SISTEM INTEGUMEN DAN DERIVAT
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup".
Sistem integumen merupakan suatu sistem yang sangat bervariasi, sehingga strukturnya tersusun oleh organ atau struktur tertentu dengan memiliki fungsi yang bermacam-macam. Sistem integumen dapat dianggap terdiri dari kulit yang sebenarnya dan derivat-derivat dari kulit. Kulit yang sebenarnya terdiri dari lapisan utama yaitu epidermis dan dermis, derivat integumen adalah struktur tertentu dimana secara embryogenetik yang berasal dari salah satu atau kedua lapisan dari kulit yang sebenarnya. http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort_detail2&ID=52
KULIT
Kulit adalah lapisan terluar pada tubuh manusia. Kulit dibagi menjadi 3 bagian: bagian terluar disebut epidermis, bagian tengah mesodermis, dan bagian dalam dermis. Kulit sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan sekitar, seperti panas matahari, debu, dan asap knalpot
FUNGSI KULIT
Sebagai alat ekskresi. kulit berfungsi mengeluarkan keringat. Fungsi kulit yang lain, antara lain melindungi tubuh terhadap gesekan, kuman, penyinaran, panas. dan zat kimia; mengatur suhu tubuh; menerima rangsang dari luar: serta mengurangi kehilangan air. Kelenjar keringat menyerap air dan garam, terutama garam dapur dan darah di pembuluh kapiler. Keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori di permukaan kulit akan menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh menjadi tetap. Pada keadaan normal. keringat akan keluar dari tubuh sebanyak sekitar 50 mL setiap jam. Beberapa faktor yang dapat memacu pengeluaran keringat. antara lain peningkatan aktivitas tubuh. peningkatan suhu lingkungan, dan goncangan emosi. Emosi akan merangsang saraf simpatis untuk memperkecil pengeluaran keringat dengan cara mempersempit pembuluh darah. Pengeluaran keringat yang berlebihan, misalnya karena terik matahari atau kegiatan tubuh yang berlebihan, dapat menyebabkan terjadi lapar garam. Kekurangan kadar garam darah dapat mengakibatkan kekejangan dan pingsan.
Epidermis berfungsi melindungi tubuh dari masuknya benda asing dan mencegah evaporasi cairan berlebih. Pada lapisan ini pula terdapat sel melanosit yang menentukan warnaKulit (integumen) merupakan lapisan terluar tubuh manusia dan pelindung bagian dalam tubuh.
Faktor-faktor yang menyebabkan adanya perbedaan warna kulit antara lain:
- Melanosit, terletak pada stratum basalis, memproduksi pigmen, melanin, yang bertanggung jawab untuk pewarnaan kulit dari coklat sampai hitam.
- Darah dalam pembuluh dermal di bawah lapisan epidermis dapat terlihat dari permukaan dan menghasilkan pewarnaan merah muda . Ini lebih jelas terlihat pada kulit orang kilit putih (Kaukasian)
- Keberadaan dan jumlah pigmen kuning, karotin, hanya ditemukan pada stratum korneum, dan dalam sel lemak dermis dan hipodermis, yang menyebabkan beberapa perbedaan pada pewarnaan kulit.
SUSUNAN KULIT
Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis (lapisan dalam/kulit jangat). Dan hipodermis (jaringan ikat bawah kulit).
1) Epidermis
Epidermis yang merupakan lapisan terluar terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum. stratum granulosum, dan stratum germinativum. Stratum korneum tersusun dari sel-sel mati dan selalu mengelupas. Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak berinti dan berfungsi mengganti stratum korneum. Stratum granulosum tersusun atas sel-sel yang berinti dan mengandung pigmen melanin. Stratum germinativum tersusun atas sel-sel yang selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar.
- Stratum korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu mengelupas.
- Stratum lusidium, merupakan lapisan zat tanduk
- Stratum granulosum, mengandung pigmen
- Stratum germonativum, selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar
2) Dermis
Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung syaraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan dapat mencapai 2.000 ml setiap hai, tergantung pada kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu. Keringat mengandung air, garam, dan urea. Fungsi lain sebagai alat ekskresi adalah sebgai organ penerima rangsangan, pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan bibit penyakit, serta untuk pengaturan suhu tubuh.
Pada suhu lingkunga tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan pembuluh kapiler di kulit melebar. Melebarnya pembuluh kapiler akan memudahkan proses pembuangan air dan sisa metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya keringat ke permukaan kulit dengan cara penguapan. Penguapan mengakibatkan suhu di permukaan kulit turun sehingga kita tidak merasakan panas lagi. Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah, kelenjar keringat tidak aktid dan pembuluh kapiler di kulit menyempit. Pada keadaan ini darah tidak membuang sisa metabolisme dan air, akibatnya penguapan sangat berkurang, sehingga suhu tubuh tetap dan tubuh tidak mengalami kendinginan. Keluarnya keringat dikontrol oleh hipotamulus. Dermis terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar rambut, pembuluh darah, kelenjar, dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini adalah kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula sebasea). Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut berbagai macam garam. terutama garam dapur. Keringat dialirkan melalui saluran kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui poripori. Di dalam kantong rambut terdapat akar rambut dan batang rambut. Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak yang berfungsi meminyaki rambut agar tidak kering. Rambut dapat tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan pembuluh kapiler di bawah kantong rambut. Di dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut.
- Akar rambut
- Pembuluh darah
- Syaraf
- Kelenjar minyak (glandula sebasea)
- Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
- Lapisan lemak, terdapat di bawah dermis yang berfungsi melindungi tubuh dari pengaruh suhu luar
3) Hipodermis
Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan panas tubuh.
Kulit Tebal
Tebal 0,8 mm – 1,4 mm. Terdiri dari 5 lapisan. Dari bawah yaitu : Stratum Basale (Germinativum), Stratum Spinosum, Stratum Granulosum, Stratum Lucidium, dan Stratum Corneum.
