BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Judul : Sistem Urogenitalia
1.2. Tujuan : Melakukan Pengamatan Anatomi Sistem Urogenitalia.
1.3. Hari/tanggal :
1.4. Landasan Teori
Sistem urogenitalia terdiri dari organ urinaria yang terdiri atas ginjal beserta salurannya, ureter, buli-buli dan uretra. Sedangkan organ reproduksi pada pria terdiri atas testis, epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, prostat dan penis. Kecuali testis, epididimis, vas deferens dan uretra, sistem urogenitalia terletak di rongga retroperitoneal dan terlindung oleh organ lain yang melindunginya. (Purnomo, 2008)
Pada uretra terdapat dua buah sfingter yaitu sfingter uretra eksterna dan interna di mana sfingter uretra interna bekerja di bawah sadar sedangkan sfingter uretra eksterna tidak. Maka ketika proses miksi, sfingter uretra interna inilah yang berfungsi untuk menahan keluarnya urin. Uretra terdiri atas uretra posterior dan uretra anterior. Uretra posterior pada pria terdiri atas uretra pars prostatika yang dilingkupi oleh kelenjar prostat dan uretra pars membranasea. Pada uretra anterior dibungkus oleh korpus spongiosum penis, terdiri atas pars bulbosa, pars pendularis, fossa navikularis dan meatus uretra eksterna. (Purnomo, 2008)
Pada bagian inferior buli-buli di depan rectum dan membungkus uretra posterior terdapat suatu kelenjar yang dinamakan kelenjar prostat. Di bagian skrotum pada pria terdapat sebuah organ genitalia terdapat testis yang dibungkus oleh jaringan tunika albugenia. Epididimis pada organ genitalia pria terdiri atas caput, corpus dan cauda epididimis. Sedangkan deferens berbentuk tabung kecil bermula dari kauda epidimis dan berakhir pada duktus ejakulatorius di uretra posterior. Di dasar buli-buli dan di sebelah cranial kelenjar prostat terdapat vesikula seminalis. Penis terdiri atas tiga buah corpora berbentuk silindris yaitu 2 buah corpora cavernosa dan sebuah corpus spongiosum dan di bagian proksimal terpisah menjadi dua sebagai crus penis. Setiap crus penis dibungkus oleh ishio-kavernosus yang kemudian menempel pada rami osis ischii. (Purnomo, 2008)
A. Ginjal
Ginjal memiliki karkteristik berbentuk biji dan memiliki dua extremitas, dua batas dan dua permukaan. Extremitas cranial dan caudal dihubungkan dengan batas lateral yang cembung dan batas medial yang lupus. Batas medial dapat diidentiikasi dengan bentukan oval, hillus renalis, yang terbuka ke sinus renalis. Pada hillus renalis terdapat ureter, arteri dan vena renalis, pembuluh limfe, dan syaraf. Pada struktur ini arteri renalis berada paling dorsal, dan vena renalis paling ventral. Syaraf dan pembuluh limfe berada dekat vena ( Getty, 1975).
Kedua ginjal terletak di belakang selaput perut (retroperitoneal) berada di daerah sublumbar, satu di samping dari aorta dan vena cava caudalis. Permukaan dorsal kedua ginjal tidak terlalu cembung dari pada permukaan ventral. Ujung cranial setiap ginjal dibungkus oleh peritoneum pada bagian dorsal dan ventralnya. Pada ujung caudal hanya permukaan ventral yang dibungkus oleh peritoneum (Getty, 1975).
Sebuah ginjal dengan potongan memanjang memberi gambaran dua daerah yang cukup jelas. Daerah perifer yang beraspek gelap disebut korteks dan yang agak cerah disebut medulla, berbentuk pyramid terbalik. Bagian yang paling lebar atau dasar tersusun tepat dengan tepi dalam korteks dan apeks atau papik mengarah ke pelvis. Tiap bagian medulla yang berbentuk pyramid dengan jaringan korteks yang membentuk tudung pada dasar serta menutup sisinya membentuk lobus yang merupakan unit anatomi ginjal (Frandson, 1992).
B. Ureter
Ureter merupakan saluran muscular yang mengalirkan urine dari pelvis ginjal menuju ke blader. Masing-masing ureter bergerak kearah kaudal dan menumpahkan isinya ke blader, di dekat bagian leher yang disebut trigone dan terbentuklah suatu katup untuk mencegah arus balik urine ke ginjal ( Frandson, 1992).
