Papan Buletin Blog Bhima

Bhima's Leaf

Selasa, 02 Maret 2010

LAPORAN SIMULASI ESTIMASI POPULASI HEWAN "eKolOgi UmUm"

SIMULASI ESTIMASI POPULASI HEWAN

Bhima Wibawa Santoso (A1C407003)

Program Study Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA

Fakultas Kegunaandan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi

ABSTRAK

Capture Mark Release Recapture (CMMR) yaitu menandai, melepaskan dan menangkap kembali sampel sebagai metode pengamatan populasi. Merupakan metode yang umumnya dipakai untuk menghitung perkiraan besarnya populasi. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Hal yang pertama dilakukan adalah dengan menentukan tempat yang akan dilakukan estimasi, lalu menghitung dan mengidentifikasinya, dan hasil dapat dibuat dalam sistem daftar. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan. Pengukuran kerapatan mutlak ialah dengan cara penghitungan menyeluruh yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti berapakah makhluk yang di pertanyakan di sutau daerah adalah menghitung makhluk tersebut semuanya dan metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsi kecil populasi pada rumus Paterson. Untuk metode sampling biotik hewan bergerak biasanya digunakan metode capture-recapture. Merupakan metode yang sederhna untuk menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat seperti ikan, burung dan mamalia kecil. Metode CMMR ini dilakukan dengan mengambil dan melepaskan sejumlah kancing yang dianggap sebagai besarnya populasi yang ada menggunakan kancing hitam dan putih yang danggap sebagai populasi yang tersebar di alam. Hasil memperlihatkan banyaknya populasi yang ditandai dengan kancing berawarna putih dan akan ditandai dengan kancing hitam.

PENDAHULUAN

Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan penangkapan. Kepadatan pupolasi sangat penting diukur untuk menghitung produktifitas, tetapi untuk membandingkan suatu komunitas dengan komnitas lainnya parameter ini tidak begitu tepat. Untuk itu biasa digunakan kepadatan relatif. Kepadatan relatif dapat dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan relatif biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase.(Suin.N.M.1989)

Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik) yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu.(Soetjipta.1992)

Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya mengikuti dua pola. Beberapa populasi mempertahankan ukuran poulasi mempertahankan ukuran populasi, yang relatif konstan sedangkan pupolasi lain berfluktasi cukup besar. Perbedaan lingkungan yang pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi grouse itu. Penyelidikan tentang dinamika populasi, pada hakikatnya dengan keseimbangan antara kelahiran dan kematian dalam populasi dalam upaya untuk memahami pada tersebut di alam.(Naughton.Mc.1973)

Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi.(Hadisubroto.T.1989)

Suatu populasi dapat juga ditafsirkan sabagai suatu kelompok yang sama. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme, atau populasi setempat, kelompok-kelompok yang dapat saling membuahi, satuan kolektif terkecil populasi hewan atau tumbuhan.
Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran statistik yang tidak dapat diterapkan pada individu anggota populasi. Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan.

Kerapatan populasi ialah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang, yang umumnya diteliti dan dinyatakan sabagai cacah individu atau biomassa per satuan luas per satuan isi. Kadang kala penting untuk membedakan kerapatan kasar dari kerapatan ekologik (=kerapatan spesifik). Kerapatan kasar adalah cacah atau biomassa persatuan ruang total, sedangkan kerapatan ekologik adalah cacah individu biomassa persatuan ruang habitat. Dalam kejadian yang tidak praktis untuk menerapkan kerapatan mutklak suatu populasi. Dalam pada itu ternyata dianggap telah cukup bila diketahui kerapan nisbi suatu populasi. Pengukuran kerapatan mutlak ialah dengan cara :

1. Penghitungan menyeluruh yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti berapakah makhluk yang di pertanyakan di sutau daerah adalah menghitung makhluk tersebut semuanya.

2. Metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsi kecil populasi.(Peterson).(Soetjipta.1992)

BAHAN DAN METODE

Percobaan yang dilakukan untuk pengamatan simulasi estimasi populasi hewan ini diperlukan dua buah toples yang masing-masing berisi dua macam warana kancing baju dengan jumlah tertentu. Percobaan dilakukan dengan pengambilan segenggam kancing baju hitam yang ada di dalam toples, dihitung jumlahnya (ni) kemudian diganti dengan kancing berwarna putih dengan dikembalikan lagi ke dalam toples berisi kancing hitam tadi, hal ini diberlakukan sebagai penanda hewan. Toples dikocok sehingga seluruh kancing tercampur secara homogen.