Gambar 1 : Kulit Tebal
Kulit Tipis
Tebal 0,07 mm – 0,12 mm. Memiliki 4 lapisan, tanpa Stratum Lucidium (Guton, Arthur C.) , terdapat pada bagian yang kekurangan rambut (telapak kaki dan telapak tangan).
Gambar 2 : Kulit Tipis
Stratum Germinativum
Terdiri dari epidermal stem cells, melanocytes, dan keratinocytes. Merupakan lapisan epidermis paling bawah. Terbentuk dari jaringan ikat longgar. Berbatasan langsung dengan dermis. Sel-sel yang mendominasi adalah sel-sel stem yang besar/ sel basale. Aktifitas melanocytes menyebabkan kulit bewarna kecoklatan. Sel merkel yang banyak terdapat pada bagian yang kekurangan rambut, mengeluarkan zat kimia yang peka terhadap sentuhan.
Stratum Spinosum
Lapisan epidermis yang paling tebal, terdiri daru berbagai macam bentuk sel (polyhedral sampai sel-sel yang berbentuk tipis) sehingga nampak berduri (spin). Disini juga terdapat keratinocytes yang ktif melakukan mitosis. Stratum basal dan spinosum disebut lapisan malphigi yang bertanggung jawab dalam pergantian epidermal keratinocytes.
Stratum Granulosum
Terdapat keratinocytes yang tergantikan oleh atau dari stratum spinosum. Ketika sel tersebut mencapai lapisan ini, mulai untuk membuat protein keratohyalin dan keratin dalam jumlah banyak. Keratohyalin merupakan zat tanduk, menyebabkan kulit less permeable. Keratin merupakan bahan penyusun utama rambut dan kuku.
Stratum Lucidium
Lapisan ini hanya terdapat pada kulit tebal (thick skin). Walaupun lapisan ini berisi sel-sel tipis dan kekurangan organel dan nuclei, akan tetapi mengandung keratin filament yang tebal. Plasma membran mengalami penenbalan akibat penyuluran protei non kreatin (infolokrin). Tidak terlihat bawah pada standard hytological layer.
Stratum Corneum
Terletak di permukaan, 15-10 lapisan tipis (epitel pipih), sel mati, interloching cells. Disebut juga lapisan tanduk (horny layer).
Tipe Sel : Keratinocytes, Melanocytes, Sel Merkel, Sel Langerhans.
Keratinocytes
Subtansi terbanyak dari sel-sel epidermis, karena keratinocytes selalu mengelupas pada permukaaan epidermis, maka harus selalu digunakan. Pergantian dilakukan oleh aktivitas mitosis dari lapisan basal (di malam hari). Selama perjalanannya ke luar (menuju permukaan. Keratinocyes berdeferensiasi menjadi keratin filamen dalam sitoplasma. Proses dari basal sampai korneum selama 20-30 hari. Karena proses cytomorhose dari keratinocytes yang bergerak dari basal ke korneum, lima lapisan dapat diidentifikasi. Yaitu basal, spimosum, granulosum, losidum dan kornium.
Melanocytes
Didapat dari ujung saraf, memproduksi pigment melanin yang memberikan warna coklat pada kulit. Bentuknya silindris, bulat dan panjang. Mengandung tirosinase yang dihasilkan oleh REG, kemudian tirosinase tersebut diolah oleh Aparatus Golgi menjadi oval granules (melanosomes). Ketika asam amino tirosin berpindah ke dalam melanosomes, melanosomes berubah menjadi melanin. Enzim tirosinase yang diaktifkan oleh sinar ultra violet.. Kemudian melanin meninggalkan badan melanicytes dan menuju ke sitoplasma dari sel-sel dalam lapisan stratum spinosum. Dan pada akhirnya pigmen melanin didegradasi oleh keratinocytes.
Merkel Cells
Banyak terdapat pada daerah kulit yang sedikit rambut (fingertips, oral mucosa, daerah dasar folikel rambut). Menyebar di lapisan stratum basal yang banyak mengandung keratinocytes.
Langerhans Cells
Disebut juga dendritic cells karena sering bekerja di daerah lapisan stratum spinosum. Merupakan sel yang mengandung antibodi. Banyaknya 2% – 4 % dari keseluruhan sel epidermis. Selain itu, juga banyak terdapat di bagian dermis pada lubang mulut, esophagus, dan vagina. Fungsi dari langerhans cells adalah untuk responisasi terhadap imun karena mempunyai antibodi
TURUNAN KULIT (DERIVAT KULIT)
Kelenjar kulit
1. Kelenjar lendir (mukus)
Kelenjar lendir dapat dijumpai pada pisces dan amphibi. Kebanyakan kelenjar lendir pada ikan bersel tunggal. Lendir membuat suatu lapisan pelindung di permukaan tubuh yang berperan untuk mengurangi gesekan tubuh dengan air, serta menghalau mikroorganisme oleh karena itu lendir selalu ditanggalkan dan dibuat baru. Kelenjar lendir pada amphibia bersifat multiseluler dengan bagian sekretorinya terbenam di dalam dermis. Selain itu terdapat pula kelenjar bisa yang disebut kelenjar serous. Kelenjar ini menghasilkan zat-zat toksik untuk menghalau lawannya.
2. Kelenjar bau
Kelenjar ini terdapat misalnya pada kaki kambing, rodentia, karnivora. Pada sigung (skunk) terdapat kelenjar bau di dekat anus, sedangkan pada ular terdapat di dekat kloaka. Fungsi kelenjar bau adalah untuk komunikasi intraspesies, seperti membatasi teritori, untuk menarik pasangan, atau untuk pertahanan.