Ureter merupakan pipa fibromuscular, yang ramping dan datar yang membawa urine dari ginjal ke vesica urinaria. Ureter dimulai di pelvis renalis, yang menerima urine dari papila renalis. Ureter terletak di dorsal dari pembuluh spermatic interna pada jantan dan arteri-vena utero-ovarian pada betina (frandson. 1992).
C. Vesika Urinaria
Merupakan organ muscular berongga yang ukuran dan posisinya tergantung pada jumlah urine yang ada di dalamnya. Blader berkontraksi yang kosong merupakan struktur yang berdinding tebal berbentuk seperti buah peer yang terletak pada alas pelvis. Jika blader terisi, dinding blader menjadi tipis dan bagian terbesar blader akan terdesak ke arah cranial masuk ke rongga abdominal. Peritonium menutupi bagian cranial dari blader tergantung pada penuhnya blader itu. Bagian kaudalnya, di tutupi oleh fasia pelvis. Leher blader bersambung dengan uretra dan otot dinding blader bagian leher tersusun secara melingkar membentuk suatu sfingter yang mengontrol lewatnya urine masuk ke uretra (Frandson, 1992).
Komparasi:
Vesica urinaria babi sangat besar, ketika penuh terletak di rongga abdomen. Permukaan dorsal semuanya dilapisi oleh peritoneum. Vesica urinaria pada anjing ketika penuh berada pada rongga abdomen, collum terletak di batas anterior os pubis. Relatif besar dan ketika menggelembung, vertex mencapai umbilicus. Ketika kosong dan berkontraksi, terletak di rongga pelvic. Vesica urinaria pada anjing seberat 25 pound dapat menampung 100-120 ml urine. Ketika relaksasi pada anjing 25 pound diameternya 17,5 cm dan panjang 18 cm. Ketika berkontraksi memiliki diameter 2 cm dan panjang 3,2 cm (Getty, 1975).
Vesica urinaria terbagi menjadi bagian leher (cervik vesicae) yang berhubungan dengan uretra, fundus vesicae dan corpus vesicae. Pada kuda vesica urinaria dapat menmpung 2,6-3,5 liter urine. Vesica urinaria pada ruminan lebih panjang dan sempit daripada vesica urinaria kuda dan terletak lebih cranial di dasar rongga abdomen (Frandson,1992).
D. Urethra
Urethra pelvis terentang mulai dari blader sampai ke busur askial. Pada hewan jantan, urethra pelvis menerima masuknya duktus deferens dan duktus yang berasal dari kelenjar kelamin aksesoris. Uretra pelvis dikelilingi oleh otot uretal seran lintang yang berhubungan dengan otot bulbospongiosum yang menyelimuti sebagian dari pars spongiosa di sekitar uretra penil. Sebuah pleksus vena membentuk jaringan kavernosa diantara selaput epitel dan otot sekitarnya. Mengelilingi uretra penile, jaringan kavernosa itu berkembang sempurna dan disebut korpus spongiosum penis. Korpus tersebut bersambungan dengan korpus spongiosus glandis pada bagian cranial dan dengan bulbosa penis pada bagian kaudal bulbus penis yang terletak di antara akar-akar penis, menerima darah dari arteri bulba. Perlekatan akar penis terhadap busur iskial disebut pizzel eye (Radiopuro. 1998).
BAB II
ALAT BAHAN
Alat
Ø Sterofoam
Ø Gunting Beddah
Ø Jarum Pentul
Ø Pinset
Ø Masker
Ø Sarung tangan
Bahan
Ø Hamster
Ø Alcohol 75%
Prosedur Kerja
Ø Diambil hamster yang masih hidup,
Ø Dibius menggunakan Alkohol, sampai mati
Ø Diletakkan diatas sterofoam dan ditusuki bagian tangan dan kakinnya dengan jarum pentul
Ø Dibedah bagian anus hingga mnuju keatas bagian perut, hingga tampak organ dalamnya menggunakan gunting bedah,
Ø Diamati organ genitalia yang terdapat pada mencit tersebut, dan digambar, hal yang sama dilakukan pada hamster yang telah dibedah terdsebut yaitu dengan mengamati organ organ organ reproduksinya, baik pada hamster jantan maupun betina.