Kemudian dilakukan pengambilan cuplikan kedua dengan prosedur yang sama, bila terdapat kancing berwarna lain, dicatat sebagai (Ri) Cuplika dilakukan hingga sepuluh kali, dilanjutkan dengan penghitungan estimasi populasi dengan rumus Patersen dan Schanabel. Selanjutnya dilakukan penghitungan dengan daftar lembaran keraja simulasi populasi dengan metode CMMR

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa saat pengambilan kancing dalam pengamatan poulasi menggunakan metode CMMR, saat pengambilan cuplikan pertama kancing hitam yang dianggap sebagai hewan yang akan ditandai (ni), diperoleh hasil jumlah yang tertangkap adalah 38, dan pada cuplikan kedua ni menunjukkann nilai 54 dengan dengan Ri sebanyak 3, sehingga jumlah hewan yang bertanda sebanyak 51. hingga pada cuplikan ke 10 ni mendapatkan hasil 65 dan Ri 41, sehingga hasil jumlah hewan yang bertanda adalhah 22. dari keseluruhan percobaan didapatkan hasil bahwa jumlah total ni adalah 549 dan Ri sebanyak 226, sehingga perhitungan hewan yang bertanda menjadi sebanyak 323. Sehingga diperolehlah jumlah hewan yang terperangkap hingga perhitungan periode akhir adalah 1853.

Dari percobaan dapat terlihat bahawa salah satu hal yang menakjubkan dalam penelitian ialah kenyataan bahwa kita dapat menduga sifat-sifat suatu kumpulan objek penelitian hanya dengan mempelajari dan mengamati sebagian dart kumpulan itu. Bagian yang diamati itu disebut sampel, sedangkan kumpulan objek penelitian disebut populasi. Objek penelitian dapat berupa orang, hewan, maupun tumbuhan.

Dalam penelitian, objek penelitian ini disebut satuan analisis (units of analysis) atau unsur-unsur populasi. Bila kita meneliti seluruh unsur populasi, kita melakukan sensus. Sensus mudah dilakukan bila jumlah populasi terbatas. Sensus, memang, tidak selamanya sempurna. Hasil sensus, Yang mengungkapkan karakteristik populasi (seperti rata-rata, ragam, modus, atau (range), disebut parameter.

Bila jumlah unsur populasi itu terlalu banyak, padahal kita ingin menghemat biaya dan waktu, kita harus puas dengan sampel. Karakteristik sampel disebut statistik. Kita sebetulnya tidak tertarik pada statistik. Kita ingin menduga secara cermat parameter dart statistik. Metode pendugaan inilah yang dikenal sebagai teori sampling. Ini berarti sampel harus mencerminkan semua unsur dalam populasi secara proporsional. Sampel seperti itu dikatakan sampel tak bias (unibased sample) atau sampel yang representatif. Sebaliknya sampel bias adalah sampel yang tidak memberikan kesempatan yang sama pada semua unsur populasi untuk dipilih. Memang, sampel mungkin menunjukkan karakteristik yang menyimpang dari karakteristik populasi. Penyimpangan dari karakteristik populasi disebut galat sampling (sampling error). Jadi, galat sampling adalah perbedaan antara hasil yang diperoleh dari sampel dengan hasil yang didapat dari sensus (Neter, Wasserman, Whitmore, 1979: 195). Statistik dapat membantu kita menentukan sampling error hanya bila kita menggunakan sampel tak bias.

Sampel tak bias adalah sampel yang ditarik berdasarkan probabilitas (probability sampling). Dalam sampel probabilitas, setiap unsur populasi mempunyai nilai kemungkinan tertentu untuk dipilih. Karena sampel ini mengasumsikan kerandoman (randomness), maka sampel probabilitas lazim juga disebut sebagai sampel random. Bila kita mengambil sampel tertentu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, kita memperoleh sampel pertimbangan (judgemental sampling), disebut juga sample non-probabilitas. Untuk kedua jenis sampling ini, ada beberapa alternatif teknik penelitian sampel. Teknik penarikan sampel sering disebut rencana sampling atau rancangan sampling (sampling design).