3. Kelenjar minyak
Kelenjar ini terbatas terdapat pada mammalia dan biasanya berhubungan dengan rambut. Fungsi kelenjar minyak adalah menggetahkan sebum yang berguna untuk melumasi rambut dan lapisan tanduk kulit. Modifikasi kelenjar minyak berupa kelenjar serumen yang terdapat pada telinga luar mammalia. Selain itu, kelenjar tarsal pada kelopak mata sebelah dalam dan kelenjar meiboom pada sudut-sudut mata juga merupakan modifikasi kelenjar minyak. Fungsi kelenjar ini adalah menghasilkan minyak
yang menutupi kornea dan berfungsi sebagai pelumas.\
4. Kelenjar keringat
Kelenjar ini hanya terdapat pada mamalia. Pada manusia, kelenjar keringat tersebar di seluruh permukaan tubuh, sedangkan pada mamalia lainnya penyebarannya lebih terbatas, misalnya di daerah telinga, bibir, kepala, punggung, jari kaki, telapak kaki, sekitar anus, dan kelenjar susu. Sekret kelenjar keringat bersifat seperti air serta mengandung garam-garam dan urea. Komposisi secret tersebut berubah-ubah menurut keadaan metabolik hewannya. Evaporasi keringat menyebabkan penyejukan, sehingga membantu memelihara suhu tubuh yang konstan.
5. Kelenjar susu
Kelenjar susu (glandula mammae) hanya dimiliki oleh mammalia. Kelenjar ini merupakan modifikasi kelenjar keringat. Kelenjar susu terbentu sepanjang garis susu, yang terentang dari ketiak sampai lipat paha. Berdasarkan wilayah-wilayah di mana kelenjar susu tumbuh, dapat dibedakan kelenjar susu aksila (ketiak), thorak (dada), abdominal (perut), dan inguinal (lipat paha).
TURUNAN DERIVAT SPESIFIK
RAMBUT
Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit hewan, terutama mamalia. Rambut muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis. Struktur mirip rambut, yang disebut trikoma, juga ditemukan pada tumbuhan.
Rambut pada manusia tumbuh di seluruh permukaan kulit, kecuali pada telapak kaki, telapak tangan dan bibir. Bagian tubuh yang memiliki rambut terpekat adalah permukaan dan bagian belakang kepala, alis, bulu mata dan bagian lainnya.
Data tentang rambut:
- Kecepatan pertumbuhan sehelai rambut: rata-rata 0,3 mm/ hari.
- Kedalaman rambut di bawah kulit kepala: 4mm.
- Diameter sehelai rambut: 45 mikron.
- Dalam keadaan normal, sehelai rambut yang kering dapat diperpanjang 30%, sedang rambut basah dapat diperpanjang 50%.
- Jumlah rambut yang gugur setiap hari yakni 50- 100 helai
- Daya tahan rata-rat sehelai rambut: 100 gram.
- Di atas 1 cm² kulit kepala kira-kira terdapat 200 helai rambut.
Susunan Rambut:
- Shaft, yaitu rambut di permukaan kulit.
- Akar, Rambut yang terrtanam di bawah kulit.
- Folikel, pori-pori kulit yang dilalui rambut.
- Papilla, ujung yang bertumbuh.
- Medulla, Bagian tengah yang berlubang seperti selang.
- Korteks, Bagian utama dari rambut.
- Kutikula, lapisan keras.
- Kelenjar minyak
- Otot berekor, membuat rambut bisa berdiri.
- Pembuluh saraf
- Saraf.
Terdiri dari benang bertanduk yang berasal dari epidermis, terdiri dari batang dan akar yang meluas ke bawah hingga menyerupai umbi yang bertakik pada lapisan di bawahnya. Ruang dalam takik terdapat jaringan penyambung atau papilla. Akar rambut terbungkus dari folikel rambut yang berasal dari sumbu epidermal dan dermal. Rambut terdiri atas 3 lapisan epitel, yaitu medulla, korteks dan kutikula. Folikel rambut terdiri atas:
- Seludang akar epitel dalam, terdiri dari kutikula, lapisan Huxley, henle.
- Seludang akar epitel luar yang berasal dari epidermis, merupakan perpanjangan lapisan malpighi (stratum basale dan spinosum)
- Selubung jaringan penyambung berasal dari dermis:
- selubung dalam, membran hialin sempit, menempel pada sel-sel silindris selubung luar.
- Selubung tengah, serat jaringan penyambung halus yang tersusun dalam jaringan.
- Selubung atas, berfungsi mengangkut rambut dalam epidermis.
KUKU
|
Kuku adalah bagian tubuh binatang yang terdapat atau tumbuh di ujung jari. Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur. Terdiri dari sel tanduk yang mengalami modifikasi yang bersatu dengan kuat. Pada bagian proksimal kuku terbentuk dalam matriks kulit. Dasar kuku terdiri dari sel Prickle yang mengalami modifikasi dimana kuku melekat dengan kuat. Kuku sebagian memperoleh warna dari darah dan sebagian dari pigmen dalam epidermis, terutama melanin. Sebagai penutup bagian luar maka selain sebagai protektif ia juga bertindak sebagai barier terhadap infeksi, ketahana jaringan (pelindung di bawahnya), sebagai insulator dan suhu tubuh.
Pada kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluh kapiler yang memiliki suplai darah kuat sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan. Seperti tulang dan gigi, kuku merupakan bagian terkeras dari tubuh karena kandungan airnya sangat sedikit.
Pertumbuhan kuku jari tangan dalam satu minggu rata-rata 0,5 - 1,5 mm, empat kali lebih cepat dari pertumbuhan kuku jari kaki. Pertumbuhan kuku juga dipengaruhi oleh panas tubuh.
STRUKTUR KUKU
Kuku tersusun atas Protein yang mengeras disebut keratin. Fungsinya sebagai pelindung ujung jari tangan dan jari kaki. Lempeng kuku (LK) berbentuk empat persegi panjang, keras, cembung ke arah lateral dan dorsal, transparan, terletak di dorsalo paling distal. LK terbentuk dari bahan tanduk yang tidakm mengalami deskuanasi tetapi tumbuh ke arah dorsal untuk waktu yang tidak terbatas. Kecepatan tumbuh kuku jari tangan: lebih kurang 0,1 mm/ hari, kuku jari kaki 1/3-1/2 kecepatan kuku jari tangan. Tebal kuku tangan bervariasi 0,5 mm- 0,75mm, dan pad kaki dapat mencapai 1,0 mm. LK terdiri dari tiga lapisan horizontal yang m,asing-masing adalah:
- Lapisan dorsal tipis yang dibentuk oleh matriks bagian proksimal (1/3 bagian).