3.2. Pembahasan
Setelah mengamati system urogenitalia pada hamster, maka dapat kita bedakan antara system ekskretori dan genitalia. System ekskretori pada hamster jantan dan betina pada umumnya sama hanya dibedakan pada alat pengeluaran saja. Pada hamster jantan dapat dilihan alat pengeluaran berupa penis dan alat pengeluaran pada betina berupa anus yaitu lubang vagina. Sementara organ eskretori yang lain yaitu sama, diantaranya:
Ginjal, uretra, ureter dan vesika urinaria. Pengamatan terperinci akan dibahas satu persatu dibaawah ini.
Ginjal memiliki karkteristik berbentuk biji dan memiliki dua extremitas, dua batas dan dua permukaan. Extremitas cranial dan caudal dihubungkan dengan batas lateral yang cembung dan batas medial yang lupus. Batas medial dapat diidentiikasi dengan bentukan oval, hillus renalis, yang terbuka ke sinus renalis. Pada hillus renalis terdapat ureter, arteri dan vena renalis, pembuluh limfe, dan syaraf. Pada struktur ini arteri renalis berada paling dorsal, dan vena renalis paling ventral. Syaraf dan pembuluh limfe berada dekat vena ( Getty, 1975).
Kedua ginjal terletak di belakang selaput perut (retroperitoneal) berada di daerah sublumbar, satu di samping dari aorta dan vena cava caudalis. Permukaan dorsal kedua ginjal tidak terlalu cembung dari pada permukaan ventral. Ujung cranial setiap ginjal dibungkus oleh peritoneum pada bagian dorsal dan ventralnya. Pada ujung caudal hanya permukaan ventral yang dibungkus oleh peritoneum (Getty, 1975).
Sebuah ginjal dengan potongan memanjang memberi gambaran dua daerah yang cukup jelas. Daerah perifer yang beraspek gelap disebut korteks dan yang agak cerah disebut medulla, berbentuk pyramid terbalik. Bagian yang paling lebar atau dasar tersusun tepat dengan tepi dalam korteks dan apeks atau papik mengarah ke pelvis. Tiap bagian medulla yang berbentuk pyramid dengan jaringan korteks yang membentuk tudung pada dasar serta menutup sisinya membentuk lobus yang merupakan unit anatomi ginjal (Frandson, 1992).
Ureter merupakan saluran muscular yang mengalirkan urine dari pelvis ginjal menuju ke vesica urinaria. Masing-masing ureter bergerak kearah kaudal dan menumpahkan isinya ke vesica urinaria, di dekat bagian leher yang disebut trigone dan terbentuklah suatu katup untuk mencegah arus balik urine ke ginjal ( Frandson, 1992).
Ureter merupakan pipa fibromuscular, yang ramping dan datar yang membawa urine dari ginjal ke vesica urinaria. Ureter dimulai di pelvis renalis, yang menerima urine dari papila renalis. Ureter terletak di dorsal dari pembuluh spermatic interna pada jantan dan arteri-vena utero-ovarian pada betina (Frandson, 1992).
Vesika Urinaria merupakan organ muscular berongga yang ukuran dan posisinya tergantung pada jumlah urine yang ada di dalamnya. Blader berkontraksi yang kosong merupakan struktur yang berdinding tebal berbentuk seperti buah peer yang terletak pada alas pelvis. Jika blader terisi, dinding blader menjadi tipis dan bagian terbesar blader akan terdesak ke arah cranial masuk ke rongga abdominal. Peritonium menutupi bagian cranial dari blader tergantung pada penuhnya blader itu. Bagian kaudalnya, di tutupi oleh fasia pelvis. Leher blader bersambung dengan uretra dan otot dinding blader bagian leher tersusun secara melingkar membentuk suatu sfingter yang mengontrol lewatnya urine masuk ke uretra (Frandson, 1992).
Komparasi:
Vesica urinaria babi sangat besar, ketika penuh terletak di rongga abdomen. Permukaan dorsal semuanya dilapisi oleh peritoneum. Vesica urinaria pada anjing ketika penuh berada pada rongga abdomen, collum terletak di batas anterior os pubis. Relatif besar dan ketika menggelembung, vertex mencapai umbilicus. Ketika kosong dan berkontraksi, terletak di rongga pelvic. Vesica urinaria pada anjing seberat 25 pound dapat menampung 100-120 ml urine. Ketika relaksasi pada anjing 25 pound diameternya 17,5 cm dan panjang 18 cm. Ketika berkontraksi memiliki diameter 2 cm dan panjang 3,2 cm (Getty, 1975).
