belut itu sangat menggelikan apalagi disaat kita memegangnya sangat licin. namun, meskipun memiliki tampilan yang terkadang menjijikkan, unagi(bahasa jepang) atau kata lain dari belut merupakan makanan unggulan yang kaya zat gizi. Unagi kaya hormon kalsitonin yang berfungsi memelihara kekuatan tulang.
Licin bagaikan belut merupakan pepatah lama yang ditujukan kepada orang yang sangat licik, tetapi selalu terbebas dari segala tuntutan. Ungkapan itu merupakan sebuah pengakuan bahwa belut itu sangat licin dan sulit ditangkap. Belut (Monopterus albus) merupakan ikan darat dari keluarga Synbranchidae dan tergolong ordo Synbranchiodae, yaitu ikan yang tidak mempunyai sirip atau anggota lain untuk bergerak.
Belut mempunyai ciri-ciri badan bulat panjang seperti ular tetapi tidak bersisik, dan kulitnya licin mengeluarkan lendir. Matanya kecil hampir tertutup oleh kulit. Giginya juga kecil runcing berbentuk kerucut dan bibir berupa lipatan kulit yang lebar di sekeliling mulutnya. Belut mempunyai sirip punggung, sirip dubur, dan sirip ekor yang sangat kecil, sehingga hampir tidak terlihat oleh mata.
Jenis ikan darat ini merupakan komoditas perikanan darat yang bergerak dengan jalan melenggak-lenggokkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan. Habitatnya di tempat berlumpur, genangan air tawar, atau aliran air yang kurang deras. Bentuknya yang seperti ular membuat sebagian orang enggan untuk melihatnya. Padahal, dagingnya sangat lezat dan dapat diolah menjadi berbagai makanan yang bergizi tinggi. Selain itu, belut juga memiliki berbagai khasiat untuk kesehatan.
Di Indonesia terdapat tiga jenis ikan belut, yaitu belut sawah (Monopterus albus Zuieuw), belut rawa (Synbranchus bengalensis Mc. Clell), dan belut bermata sangat kecil (Macrotema caligans Cant). Belut sawah merupakan jenis yang paling dikenal di Indonesia, sedangkan belut rawa jumlahnya terbatas sehingga kurang begitu dikenal.
Ikan belut sawah mempunyai bentuk tubuh panjang dan bulat seperti ular, tetapi tidak bersisik dan matanya kecil. Panjang seekor belut berkisar antara 10 cm hingga 3 m, dengan berat yang sangat bervariasi, dari ratusan gram hingga ada yang mencapai 65 kg. Penangkapan belut sama seperti cara menangkap ikan lainnya, yaitu dengan peralatan antara lain bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, serta pancing atau kail. Cara lain dengan mengeringkan air kolam, sehingga belut mudah diambil.
Distribusi geografis belut cukup luas mencakup Asia Tenggara, Cina, dan Indonesia (Pulau Jawa, Madura, Bali, dan Sumatera). Di Indonesia, selain untuk pemenuhan pasar lokal, belut juga merupakan salah satu komoditas ekspor. Untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat jumlahnya, saat ini budi daya belut sudah mulai banyak dilakukan oleh petani.
Dilihat dari komposisi gizinya, belut mempunyai nilai energi yang cukup tinggi, yaitu 303 kkal per 100 gram daging. Nilai energi belut jauh lebih tinggi dibandingkan telur (162 kkal/100 g tanpa kulit) dan daging sapi (207 kkal per 100 g). Hal itulah yang menyebabkan belut sangat baik untuk digunakan sebagai sumber energi.
Nilai protein pada belut (18,4 g/100 g daging) setara dengan protein daging sapi (18,8 g/100g), tetapi lebih tinggi dari protein telur (12,8 g/100 g). Seperti jenis ikan lainnya, nilai cerna protein pada belut juga sangat tinggi, sehingga sangat cocok untuk sumber protein bagi semua kelompok usia, dari bayi hingga usia lanjut.
 Protein belut juga kaya akan beberapa asam amino yang memiliki kualitas cukup baik, yaitu leusin, lisin, asam aspartat, dan asam glutamat. Leusin dan isoleusin merupakan asam amino esensial yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak-anak dan menjaga kesetimbangan nitrogen pada orang dewasa.
Leusin juga berguna untuk perombakan dan pembentukan protein otot. Asam glutamat sangat diperlukan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan asam aspartat untuk membantu kerja neurotransmitter. Tingginya kadar asam glutamat pada belut menjadikan belut berasa enak dan gurih. Dalam proses pemasakannya tidak perlu ditambah penyedap rasa berupa monosodium glutamat (MSG).