- Lapisan intermediet yang dibentuk oleh matriks bagian distal (2/3 bagian).
- Lapisan ventral yang dibentuk oleh lapisan tanduk dasar kuku dan hiponikium yang mengandung keratin lunak.
Lunula atau bilan sabit terletak di poroksimal LK. Lunula merupakan ujung akhir matriks kuku. Warna putih lunula disebabkan epitel yang lebih tebal dari epitel kasar kuku dan kurang melekatnya epitel dibawahnya sehingga transmisi warna pembuluh drah kurang dipancarkan. Daerah di bawah LK disebut hiponikium. Alur kuku dan lipat kuku merupakan batas dan pelindung kuku. Lipat kuku proksimal merupakan perluasan epidermis, bersama kuku yang melindungi matriks kuku. Produk akhirnya adalah kutikel. Pada matriks kuku terdapat sel melanosit
Bagian-bagian kuku :
1. Matriks kuku: merupakan pembentuk jaringan kuku yang
baru.
2. Dinding kuku (nail wall) : merupakan lipatan-lipatan kulit
yang menutupi bagian pinggir dan atas.
3. Dasar kuku (nail bed): merupakan bagian kulit yang
ditutupi kuku.
4. Alur kuku (nail groove) : merupakan celah antara dinding
dan dasar kuku.
5. Akar kuku (nail root): merupakan bagian tengah kuku
yang dikelilingi dinding kuku.
6. Lempeng kuku (nail plate) : merupakan bagian tengah
kuku yang dikelilingi dinding kuku.
7. Lunula : merupakan bagian lempeng kuku berwarna putih
dekat akar kuku berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh
kulit.
8. Eponikium : merupakan dinding kuku bagian proksimal,
kulit arinya menutupi bagian permukaan lempeng kuku.
9. Hiponikium : merupakan dasar kuku, kulit ari di bawah
kuku yang bebas (free edge) menebal.
Kutikula ialah stratum komeum yang terbentuk dari lipatan
kuku proksimal, yang lengket dengan lempeng kuku (nail
plate). Jari-jari tangan mendapat vaskularisasi pembuluh darah
ang berjalan paralel dan pembuluh darah tersebut beranas-
tomosis pada ruangan pulpa di bawah falangs terminal
membentuk lengkungan di sekitar tulang dan mevaskularisasi
jaringan lipatan kuku, di bantalan kuku juga terdapat glomus
yang merupakan struktur vaskuler khusus yang bekerja sebagai
arterivenosa untuk mengatur aliran darah pada cuaca dingin
S I S I K
- Sisik ikan
I
Di samping ikan bersisik terdapat pula ikan yang sama sekali tidak bersisik, di temukan pada ikan lajur (Trichiurus, Lepturancanthus, Demissolinea), ikan sub-ordo Siluroidea (Pegasius, Clarias, Fluta alba). Sebagai suatu kompensasi dari tidak terdapatnya lendir pada tubuhnya, mereka memiliki lendir yang lebih tebal sehingga badannya menjadi lebih licin.
Ada beberapa jenis ikan yang hanya ditemukan sisik pada bagian tubuh tertentu saja. Seperti “paddle fish”, ikan yang hanya ditemukan sisik pada bagian operculum dan ekor. Dan adapula yang hanya ditemukan sepanjang linea lateralis. Ikan sidat (Anguilla) yang terlihat seperti tidak bersisik, sebenarnya bersisik tetapi sisiknya kecil dan dilapisi lendir yang tebal.
Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung di dalamnya, sisik ikan dapat dibedakan menjadi lima jenis, yaitu Placoid, Cosmoid, ganoid, Cycloid dan Ctenoid.
a. Sisik Placoid
Jenis sisik ini karakteristik bagi golongan ikan bertulang rawan (Chondrichthyes). Bentuk sisik tersebut menyerupai bunga mawar dengan dasar yang bulat atau bujur sangkar. Sisik macam ini terdiri dari keping basal yang letaknya terbenam di bagian dermis kulit, dan suatu bagian yang menonjol berupa duri keluar dari permukaan epidermis. Sisik tersebut merupakan struktur exoskeleton yang primitive yang mempunyai titik perkembangan menuju ke lembaran sisik yang biasa terdapat pada osteichthyes yang terdiri atas lempeng dasar, tangkai sentral dan duri. Bagian yang lunak dari sisik ini (pulp) berisikan pembuluh darah dan saraf yang berasal dari dermis. Sisik placoid dibangunkan oleh dentine sehinnga sering disebut dermal denticle yang di dalamnya terdapat rongga pulpa. Pertumbuhan dari sisik placoid menyerupai pertumbuhan gigi, yaitu dimulai dengan adanya pengelompokan dari sel-sel dermis yang seterusnya akan tumbuh menjadi lebih nyata membentuk papila dermis yang mendesak epidermis yang ada di sebelah permukaan. Gigi ikan hiu merupakan derivate dari sisik.
b. Sisik Cosmoid
Sisik ini hanya ditemukan pada ikan fosil dan ikan primitive yang sudah punah dari kelompok Crossopterygii dan Dipnoi. Sisik ikan ini terdiri dari beberapa lapisan, yang berturut-turut dari luar adalah vitrodentine, yang dilapisi semacam enamel, kemudian cosmine yang merupakan lapisan terkuat dan noncellular, terakhir isopedine yang materialnya terdiri dari substansi tulang. Pertumbuhan sisik ini hanya pada bagian bawah, sedangkan pada bagian atas tidak terdapat sel-sel hidup yang menutup prmukaan. Tipe sisik ini ditemukan pada jenis ikan Latimeria chalumnae.
c. Sisik Ganoid
Jenis sisik ini dimiliki oleh ikan-ikan Lepidosteus (Holostei) dan Scaphyrynchus (Chondrostei). Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan yakni lapisan terluar disebut ganoine yang materialnya berupa garam-garam an-organik, kemudian lapisan berikutnya dalah cosmine, dan lapisan yang paling dalam adalah isopedine. Pertumbuhan sisik ini dari bagian bawah dan bagian atas. Ikan bersisik type ini adalah antara lain, Polypterus, Lepisostidae, Acipenceridae dan Polyodontidae.
