Papan Buletin Blog Bhima

Bhima's Leaf

Kamis, 23 September 2010

SCHYZOPHYTA-BAKTERI

I.                   JUDUL                        : DIVISIO SCHYZOPHYTA-BAKTERI (PEWARNAAN GRAM)
II.                 HARI/TANGGAL     : SENIN/ 08 JUNI 2009
III.              TUJUAN                    : MENGELOMPOKKAN BAKTERI BERDASARKAN
  PEWARNAAN GRAM

IV.              KAJIAN PUSTAKA

Pewarnaan gram atau metode gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi 2 kelompok besar, gram positif dan gram negative, berdasarkan sifat kimia dan sifat fisik dinding mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853-1938) yang menegmbangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumookus dan bakteri Klebsiella pneumonia.
Gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metal ungu sewaktu proses pewarnaan gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru/ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri gram negative akan berwarna merah/merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua bakteri jenis ini terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri.
Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metal ungu pada metode pewarnaan gram. Bakteri gram negative tidak akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alcohol. Suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metal ungu, yang membuat semua bakteri gram negative yang bersifat pathogen, yang berarti mereka berbahaya bagi organism inang. Sifat pathogen ini umumnya berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding sel gram negative terutama lapisan lipopolisakarida (dikenal juga LPS/endotoksin).
Teknik pewarnaan gram
Pengecatan gram ini berguna untuk membedakan bakteri gram positif dan gram negative:
1.     Sediaan diambil menggunakan objek glass, misalnya pada pasien tersangka GO, sediaan diambil.
2.     Fiksasi. Sediaan apusan pada objek glass difiksasi dengan api Bunsen (3-4 kali) dinginkan
3.     Strain pertama: objek glass posisi horizontal dituangi karbol gentian violet 0,5% atau Kristal violet 2%. Biaran tergenang 0,5-1 menit,  buang larutan, cuci dengan air mengalir, ditegakkan.
4.     Decolarisasi. Tuangi alcohol 95% (aseton) sampai air yang mengalir tidak berwarna lagi, cuci lagi dengan air mengalir.
5.     Stain counter/kontras. Tuangi air fuchsin lindi 0,35 % (Lar.Netral red) larutan safranin 1 %. Biarkan 10 detik-1menit. Buang dan cuci dalam air mengalir. Keringkan dalam posisi tegak.
6.     Periksa dengan mikroskop dengan minyak imersi.
Teknik pewarnaan gram haruslah sesuai prosedur karena dapat mengakibatkan kesalah identifikasi data, apakah gtam positif atau negative.
Struktur bakteri dibagi menjadi dua, yaitu:
a.     Struktur dasar (dimiliki oleh hamper semua jenis bakteri) meliputi: dinding sel, membrane plasma, sitoplasma, ribosom, DNA dan granula
b.     Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu) meliputi kapsul, flagellum, pilus fimbria, klorosom, vakuola gas dan endospora.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri, yaitu fiksasi, peluntur warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan pengguanaan zat warna penutup. Prinsip yang harus selalu diingat adalah selalu menetralisirkan ose pada saat akan dipakai. Letakkan ose pada tempatnya, jangan diletakkan di sembarang tempat (misal di atas meja) jangan memegang mata (ujung) ose dengan tangan.
Factor yang mempengaruhi pewarnaan gram:
1.     Pelaksanaan fiksasi panas terhadap suspense
2.     Kecepatan sel pada olesan
3.     Konsentrasi dan umur reagen
4.     Sifat konsentrasi dan jumlah pengecatan
5.     Sejarah biakan.

V.                ALAT DAN BAHAN
·        Alat
a.     Kaca objek
b.     Pipet tetes
c.      Bunsen
d.     Jarum ose
·        Bahan
a.     Aquades
b.     Bakteri
c.      Spritus
d.     Gentian violet
e.     Larutan lugol
f.       Alcohol 70%
g.     Lar.safranin

VI.              PROSEDUR KERJA
-         Diambil objek glass yang bersih.
-         Diteteskan setetes aquades.
-         Dimasukkan bakteri dalam tetesan pada objek glass.
-         Disebarkan hingga membentuk lapisan selebar 1 cm.
-         Difiksasi tetesan pada objek glass dengan Bunsen
-         Ditetesi gentian violet 1 menit.
-         Bilas dengan air aquades mengalir.
-         Ditetesi lugol pada objek glass, biarkan 1 menit
-         Dibilas dengan alcohol 70% hingga tidak ada warna.
-         Bilas dengan air aquades mengalir.
-         Diteteskan safranin pada kaca objek 15 menit.
-         Dicuci dengan air.
-         Dikeringkan di udara pada nyala api.
-         Dicatat dan digambar hasil.