Kandungan arginin (asam amino nonesensial) pada belut dapat memengaruhi produksi hormon pertumbuhan manusia yang populer dengan sebutan human growth hormone (HGH). HGH ini yang akan membantu meningkatkan kesehatan otot dan mengurangi penumpukan lemak di tubuh. Hasil uji laboratorium juga menunjukkan bahwa arginin berfungsi menghambat pertumbuhan sel-sel kanker payudara.
Belut kaya akan zat besi (20 mg/100 g), jauh lebih tinggi dibandingkan zat besi pada telur dan daging (2,8 mg/100g). Konsumsi 125 gram belut setiap hari telah memenuhi kebutuhan tubuh akan zat besi, yaitu 25 mg per hari. Zat besi sangat diperlukan tubuh untuk mencegah anemia gizi, yang ditandai oleh tubuh yang mudah lemah, letih, dan lesu.
Zat besi berguna untuk membentuk hemoglobin darah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen tersebut selanjutnya berfungsi untuk mengoksidasi karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi untuk aktivitas tubuh. Itulah yang menyebabkan gejala utama kekurangan zat besi adalah lemah, letih, dan tidak bertenaga. Zat besi juga berguna untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit infeksi.
Belut juga kaya akan fosfor. Nilainya dua kali lipat fosfor pada telur. Tanpa kehadiran fosfor, kalsium tidak dapat membentuk massa tulang. Karena itu, konsumsi fosfor harus berimbang dengan kalsium, agar tulang menjadi kokoh dan kuat, sehingga terbebas dari osteoporosis. Di dalam tubuh, fosfor yang berbentuk kristal kalsium fosfat umumnya (sekitar 80 persen) berada dalam tulang dan gigi.
Fungsi utama fosfor adalah sebagai pemberi energi dan kekuatan pada metabolisme lemak dan karbohidrat, sebagai penunjang kesehatan gigi dan gusi, untuk sintesis DNA serta penyerapan dan pemakaian kalsium. Kebutuhan fosfor bagi ibu hamil tentu lebih banyak dibandingkan saat-saat tidak mengandung, terutama untuk pembentukan tulang janinnya. Jika asupan fosfor kurang, janin akan mengambilnya dari sang ibu. Ini salah satu penyebab penyakit tulang keropos pada ibu. Kebutuhan fosfor akan terpenuhi apabila konsumsi protein juga diperhatikan.
Kandungan vitamin A yang mencapai 1.600 SI per 100 g membuat belut sangat baik untuk digunakan sebagai pemelihara sel epitel. Selain itu, vitamin A juga sangat diperlukan tubuh untuk pertumbuhan, penglihatan, dan proses reproduksi. Belut juga kaya akan vitamin B. Vitamin B umumnya berperan sebagai kofaktor dari suatu enzim, sehingga enzim dapat berfungsi normal dalam proses metabolisme tubuh. Vitamin B juga sangat penting bagi otak untuk berfungsi normal, membantu membentuk protein, hormon, dan sel darah merah.
Banyak lagi yang terdapat pada belut seperti garam mineral dan vitamin sebagaimana dibawah;

1. Zat besi (20 mg/100 g), jauh lebih tinggi dibandingkan zat besi pada telur dan daging (2,8 mg/ 100g).
2. Vitamin A yang mencapai 1.600 SI per 100 g vitamin A juga sangat diperlukan tubuh untuk pertumbuhan, penglihatan, dan reproduksi.
3. Fosfor; fungsi utama fosfor adlah sebagai pemberi tenaga dan kekuatan pada metabolisme lemak dan karbohidrat
4. Vitamin B; ia sangat penting bagi otak untuk berfungsi normal, membantu membentuk protein, hormon, dan sel darah merah.
5. Vitamin D yang cukup tinggi, 10 kali ganda daging dan 50 kali gand vitamin D yang terdapat pada susu. Vitamin D sangat berguna bagi tubuh untuk membantu penyerapan kalsium.
            Meskipun mempunyai nilai gizi yang tinggi, kandungan lemak pada belut cukup tinggi, yaitu mencapai 27 g per 100 g. Lebih tinggi dibandingkan lemak pada telur (11,5 g/100 g) dan daging sapi (14,0 g/100 g).
Di antara kelompok ikan, belut digolongkan sebagai ikan berkadar lemak tinggi. Kandungan lemak pada belut hampir setara dengan lemak pada daging babi (28 g/100 g). Menurut publikasi yang dikeluarkan oleh Singapore General Hospital, belut termasuk makanan berkolesterol tinggi dan wajib untuk diwaspadai.