d.Sisik Cycloid dan Ctenoid
Sisik ini ditemukan pada golongan ikan teleostei, yang masing-masing terdapat pada golongan ikan berjari-jari lemah (Malacoptrerygii) dan golongan ikan berjari-jari keras (Acanthopterygii). Perbedaan antara sisik cycloid dengan ctenoid hanya meliputi adanya sejumlah duri-duri halus yang disebut ctenii beberapa baris di bagian posteriornya. Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah bagian atas dan bawah, tidak mengandung dentine atau enamel dan kepipihannya sudah tereduksi menjadi lebih tipis, fleksibel dan transparan. Penempelannya secara tertanam ke dalam sebuah kantung kecil di dalam dermis dengan susunan seperti genting yang dapat mengurangi gesekan dengan air sehingga dapat berenang lebih cepat. Sisik yang terlihat adalah bagian belakang (posterior) yang berwarna lebih gelap daripada bagian depan (anterior) karena bagian posteriornya mengandung butir-butir pigmen (chromatophore). Bagian anterior (terutama pada bagian tubuh) transparan dan tidak berwarna. Perbedaan antara tipe sisik cycloid dengan ctenoid adalah pada bagian posterior sisik ctenoid dilengkapi dengan ctenii (gerigi kecil). Focus merupakan titik awal perkembangan sisik dan biasanya berkedudukan di tengah-tengah sisik.
Aneka ukuran dan bentuk sisik di dagu, dada dan tangan cecak tembok (Hemidactylus platyurus)
Sebagaimana ikan, tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk, terkecuali anggota suku Amphisbaenidae yang tak bersisik. Sisik-sisik itu dapat berukuran amat halus, seperti halnya sisik-sisik yang menutupi tubuh cecak, atau pun berukuran besar seperti yang dapat kita amati pada tempurung kura-kura. Sisik-sisik itu berupa modifikasi lapisan kulit luar (epidermis) yang mengeras oleh zat tanduk, dan terkadang dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan bawahnya, yang dikenal sebagai osteoderm.
Beberapa bentuk sisik yang umum pada reptil adalah: sikloid (cenderung datar membundar), granular (berbingkul-bingkul), dan berlunas (memiliki gigir memanjang di tengahnya, seperti lunas perahu). Perbedaan bentuk dan komposisi sisik-sisik ini pada berbagai bagian tubuh reptil biasa digunakan untuk mengidentifikasi spesies hewan tersebut. .[3].
Sisik-sisik punggung (dorsal) pada ular welang Bungarus fasciatus
Sisik-sisik ular terutama berguna manakala ular bergerak, yakni untuk mengurangi gesekan dengan substrat atau lingkungannya. Gesekan adalah sumber utama kehilangan energi pada pergerakan (lokomosi) ular. Sisik-sisik ventral (perut), yang berukuran besar dan lebar, licin dan minim friksi; sementara pada beberapa jenis ular pohon, sisik-sisik ini memiliki lekuk atau lunas di tepinya yang berguna untuk ‘memegang’ cabang dan ranting pepohonan.
Kulit dan sisik-sisik ular membantu mempertahankan kelembaban tubuhnya.[2] Ular juga dapat merasai getaran baik yang berasal dari tanah maupun dari udara, dan mampu membedakannya dengan menggunakan sistem resonansi internal yang rumit, yang kemungkinan melibatkan peranan sisik di dalamnya.[1]
Sebagian ular-ular primitif seperti boa, dan juga ular-ular bandotan, memiliki kepala yang tertutupi oleh sisik-sisik kecil tak beraturan. Namun kebanyakan ular memiliki sisik-sisik besar yang menutupi kepalanya, yang disebut perisai (shields).[3] Pola dan susunan perisai-perisai ini berbeda-beda dari spesies ke spesies, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi jenisnya.
[sunting] Morfologi sisik
Sisik-sisik berlunas dari ular rumput Amphiesma stolatum, anggota suku Colubridae.
Sisik ular merupakan modifikasi dan diferensiasi dari lapisan kulit terluar atau epidermis.[2] Sisik-sisik ini terbuat dari keratin, bahan yang sama yang menyusun kuku dan rambut.[4] Tiap sisik memiliki permukaan luar dan dalam, sisik-sisik ini saling menutupi pada pangkalnya, seperti susunan genting. [3]
Setiap individu ular menetas dengan jumlah sisik yang tetap; sisik-sisik ini tidak bertambah atau berkurang sejalan dengan bertambahnya umur ular. Meski demikian, sisik-sisik ini bertambah besar ukurannya, dan kadang-kadang berubah bentuknya, setiap kali melungsung.[4] Sisik-sisik ini tertancap sedemikian rupa di kulit di sekitar mulut dan sisi tubuh, memungkinkan kulit itu mengembang sehingga ular dapat menelan mangsa yang berukuran lebih besar dari diameter tubuhnya.
Sisik-sisik ular memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Sisik-sisik ini bisa jadi berbutir-butir (granular), datar dan halus, atau berlunas, yakni memiliki tonjolan memanjang serupa lunas perahu. Sering pula sisik-sisik ini memiliki
Sisik-sisik sikloid pada ular kawat Leptotyphlops humilis.
Beberapa variasi bentuk sisik itu, di antaranya:
- membulat (sikloid), seperti sisik-sisik pada tubuh ular kawat dari suku Typhlopidae.[6]
- panjang meruncing dengan ujung lancip, misalnya pada ular gadung (Ahaetulla prasina).
- lebar serupa bentuk daun, misalnya pada ular bangkai laut (Trimeresurus albolabris).[7]
- sama lebar dan panjangnya, misalnya pada ular jali (Ptyas korros)
- berlunas kuat, seperti pada ular picung (Rhabdophis subminiatus) dan kerabatnya.