VII.           HASIL DAN PEMBAHASAN
1.     HASIL
Pada saat percobaan telah dilaksanakan, kami tidak mendapatkan hasil. Tidak tampak apapun (warna), baik itu bakteri gram positif maupun negative setelah melaksanakan prosedur kerja hingga akhir, hal ini karena terdapat factor-faktor kesalahan dan dibahas dalam pembahasan.

2.     PEMBAHASAN
Setelah melakukan eksperimen pewarnaan gram dengan menggunakan bakteri yang telah disediakan, ternya kelompok kami tidak mendapatkan hasil apapun diantara golongan bakteri gram positif maupun negative. Tidak ada hasil yang memperlihatkan warna ungu/biru (positif) maupun merah/merah muda (negative). Justru yang terlihat adalah warna cokelat yang membuktikan bahawa hasil percobaan salah dan tidak tepat dengan literature.
Dalam melakukan pewarnaan gram, banayak factor yang mempengaruhinya, antara lain:
1.     Fiksasi
Pelaksanaan fiksasi panas terhadap suspense sangat berpengaruh erhadap berhasilnya warna gram positif/negative.
2.     Peluntur
Kadang jika keadaan dan konsentrasinya tidak sesuai, justru warna bakteri tidak akan diperoleh.
3.     Intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup.
4.     Ose yang tidak steril
Meletakkan ose disembarang tempat dan memegang ujung ose dengan tangan mengakibatkan ose menjadi tidak steril.

Factor lainnya:
1.     Kecepatan sel pada olesan
Saat pengolesan bakteri pada objek glass, mempengaruhi struktur dan permukaan tubuh bakteri.
2.     Konsentrasi dan umur reagen
Zat seperti lugol, safranin dan bakteri sendiri memiliki batas kewajaran untuk tepat atau tidaknya untuk tetap digunakan.
3.     Sifat konsentrasi dan jumlah pengecatan
4.     Sejarah biakan bakteri
Darimana asal bakteri, higienis/steril atau tidaknya, dan masih layak atau tidak untuk digunakan.
Dan ternyata banyak kesalahan dari praktikkan tentang hal yang mesti diperhatikan dalam pewarnaan gram  tersebut seperti yang telah dijelaskan. Kemungkinan kesalahan juga terjadi akibat kesalahan alat dan bahan yang digunkan apakah masih layak atau tidak, seperti lugol, safranin, dan bakteri sendiri yang tidak diketahui telah berapa lama berada di laboratorium.

VIII.         KESIMPULAN
1.     Untuk mengetahui suatu sampel mengandung bakteri gram positif/ negative dilakuakn dengan pewarnaan gram.
2.     Bakteri dengan pewarna gentian violet adalah gram positif dan dengan safranin adalah gram negative.
3.     Percobaan akan berhasil jika pada pewarnaan menghasilkan warna biru/ungu untuk gram positif dan merah untuk gram negative.
4.     Factor-faktor kesalahan dalam percobaan yang menyebabkan ketidkaberhasial adalah:
a.     Pelaksanaan fiksasi panas pada suspense.
b.     Kecepatan sel pada olesan
c.      Konsentrasi dan unur reagen.
d.     Sifat konsentrasi dan jumlah pengecatan.
e.     Peluntur.
f.       Intensisfikasi warnaan dan penggunaan zat warna penutup.
g.     Ose yang tidak steril,dan
h.     Sejarah biakan bakteri

IX.             DAFTAR PUSTAKA
(Tidak dipublikasikan, hanya ditampilkan dalam draft asli dokumen pribadi penulis)

Tidak ada komentar:

Pengikut