Dari praktikum yang telah dilakukan mengenai simulasi estimasi populasi hewan. Kami mendapatkan hasil perhitungan menggunakan rumus Schanabel, maka didapat hasil 449,5 dan standart errornya adalah 34,5. Sedangkan pada data yang dilakukan perhitungan dengan Patersen didapat hasil 684 dan standart errornya adalah 368,3.Dan selisih yang didapat adalah 449,5 maka untuk selang kepercayaannya tidak dapat kami tampilkan hasil, dikarenakan tidak adanya table distribusi untuk perhitungan.

Model Peterson menangkap sejumlah individu dari sujumlah populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap itu diberi tanda kemudian dilepaskan kembali dalam beberapa waktu yang singkat. Setelah itu dilakukan pengambilan ( Penangkapan Ke 2 terhadap sejulah individu dari populasi yang sama. Dari penangkapan kedua inilah diidentifikasi indifidu yang bertanda yang berasal dari penangkapan pertama dan individu yang tidak bertanda dari hasil penangkapan ke dua. Metode schanebel ini dapat digunakan untuk mengurangi ke tidak validan dalam metode Patersen. Metode ini membutuhkan asumsi yang sama dengan metode Peterson yang ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan dari suatu periode sampling dengan periode berikutnya. Pada metode ini penangkapan penandaan dan pelepasan hewan dilakukan lebih dari 2 kali. Untuk setiap periode sampling semua hewan yang belum bertanda diberi tanda dan dilepaskan kembali. (Agus.1994)

KESIMPULAN

  • Percobaan simulasi estimasi populasi hewan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu metode Capture-Mark-Release-Recapture (CMMR)
  • Penghitungan sebaran populasi yang diperoleh dapat dilakukan dengan penghitungan Schanabel dan Patersen. Penggunaan rumus Schanabel lebih akurat karena perhitungan dilakukan untuk setiap cuplikan yang dilakukan.
  • Penghitungan dengan rumus Patersen mendapatkan hasil 684 dengan kesalahan baku (standar eror) 368,3
  • Penghitungan dengan rumus Schanabel melalui total seluruh data mendapatkan hasil 449,4 dengan kesalahan baku (standar eror) 34,5
  • Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetic) yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu

DAFTAR PUSTAKA

Agus,Subagyo 1994. Penuntun Ekologi Umum. Universitas jambi:Jambi

Hadisubroto,tisno.1989. Ekologi Dasar.DeptDikBud : Jakarta

Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press : Yogyakarta

Soetjipta.1992.Dasar-dasar Ekologi Hewan.DeptDikBud DIKTI : Jakarta

Suin,nurdin Muhammad.1989. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara : Jakarta

LAMPIRAN

Tabel Pengamatan Hasil Estimasi

K

ni

Ri

∑hewan bertanda

Mi

ni . Mi

1

38

-

38

-

-

2

54

3

51

38

2.052

3

89

20

69

89

7.921

4

73

38

35

158

11.534

5

46

22

24

193

8.878

6

41

26

15

217

8.897

7

40

22

18

232

9.820

8

54

27

27

250

13.500

9

49

27

22

277

13.573

10

65

41

24

399

25.935

jumlah

549

226

323

1.853

101.70

Keterangan:

N : Jumlah hewan dalam populasi

n : Jumlah hewan yang ditangkap pada periode ke-i

R : Jumlah hewan yang ditangkap kembali pada periode ke-i

M : Jumlah total hewan yang tertangkap pada periode ke-i

Rumus metode Peterson :

n. M

N =

R

54 . 38

=

3

= 684

Kesalahan baku (standar error)

SE = (M.n) [(M-R).(n-R)]

R3

= (38 x 54) [(38-3).(54 - 3)]

(3)3

= (2052) . [1785]

27


= √ 135660

= 368,3

Rumus metode Schanable :

∑ ( ni.Mi)

N =

∑ Ri

101.570

=

226

= 449,4

Kesalahan baku (standar error)

1

SE =


1 ( k – 1) 1

+ -

(N - Mi ) N N - ni

1

=


1 ( 10 – 1) 1

+ -

(449 - 1.853 ) 449 449 – 549

1

=


0,029

= 34,5


4 komentar:

Anonim mengatakan...

thanks yupz....its very bermanfaat

kha mengatakan...

trims yach, bermanfaat bgt artikelnya buat nyusun tugas, nambah pengetahuan dan referensi. posting yang banyak yach?
salam kenal...

Bhima Wibawa mengatakan...

Ok sama2, semoga artikel saya bermanfaat ya utk referensinya

Anonim mengatakan...

thx. bantu bgt buat ngerjain laporan,hehe

Pengikut