- dengan dua ujung, seperti pada beberapa spesies ular Natrix.
- serupa duri, bersusun sejajar. Contohnya pada ular lempe (Lapemis)
- seperti kenop yang besar dan tak saling tumpang-tindih, misalnya pada ular-lumpur Jawa (Xenodermus javanicus)
[sunting] Susunan sisik
Sisik-sisik pada tubuh bagian atas atau punggung dikenal sebagai sisik dorsal atau kostal (costal). Sisik-sisik ini tersusun sebagai genting, yang disebut susunan imbrikata (imbricate),[8] serupa dengan susunan sisik pada tubuh kadal dan bunglon. Sisik-sisik dorsal tersusun berderet-deret di sepanjang tubuhnya, deretan berikutnya terletak sedikit bergeser, sehingga sisik-sisik ini –dari satu deret ke deret sebelahnya- nampak lurus pada garis diagonal. Kebanyakan jenis ular memiliki deretan sisik yang ganjil jumlahnya, kecuali pada beberapa spesies semisal ular sapi (Zaocys). Sementara, pada beberapa spesies ular laut dan ular-ular akuatik lainnya, sisik-sisik ini berbutir-butir (granular) dan deretannya tak bisa dihitung.[8]
Deretan sisik-sisik ini bervariasi banyaknya; biasanya dihitung pada kira-kira tengah panjang tubuh ular. Terkadang dihitung pada tiga tempat, yakni beberapa jauh setelah leher; tengah badan; dan beberapa jauh sebelum anus. Ular Spilotes pullatus memiliki sepuluh deret sisik dorsal pada tengah badan, ular tangkai (Calamaria spp.) memiliki 13 deret, ular sanca antara 65–75 deret, dan ular kadut sekitar 130–150 deret. Kebanyakan ular dari suku Colubridae, yakni suku ular yang terbesar, memiliki 15, 17, atau 19 deret sisik. [3][9]
[sunting] Tatanama sisik
Tatanama sisik (dilihat dari sisi samping kepala)
Aneka sisik pada kepala dan tubuh ular ditunjukkan di bawah, dengan rujukan pada foto ular rumput Amphiesma stolata yang telah diberi kode nama sisik.
[sunting] Sisik-sisik kepala
Mengenali sisik-sisik di kepala ular paling mudah dilakukan dengan berpatokan pada nostril, yakni lubang hidung. Untuk ular-ular bandotan (Viperidae), hati-hati, karena lubang hidung ini dapat tertukar dengan dekik pipi penghidu bahang, yang letaknya lebih dekat ke mata. Lubang hidung biasa terletak di ujung moncong.
Nostril atau lubang hidung ini umumnya bertepikan dua sisik yang dinamai perisai nasal. Perisai nasal yang sebelah muka dikenal pula sebagai pranasal (atau prenasal), sedangkan yang belakang (ke arah mata) disebut postnasal. Di atas moncong di sebelah depan, ada sepasang sisik yang menghubungkan perisai-perisai nasal di kanan dan kiri; sisik-sisik ini disebut perisai internasal. Sedangkan di depan sekali, di ujung bibir di antara pranasal kanan dan kiri, terdapat sisik yang dikenal sebagai perisai rostral (rostrum, paruh). Perisai rostral ini berlekuk di bawahnya sebagai tempat keluar masuk lidah.
Nama-nama sisik (dilihat dari sisi bawah kepala)
Berderet di sepanjang bibir adalah perisai-perisai labial (labium, bibir). Sisik-sisik di bibir atas disebut sebagai perisai supralabial (atau labial atas); labial atas yang pertama adalah yang terletak di belakang rostral. Sisik-sisik di bibir bawah disebut sebagai perisai infralabial (atau labial bawah); labial bawah pertama terletak di belakang sisik dagu yang paling ujung (depan) yang dikenal sebagai perisai mental.
Sisik-sisik di seputar mata dikenal sebagai sirkumorbital (circumorbital) dan disebut perisai-perisai okular dengan ditambahi awalan tertentu untuk menunjukkan letaknya. Perisai okularnya sendiri sebetulnya adalah sisik transparan yang menutupi mata, yang serupa kaca arloji serta dikenal pula dengan berbagai nama (dalam bahasa Inggris) seperti spectacle, brille atau eyecap.[4][10].
Sisik-sisik sirkumorbital di sebelah depan mata disebut praokular (atau preokular), yang di sebelah atas mata disebut supraokular, dan yang di belakang mata disebut postokular. Yang berada di bawah mata dan di atas perisai supralabial, jika ada, disebut subokular.
Di muka preokular dan di belakang postnasal terletak perisai loreal (pipi).
Di atas kepala kebanyakan ular, di antara kedua matanya, biasanya berjajar tiga buah sisik besar. Yang berada di tepi kanan dan kiri, tepat di atas mata, tadi telah disebutkan namanya yaitu supraokular. Yang tengah dan berukuran besar dikenal sebagai perisai frontal (dahi). Di sebelah mukanya, di antara perisai frontal dan internasal, terdapat sepasang perisai prafrontal (atau prefrontal). Sedangkan di belakang perisai frontal dan supraokular terdapat sepasang perisai parietal (ubun-ubun), yang pada umumnya berukuran besar. Di sebelah parietal, di masing-masing sisi kepala di belakang postokular, berderet beberapa perisai temporal (pelipis); kebanyakan berukuran kecil-kecil memanjang. Susunan perisai temporal ini kerapkali dinyatakan sebagai kombinasi sejumlah perisai temporal depan (anterior temporal) dan temporal belakang (posterior temporal).
Terminologi sisik-sisik di kepala ular, dengan panduan diagram sisik kepala ular Coluber ventromaculatus menurut Malcolm A. Smith (1943).