Walaupun kadar lemaknya tinggi, belut tidak perlu dihindari dalam pola makan kita. Bagaimanapun, lemak memegang peran penting sebagai sumber kelezatan, sumber energi, penyedia asam lemak esensial, dan tentu saja sebagai pembawa vitamin larut lemak (A, D, E dan K).
Pada lemak ikan terdapat vitamin D yang cukup tinggi, yaitu 10 kali lipat dibandingkan bagian dagingnya dan 50 kali lipat vitamin D yang terdapat pada susu. Vitamin D sangat berguna bagi tubuh untuk membantu penyerapan kalsium dan menghalanginya dari proses resorpsi (pelepasan kalsium dari tulang).
Upaya untuk mengurangi kadar lemak pada belut adalah dengan cara dipanggang di atas bara api. Proses pemanggangan akan menyebabkan lemak mencair dan keluar dari daging belut, menetes ke bara api. Sebaiknya belut tidak diolah dengan cara digoreng, agar kadar lemaknya tidak bertambah banyak.
Seperti pada jenis ikan lain, belut juga mengandung asam lemak omega 3. Kadar omega 3 pada lemak ikan, termasuk belut, sangat bervariasi tetapi berkisar antara 4,48 persen sampai dengan 11,80 persen. Kandungan omega 3 pada ikan, tergantung kepada jenis, umur, ketersediaan makanan, dan daerah penangkapan.
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa bagian tubuh ikan memiliki lemak dengan komposisi omega 3 yang berbeda-beda. Kadar omega 3 pada bagian kepala sekitar 12 persen, dada 28 persen, daging permukaan 31,2 persen, dan isi rongga perut 42,1 persen (berdasarkan berat kering).
Belut (Monopterus albus) adalah salah satu sumber energi dan protein yang sangat potensial. Saat ini belut bukan hanya dikonsumsi oleh orang-orang pedesaan di Indonesia. Rasanya yang lezat dan tingginya kandungan protein yang terdapat di dalam dagingnya ternyata telah menghipnotis dan bikin kecanduan penduduk dinegara-negara Jepang, Hongkong, Cina, Malaysia, Taiwan, Korea Selatan dan Singapura.
Negara tersebut merupakan negara pengkonsumsi belut paling besar di Asia. Di negara-negara seperti Italia, Perancis, Spanyol, Belanda, Denmark, Inggris, Australia, dan Selandia Baru sudah menjadikan belut sebagai menu tambahan dalam setiap hidangan.
Bahkan bangsa Jepang melirik belut untuk mendapatkan sedikit kenyamanan ketika musim panas melanda. Memakan belut sayur atau rebus selama musim panas, terutama ketika masa "Doyo Ushi no Hi." Sejak lama belut dipandang sebagai cara efektif untuk melawan hawa panas, dihidangkan di atas mangkuk nasi dan disiram kuah saus.
Karena belut mengandung protein kadar tinggi, maka menyantapnya ketika musim panas salah satu cara untuk meningkatkan energi yang terkuras. Ketika musim panas melanda negeri itu, nafsu makan hilang gara-gara udara panas. Dalam setahun bangsa matahari terbit, menetapkan satu hari sebagai Hari Belut. Saat itulah para koki terampil dari restoran-restoran khusus bangun pagi-pagi sekali untuk merebus belut. Bahkan ada yang memasak belut sampai 1000 ekor.
Bagi masyarakat Eropa, belut merupakan masakan papan atas yang hanya bisa ditemui di hotel berbintang dan restoran mewah. Tentunya, hidangan ini tidaklah murah harganya. Berdasarkan hal itu, tak ayal jika bisnis belut makin hari makin meningkat. Untung gua gak tinggal di Eropa, sehingga dengan beberapa ribu rupiah saja sudah bisa menikmati maknyus-nya masakan belut..
Menilik kandungan energi dan gizi yang ada pada belut juga cukup tinggi. Belut mempunyai nilai energi 303 kkal per 100 gram daging. Dibandingkan telur dan daging sapi, nilai energi belut jauh lebih tinggi. Bandingkan, nilai energi telur (162 kkal/ 100 g tanpa kulit) dan daging sapi (207 kkal per 100 g). Oleh karena itu belut sangat baik untuk digunakan sebagai sumber energi.
Nilai protein pada belut lebih tinggi dibandingkan telur. Nilai protein ini hampir setara dengan daging. Nilai protein belut adalah (18,4 g/ 100 g,) nilai protein daging (18,8 g/ 100g,) sedangkan nilai protein telur (12,8 g/100 g). Seperti jenis ikan lainnya, nilai cerna protein pada belut juga sangat tinggi, sehingga sangat cocok untuk sumber protein bagi semua kelompok usia, dari bayi hingga manula.
Bila dilihat dari kandungannya, belut sangat banyak memiliki manfaat bagi metabolisme tubuh, dimana kandungan proteinnya sangat bermanfaat untuk menjaga kestabilan kondisi tubuh kita. Tapi mesti diperhatikan dalam hal konsumsinya, karena kandungan lemak pada hewan ini cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan kolesterol dalam darah. Lemak dapat berfungsi sebagai cadangan energi, tetapi bila kelebihan dapat menjadi sumber penyakit.
Cara pengolahan dperhatikan untuk menjaga kondisi belut itu sendiri. Dimana hal ini bertujuan agar kandungan yang bermanfaat bagi tubuh tidak hilang pada saat belut diolah. Semestinya yang perlu dikurangi adalah kandungan lemak dari belut tersebut.cari cara terbaik agar lemak dapat berkurang sehingga dapat dikonsumsi dengan aman.
Dalam hal budidayanya, belut akan cepat besar jika medianya cocok. Media yang digunakan terdiri dari lumpur kering, kompos, jerami padi, pupuk TSP, dan mikroorganisme stater. Peletakkannya diatur: bagian dasar kolam dilapisi jerami setebal 50 cm. Di atas jerami disiramkan 1 liter mikroorganisma stater. Berikutnya kompos setinggi 5 cm. Media teratas adalah lumpur kering setinggi 25 cm yang sudah dicampur pupuk TSP sebanyak 5 kg. Karena belut tetap memerlukan air sebagai habitat hidupnya, kolam diberi air sampai ketinggian 15 cm dari media teratas. Jangan lupa tanami eceng gondok sebagai tempat bersembunyi belut. Eceng gondok harus menutupi besar kolam.
Bibit belut tidak serta-merta dimasukkan. Media dalam kolam perlu didiamkan selama 2 minggu agar terjadi fermentasi. Media yang sudah terfermentasi akan menyediakan sumber pakan alami seperti jentik nyamuk, zooplankton, cacing, dan jasad-jasad renik. Setelah itu baru bibit dimasukkan. sifat kanibalisme yang dimiliki Monopterus albus itu tidak terjadi selama pembesaran. Asal, pakan tersedia dalam jumlah cukup. Saat masih anakan belut tidak akan saling mengganggu. Sifat kanibal muncul saat belut berumur 10 bulan. Oleh Sebab itu, tidak perlu khawatir memasukkan bibit dalam jumlah besar hingga ribuan ekor.
Pakan yang diberikan harus segar dan hidup, seperti ikan cetol, ikan impun, bibit ikan mas, cacing tanah, belatung, dan bekicot. Pakan diberikan minimal sehari sekali di atas pukul 17.00. Untuk menambah nafsu makan dapat diberi temulawak Curcuma xanthorhiza. Sekitar 200 g temulawak ditumbuk lalu direbus dengan 1 liter air. Setelah dingin, air rebusan dituang ke kolam pembesaran. Pilih tempat yang biasanya belut bersembunyi. Pelet ikan dapat diberikan sebagai pakan selingan untuk memacu pertumbuhan. Pemberiannya ditaburkan ke seluruh area kolam. Tak sampai beberapa menit biasanya anakan belut segera menyantapnya. Pelet diberikan maksimal 3 kali seminggu. Dosisnya 5% dari bobot bibit yang ditebar. Jika bibit yang ditebar 40 kg, pelet yang diberikan sekitar 2 kg.
Selain pakan, yang perlu diperhatikan kualitas air. Bibit belut menyukai pH 5-7. Selama pembesaran, perubahan air menjadi basa sering terjadi di kolam. Air basa akan tampak merah kecokelatan. Penyebabnya antara lain tingginya kadar amonia seiring bertumpuknya sisa-sisa pakan dan dekomposisi hasil metabolisme. Belut yang hidup dalam kondisi itu akan cepat mati, ujar Son Son. Untuk mengatasinya, pH air perlu rutin diukur. Jika terjadi perubahan, segera beri penetralisir.
Oleh sebab iitu sebagai peternak belut harus memahami dengan benar faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi belut. Terutama mengenai lingkungan dan media. Sehingga dapat dihasilkan belut berkualitas baik dengan biaya yang ekonomis. Perlu diperhatikan pkanbelut demi menjaga kandungan penting pada belut.

Tidak ada komentar:

Pengikut