Vesica urinaria terbagi menjadi bagian leher (cervik vesicae) yang berhubungan dengan uretra, fundus vesicae dan corpus vesicae. Pada kuda vesica urinaria dapat menmpung 2,6-3,5 liter urine. Vesica urinaria pada ruminan lebih panjang dan sempit daripada vesica urinaria kuda dan terletak lebih cranial di dasar rongga abdomen (Frandson,1992).
Urethra pelvis terentang mulai dari blader sampai ke busur askial. Pada hewan jantan, urethra pelvis menerima masuknya duktus deferens dan duktus yang berasal dari kelenjar kelamin aksesoris. Uretra pelvis dikelilingi oleh otot uretal seran lintang yang berhubungan dengan otot bulbospongiosum yang menyelimuti sebagian dari pars spongiosa di sekitar uretra penil. Sebuah pleksus vena membentuk jaringan kavernosa diantara selaput epitel dan otot sekitarnya. Mengelilingi uretra penile, jaringan kavernosa itu berkembang sempurna dan disebut korpus spongiosum penis. Korpus tersebut bersambungan dengan korpus spongiosus glandis pada bagian cranial dan dengan bulbosa penis pada bagian kaudal bulbus penis yang terletak di antara akar-akar penis, menerima darah dari arteri bulba. Perlekatan akar penis terhadap busur iskial disebut pizzel eye (Frandson,1992).
Organ organ genitalia pada jantan
Ø vesikula seminalis
Ø Kelenjar koagulum
Ø Epididimis
Ø Testis
Ø Kelenjar boulbureta
Ø Penis dan
Ø Vas deferens
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
Vesikula seminalis termasuk kelenjar pelengkap yang terdiri dari satu pasang (bangunan tunggal), dan sepasang kelenjar bulbo uretra atau kelenjar cowper. Pada berbagai spesies terdapat variasi yang sangat berbeda, baik mengenai ukuran relatifnya maupun bentuk anatomi kelenjar-kelenjar aksesorisnya.
Sel-sel sperma yang ditemukan dalam tubulus semi niverus serta duktus-duktus ekskreterius bagian proximal tidak dapat bergerak. Sel-sel sperma ini kemudian dapat bergerak dan mungkin aktif mengadakan metabolisme setelah mengadakan kontak dengan apa yang disebut dengan plasma semen.
Plasma semen mempunyai dua fungsi utama yaitu: berfungsi sebagai media pelarut dan sebagai pengaktif bagi sperma yang mula-mula tidak dapat bergerak serta melengkapi sel-sel dengan substrat yang kaya akan elektrolit (natrium dan kalium klorida), nitrogen, asam sitrat, fruktosa, asam askorbat, inositol, fosfatase sera ergonin, dan sedikit (trace) vitamin-vitamin serta enzi-enzim (pratiwi.1996).
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa). (anonym. 2009)
Pada mamalia alat kelamin jantan terdiri atas sepasang testis, saluran deferen, vesikula seminalis, kelenjar prostata, uretra dan penis. Testis berjumlah sepasang, bentuknya bulat telur dan di bungkus oleh skrotum, Skortum berbentuk sebuah kantung yang membungkus testis. Testis tersusun oleh bentukan menyerupai cacing yang disebut epididimis yang merupakan wadah sperma.
Epidedimis mengeluarkan material yag mampu mempertahankan kehidupan sperma selama penyimpanan didalam testis. dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albugenia. Ukuran testis tergantung pada hewannya. Jika testis tidak turun ke skrotum disebut Cryptorchydism yang menyebabkan sterilitas. Lintasan antara rongga abdomen dan rongga skrotum disebut saluran inguinal.
Pada mamalia, testis terletak di luar tubuh, dan dihubungkan dengan tubulus spermatikus dan terletak di dalam skrotum. Ini sesuai dengan fakta bahwa proses spermatogenesis pada mamalia akan lebih efisien dengan suhu lebih rendah dari suhu tubuh (< st="on">
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus berkembang menjadi duktus eferen kemudian akan menuju epididimis. Epididimis terletak di sekeliling testis. Epididimis anterior (kaput epididimis) lalu ke arah posteriorkorpuus dan kauds yang berbatasan dengan duktus deferen. Duktus wolf menjadi epididimis, duktus deferen, dan vesikula seminalis.