Legenda
ag – anterior genials alias perisai dagu depan
f – perisai frontal
in – perisai internasal
l – perisai loreal
la – perisai supralabial atau labial atas
la' – perisai infralabial atau labial bawah
m – perisai mental
n – perisai nasal
p – perisai parietal
pf – perisai prefrontal
pg – posterior genials atau perisai dagu belakang
pro – perisai preokular
pso – perisai presubokular
pto – perisai post-okular
r – perisai rostral
so – perisai supraokular
t – perisai temporal anterior dan posterior
v – perisai ventral yang pertama (terdepan)
Di belakang perisai parietal umumnya hanya terdapat sisik tengkuk kecil-kecil, namun terkadang pada beberapa jenis ular terdapat sisik-sisik besar yang dikenal sebagai perisai oksipital. Sepasang perisai oksipital yang besar, misalnya, merupakan salah satu ciri pengenal ular anang alias king cobra (Ophiophagus hannah). Sedangkan adanya sebuah perisai oksipital tengah yang besar, yang memisahkan parietal kiri dan kanan, adalah ciri milik ular pelangi (Xenopeltis unicolor).
Telah disebutkan sebelumnya, sisik dagu yang paling muka dikenal sebagai perisai mental. Di belakangnya, diapit sisik-sisik labial bawah kiri dan kanan, terdapat sederet perisai dagu yang dapat dibedakan lebih lanjut antara perisai dagu depan (anterior chin shields) dengan perisai dagu belakang (posterior chin shields). Di belakangnya lagi terdapat deretan perisai gular (tenggorokan), yang membatasi perisai-perisai ventral (perut) di sisi bawah tubuh sebelah depan.
Tepat di tengah dagu, memisahkan perisai-perisai dagu (dan juga sisik-sisik gular) kanan dan kiri, terdapat celah memanjang yang dikenal sebagai celah dagu (mental groove). Ular-ular tertentu yang termasuk kelompok ular siput (Pareas carinatus), yakni anak-suku Pareatine pada suku Colubridae, tidak memiliki celah dagu ini.[11]
[sunting] Sisik-sisik di badan
Sisik-sisik yang menutupi tubuh ular sebelah atas dikenal sebagai sisik-sisik dorsal (dorsum, punggung) atau kostal. Ini adalah deretan sisik-sisik kecil mulai dari belakang kepala (leher dan seterusnya) hingga sebelah atas dubur. Deretan yang paling atas (apabila dilihat dari samping tubuh) atau yang paling tengah (dari kanan-kiri tubuh), terkadang membesar dan memiliki bentuk yang berbeda dengan deretan di kanan kirinya; sisik-sisik yang demikian dikenal sebagai perisai vertebral karena terletak tepat di atas tulang punggung (vertebrae). Lihat pula uraian pada bagian Susunan sisik di atas.
Sisik-sisik yang menutupi tubuh bagian bawah biasanya berupa sederetan sisik-sisik lebar namun sempit yang terletak melintang tubuh. Sisik-sisik yang umumnya licin keras ini dikenal sebagai perisai ventral (atau gastrosteges) dan berguna dalam pergerakan ular. Jumlahnya bervariasi bergantung kepada spesies ular yang bersangkutan (yang juga bervariasi antar individu dan antar jenis kelamin), dan dihitung mulai dari tenggorokan (setelah perisai gular) hingga, namun tidak termasuk, perisai yang menutupi dubur.
Pada ular-ular yang tergolong primitif, seperti ular kawat (Typhlops), ular kadut (Acrochordus), ular kepala-dua (Cylindrophis) dan beberapa yang lain, sisik-sisik ventral ini tidak berbeda bentuknya dari sisik-sisik dorsal. Pada ular-ular sanca sisik ventral ini sempit, hanya sekitar setengah lebar tubuhnya jika dilihat dari sisi bawah.
[sunting] Sisik-sisik ekor
Nama-nama sisik di sisi bawah tubuh
Ekor ular adalah bagian yang terletak di belakang dubur (yang sebenarnya adalah kloaka). [12] Menutupi dubur ini dan tepat di belakang deretan perisai ventral, terletak perisai anal (anus, dubur). Berbentuk serupa perisai ventral, perisai ini terkadang tunggal dan terkadang berbelah dua atau sepasang; bergantung kepada spesiesnya.
Di sisi bawah ekor, di belakang dubur, biasanya terdapat deretan sisik-sisik besar yang menyerupai dan menjadi kelanjutan dari perisai ventral. Perisai-perisai ini dinamai subkaudal atau urosteges (cauda atau ura, ekor), dan sebagaimana perisai anal, perisai-perisai ini terkadang tunggal atau berpasangan atau kombinasi keduanya, bergantung kepada spesiesnya. Ujung ekor amat bervariasi bentuknya, mulai dari meruncing biasa sebagaimana umumnya ular; menyerupai duri seperti pada ekor ular adder (Acanthophis), duri yang menulang seperti pada ular bandotan marga Lachesis, kerincingan kulit seperti pada ular derik (Crotalus), atau memipih seperti dayung (pada ular laut).
[sunting] Sisik serangga
Sisik pada sayap kupu-kupu Melitaea athalia
Kupu-kupu dan ngengat tergolong ke dalam bangsa Lepidoptera atau serangga bersayap-sisik (lepid, sisik; pteron, sayap). Seperti namanya, serangga-serangga ini memiliki sayap serupa membran tipis yang tertutupi oleh sisik-sisik yang halus bagaikan serbuk. Tiap sisiknya merupakan rangkaian dari keping-keping materi organik yang amat lembut. Kupu-kupu cenderung memiliki sisik-sisik yang lebar dan memipih, sementara ngengat memiliki sisik-sisik yang menyempit dan menyerupai helai rambut. Sisik-sisik ini kerap mengandung pigmen sehingga berwarna-warni, namun beberapa macamnya berkilau metalik atau berpendar tanpa memiliki pigmen. Sisik yang belakangan ini berpendar karena membiaskan cahaya yang singgah padanya disebabkan oleh tipisnya keping sisik, serupa dengan pembiasan cahaya yang terjadi pada lapisan tipis gelembung sabun. Warna yang paling sering dihasilkan oleh pembiasan sisik serangga ini adalah biru.
Bulu
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk kegunaan lain dari Bulu, lihat Bulu (disambiguasi).
Gambaran dekat dua bulu ungu.
Bulu adalah suatu struktur epidermis yang membentuk penutup luar, pada burung misalnya. Bulu adalah satu ciri utama yang membedakan Kelas Aves dari yang lain.
[sunting] Hewan Asal
Bulu adalah struktur paling rumit pada Vertebrata. Sebagaimana rambut, kuku dan sisik, bulu adalah tambahan integumenter; organ kulit yang terbentuk dari pembiakan terkendali sel biologis dalam epidermis, atau kulit luar, yang menghasilkan protin keratin.
Ia melindungi burung dari air dan suhu sejuk dan memberikan warna yang kadang kala digunakan sebagai penyamaran dari pemangsa dan kadang kala sebagai cara komunikasi visual. Walaupun setiap bulu amat ringan, bulu burung berat dua hingga tiga kali dibandingkan tulangnya.
Diperkirakan bulu berubah dari sisik reptilia, bagaimanapun kajian terkini menimbulkan keraguan terhadap homologi ini (untuk bacaan lanjut lihat Q Rev Biol. 2002 Sep;77(3):261-95.). Bulu kemungkinan merupakan struktur penebat berfilamen, atau kemungkinan penanda untuk mengawan, dan ini kemudiannya berubah kepada bulu terkini.
Walaupun burung menggunakan bulu pelepah untuk terbang, beberapa dinosaurus telah ditemukan dengan bulu pada anggota badan mereka yang tidak mungkin berfungsi untuk terbang. Satu teori adalah bulu ini berkembang pada dinosaurus sebagai suatu cara penebat; dinosaurus kecil itu kemudian menghasilkan bulu yang lebih panjang yang membantu mereka meluncur, yang kemudiannya memulai proses evolusi yang menghasilkan burung proto Archaeopteryx dan Microraptor.
Terdapat dua bulu dasar: bulu luar yang menutupi bagian luar badan, dan bulu pelepah dalam yang terdapat di bawah bulu luar, yang menghasilkan lapisan penebat. Bulu luar termasuk remiges (bulu terbang), rektrikes (bulu ekor) dan bulu kontour yang menyelimuti seluruh badan.
Terdapat tiga jenis dasar bulu yaitu pluma, plumula, dan filopluma. Pluma adalah bulu yang menutupi tubuh, misalnya bulu untuk terbang (remiges dan rectrices). Tangkai pluma terdiri atas kalamus yang terbenam di dalam folikel bulu, serta rakhis yang menunjang vesikulum. Vesikulum dibentuk oleh rakhis, rami, radii, dan radioli. Plumula terdapat di antara plumae terutama di daerah dada dan abdomen. Jenis bulu ini terdiri atas kalamus dan beberapa rami, serta terpancar radii yang tidak mempunyai kaitan-kaitan. Filopluma terdiri atas kalamus yang tipis dan panjang. Pada ujung bulu ini terdapat beberapa rami. Traktus bulu disebut pterila, yakni tempat bulu tumbuh. Ada wilayah tertentu di kulit yang ditumbuhi bulu. Wilayah kulit yang tidak ditumbuhi bulu disebut apterila.
Carapace | | Plastron |
| | |
TANDUK
Tersusun atas dua komponen utama, yaitu cangkang atas (carapace) dan dasar (Plastron) yang dihubungkan tulang Ridges. Tulang cangkang terdiri dari gabungan tulang iga dan vertebrata. Sedangkan plastron terdiri dari tulang abdominal dan clavicle. Beberapa kura-kura juga hanya ada yang memiliki tempurung fleksibel, diantaranya beberapa kura-kura air dan penyu. Kebanyakan anakan kura-kura mempunyai tempurung Fenestra (daerah terbuka) antara tulang cangkang (carapace), dan menyatu pada masa tuanya. Keunikan lain dari kura-kura adalah Pectoral dan Pelvis Gridles yang dibatasi/ dilindungi dalam tulang iganya. Orientasi vertikalnya memberi dukungan dari dalam untuk tempurungnya dan sebagai ventral anchor yang kuat untuk lengan-lengan dan otot. Dua lapisan pelindung dalam tempurung adalah:
a. Lapisan tengah, kaya akan ujung syaraf dan pembuluh-pembuluh darah kecil.
b. Lapisan pelindung luar (Scut/ skutes)/ lamina, rata-rata terdapat skat eksternal.
( www.Hewanpeliharaan.com/index2.php/...)
Sisik tanduk pada kura-kura tersusun atas:
- Atas (carapace) dan
- Dasar (Plastron)
Pada bagian Plastron, disusun oleh struktur, yaitu Gular, Humeral, Pektoral, Abdominal, Femoral dan Anal, sedangkan bagian Carapace tersusun atas Nukhal, Marginal, Costal, Pigal dan Neural.
TANDUK
Tidak semua tanduk terdapat zat tanduk, tanduk dibagi atas tiga macam:
a. Tanduk kosong (Hollow Horn)/ True Horn), terdapat seludang tanduk yang meliputi suatu sumbu tulang, tidak pernah dilepaskan dan yidak pernah bercabang. Terdapat pada jantan dan betina.
b. Tanduk Rambut, berasal dari rambvut yang berfusi. Contoh: Cula Badak. Cula tidak bercabang dan tidak bisa dilepas.
c. Rangga (Antler), tanduk tajam dan bercabang-cabang, seperti tanduk Rusa, dapat dilepaskan,
(Bahan ajar mata kuliah Perkembangan Hewan)
Tanduk adalah proyeksi yang berasal dari kepal yang lebat dari kulit keras. Tanduk banyak mengandung keratin di dalmnya, protein Yng jug ada di rambut dan kuku manusia.
4 komentar:
thank you for the information...
ud hampir 'gila' gw nyari tugas kuliah... akhirnya dapet juga...
lengkap lagi... thanks..
:)
mkasih bwt infox,bxk bgd manfaatx bg saya...
Thx, semoga info yg saya berikan bermanfaat untuk kalian , , ^_^
thanks ya kak...
informasinya sangat bermanfaat utk kami
Posting Komentar