Pada monotremata mirip dengan yang terdapat pada kura-kura, sedangkan untuk mamalia yang lebih tinggi, penis terletak di sebelah anterior skrotum.
Penis adalah organ seksual jantan yang dibungkus oleh kulit yang disebut kalup (prepusium). Lapisan dalam kalup disuplai dengan kelenjar keringat yang mengeluarkan smegma. Uretra pada hewan jantan adalah tabung mukoid yang memanjang mulai dari kandung kemih ke bagian depan penis.(guyton. 2008)
Organ Organ Genitalia pada Betina
Ø Sepasang oviduct
Ø Uterus
Ø Badan lemak, Kelenjar klitoris
Ø Vagina
Organ reproduksi yang paling tampak pada hamster betina yang sangat jelas adalah seperti yang tertera diatas. Oviduct Mempunyai dinding yaitu lapisan mukosa yang bersilia yang menghasilkan secret yang berfungsi untuk melindungi ovum dan sel telur.
Oviduct berfungsi mentransfer sperma dan oosit ketempat terjadinya vertilisasi. Mengurangi sperma yang masuk untuk mengurangi polispermidan memindahkan oosit dari permukaan ovarium aga mempermudsah terjadiny reproduksi. Menyediakan lingkungan yang cocock untuk oosit sperma dan proses vertilisasi serta transport dan fasilitas perkembangan embrio.
Uterus merupan alat genitalia betina yang wajib ada pada hewan itu seendiri, karma uterus mendukung perkemban gan suati individu. Uterus terdiri atas: korfus seviks dan fundus. Uterus terdiri atas tiga lapisan dinding. Dinding pertama disebut serosa, yang terdiri dari jaringan ikat, lapisan kedua disebut mumdium yang terdiri atas lapidsan otot polos yang tebal, lapisan ketiga merupakan lapisan yang paling dalam yang disebut dengan endometrium, terdiri atas lapisan mukosa, sel epitel silindris bersilia(toelihere.1979). Uterus mempunyai banyak fungsi yaitu:
Ø Terjadinya kontraksi otot untuk memudahkan transport sperma ketempat fertilisasi
Ø Mobilitas sperma dan menyiapkan sperma untuk melakukan fertilisasi.
Ø Menyediakan tempat unutk embrio dan mendukung perkembangan embrio,
Ø Ikut serta dalam mengeluarkan vetus (proses kelahiran)
Ø pemulihan setelah fertilisasi.
Vagina merupakan organ reproduksi yang dapat dikatakn eksternal, berfungsi sebagai saluran pengeluaran dan tempat masuknya penis pada saat kopulasi. Terdapat juga klitoris yang berupa tonjolan kecil disebelah anterior lubang vagina. Klitoris ini identik dengan struktur penis pada system genitalia jantan. (sherewood.2001)
Vagina terdiri dari tiga lapisan yaitu:
Ø Lapisan mukosa
Ø Lapisan muscular/otot polos
Ø Lapisan arventisia yang berupa jaringan ikat padat dan serat
elastin.(Campbell.2002)
BAB IV
KESIMPULAN
Sertelah dilakukan pengamatan praktikum mengenai system genitalia, maka dapat disimpulkan bahwa,
System urogenital terdiri atas dua system yaitu,:
Ø Swistem ekretoria
Ø Genitalia
Organ organ pembangun system ekskretoria yaitu:
ü Ginjal
ü Ureter
ü Vesika urinaria
ü Uretra
Organ organ system genitalia yaitu:
Jantan terdiri dari
ü Testis
ü Penis
ü Vesikula seminalis
ü Epididimis
ü Skrotum
Betina terdiri dari
ü Ovarium
ü Oviduct
ü Uterus
ü Vagina.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. 2002. BIOLOGI JILID III.
Frandson R.D. 1993. Anatomy and Physiology of Farm Animals 6th ed. Lippincott Williams & Wilkins:
Ganong. W.F., editor Widjajakusumah D.H.M., 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi Bahasa Indonesia., Jakarta., EGC
Guyton, J.H. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Nalbandov. A.V.1990. Fisiologi Reproduksi Pada Mamalia dan Unggas.
Pratiwi, DA.1996. Biologi 2.
Radiopoero.1998. Zoologi.
Sherwood.2001.Fisiologi manusia dari sel ke system. EGC.
Toelihere,Mozes R.1979.Fisiologi Reproduksi pada ternak.Angkasa;
Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi dan Embryologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar