Papan Buletin Blog Bhima

Bhima's Leaf

Jumat, 24 Juli 2009

MEDIA PEMBELAJARAN


Oleh : Bhima Wibawa Santoso
NIM : A1C407003
Jurusan : PMIPA FKIP Biologi Universitas Jambi

BAB I
PENDAHULUAN



“…….komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh orang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media…” (Uchyana, 1986). ( Lakor,2004 )
Sejak pertengahan decade 1970-an terdapat perkembangan yang pesat di bidang dan konsep teknologi pendidikan dan teknologi instruksional (pembelajaran) dalam dunia pendidikan dan pembelajaran, tidak saja di Amerika Serikat tetapi juga di negara-negara lain seperti Canada, Australia, Korea Selatan, Jepang, Singapura, Malaysia, dan tentunya juga di Indonesia. Konsep teknologi pendidikan menekankan kepada individu yang belajar melalui pemanfaatan dan penggunaan berbagai jenis sumber belajar. (Sudirdjo,2009)
Semakin sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Bahkan pertumbuhan ini bersifat gradual. Metamorfosis dari perpustakaan yang menekankan pada penyediaan meda cetak, menjadi penyediaan-permintaan dan pemberian layanan secara multi-sensori dari beragamnya kemampuan individu untuk mencerap informasi, menjadikan pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariatif dan secara luas.Selain itu,dengan semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta diketemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin menuntut dan memperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas pula.Karena memang belajar adalah proses internal dalam diri manusia maka guru bukanlah merupakan satu-satunya sumber belajar, namun merupakan salah satu komponen dari sumber belajar yang disebut orang. AECT (Associationfor Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu:
1. Pesan; didalamnya mencakup kurikulum (GBPP) dan mata pelajaran.
2. Orang; didalamnya mencakup guru, orang tua, tenaga ahli, dan sebagainya.
3. Bahan;merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran,seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film, OHT (over head transparency), program slide,alat peraga dan sebagainya (biasa disebut software).
4. Alat; yang dimaksud di sini adalah sarana (piranti, hardware) untuk menyajikan bahan pada butir 3 di atas. Di dalamnya mencakup proyektor OHP, slide, film tape recorder, dan sebagainya.
5. Teknik; yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang dalam membeikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup ceramah,permainan/simulasi, tanya jawab, sosiodrama (roleplay), dan sebagainya.
6. Latar (setting) atau lingkungan; termasuk didalamnya adalah pengaturan ruang, pencahayaan, dan sebagainya.
Bahan & alat yang kita kenal sebagai software dan hardware tak lain adalah media pendidikan. (Anonim,2006)

A. LATAR BELAKANG

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk mencapaitujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar melakukan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukupsulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk social dengan latar belakang yang berbeda. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis.
Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik disekolah. Hal itu pula yang menjadikan berat tugas guru dalam menglola kelas dengan baik. Keluhan-keluhan guru sering terlontar hanya karena masalah sukarnya mengelola kelas. Akibat kegagalan guru mengelola kelas,tujan pengajaran pun sukar untuk dicapai. Hal ini kiranya tidak perlu terjadi, karena usaha yang dapat dilakukanmasih terbuka lebar. Salah satu caranya adalah dengan meminimalkanjumlah anak didik di kelas. Meaplikasikan beberapa prinsip pengelolaan kelas. Kelasadalah upaya lain yang tidak bisa diabaikkan begitu saja. Pendekatan terpilih mutlak dilakukan guna mendukung pengelolaan kelas. Disamping itu juga, perlu memanfatkan beberapa media pendidikan yang telah ada dan mengupayakan pengadaan media pendidikan baru demi terwujudnya tujuan bersama.



B. PEMBELAJARAN SEBAGAI PROSES KOMUNIKASI

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Yang terpentring dalam kegiatan pembelajaran adalah terjadinya proses belajar. Sebab sesuatu dikatakan hasil belajar kalau memenuhi beberapa ciri berikut:
1. belajar sifatnya disadari, dalam hal ini siswa merasa bahwa dirinya sedang belajar, timbuk dalam dirinya motivasi-motivasi untuk memiliki pengetahuan yang diharapkan sehingga tahapan-tahapan dalm belajar sampai pengetahuan itu dimiliki secara permanen (retensi) betul-betul disadari sepenuhnya.
2. hasil belajar diperoleh dengan adanya proses, dalam hal ini pengetahuan tidak diperoleh secara spontanitas, instan, namun bertahap (sequensial). Seorang anak bisa membaca tentu tidak diperoleh hanya dalam waktu sesaat namun berproses cukup lama, kemampuan membaca diawali dengan kemampuan mengeja, mengenal huruf, kata dan kalimat. Seorang yang tiba-tiba memiliki kecakapan seperti lari dengan kecepatan tinggi karena akibat doping, bukanlah hasil dari kegiatan belajar, namun efek dari obat atau zat kimia yang dikonsumsinya.
3. belajar mebutuhkan interaksi, khususnya interaksi yang sifatnya manusiawi. Seorang siswa akan lebih cepat memiliki pengetahuan karena bantuan dari guru, pelatih ataupun instruktur. Dalam hal ini terjadi komunikasi dua arah antara siswa dan guru.

Kaitannya bahwa belajar membutuhkan interaksi, hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi, artinya didalamnya terjadi proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan0 kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan), kemp (1975;15) menggambarkan proses komnunikasi sebagai berikut:

Source of message → Message encode → Message received and decoded → Destination of message

Pesan yang dikirimkan biasanya berupa informasi atau keterangan dari pengirim (sumber) pesan. Pesan tersebut diubah dalam bentuk sandi –sandi atau lambang-lambnag seperto kata-kata, bunyi-bunyi, gambar dan sebagainya.melalui chanel seperti radio, OHP, film, peassan diterima oleh si penerima pesan melalui indra (mata dan telinga) untuk di olah, sehingga pesan yang diasampaikan oleh penyampai pesan dapat diterima dan dipahami oleh si penerima pesan.
Komunikasi merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat beberapa komponen yang terlibat, diantaranya komunikator, komunukan, cahannel, message, feedback dan noise/ barrier. Pesan yang diasampaikan oleh kimunikator diteruskan oleh saluran atau channel sampai ke komuniakan sebagai penerima pesan. Dipahami atau tidaknya sebuah pesan oleh komunikan tergantung dari feedback yang diberikan oleh komunikan. Feedback positif menunjukkkan bahwa pesan dipahami dengan baik, sebaliknya feedback negatif menunjukkan pesan mungkin saja tidak dipahami dengan benar. Untuk membantu penyampaian pesan ini diperlikan saluran berupa media pembelajaran. Faktor yang dapat menyebabkan pesan tidak dipahami dengan baik karena adanya noise atau barier atau hambatan dan gangguan. Noise ini dapat dipahami opleh komunikator, bisa terjadi pada komunikan, pada pesan juga pada channel. Misalnya siswa tidak mengerti apa yang dijelaskan guru karena kondisi perut sedang sakit, berarti gangguan ada pada komunikan, siswa tidak menerima materi dengan jelas karena saat itu sedang ada pembangunan sehingga suasana berisik mengganggu pendengaran, hal ini salurannya yang terganggu. Guru tidak entusias tidak bergairah mengajar, sehingga siswa kurang mengerti apa yang diterangkan gurunya karena guru tersebut sedang ada masalah keluarga, hal ini gangguan pada komunikator.
Selain faktor tersebut juga terdapat faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas sebuah komunikasi, baik faktor yang terjadi pada pengirim maupun pada penerima pesan. Ishak (1995:3) menjelaskan diantaranya:
1. kemampuan berkomunikasi penyampai pesan seperti kemampuan menulis. Sedangkan faktor dari penerima pesan diantaranya kemampuan untuk menerima dan menangkap pesan seperti mendengar, melihat dan menginterpretasikan pesan.
2. sikap dan pandangan penyampai pesan kepada penerima pesan dan sebaliknya. Misalnya, rasa benci, pandangan negatif, prasangka, merendahkan satu diantara kedua belah pihak, sehingga akan menimbulkan kurangnya respon terhadap isi pesan yang disampaikan,
3. tingkat pengetahuan baik penerima maupun penyampai pesan, sumber pesan yang kurang memahami informasi yang ingin dicapai akan mempengaruhi gaya dan sikap dalam proses penyampai pesan. Sebaliknya penerima pesan yang kurang mempunyai pengetahuan dan pengalaman terhadap informasi yang disampaikan tidak akan mencerna informasi denagn baik.
4. latar belakang sosial budaya dan ekonomi penyampai pesan serta penerima pesan. Ketanggapan penerima pesan dalam merespon informasi tergantung pada siapa dan oleh siapa pesan itu disampaikan.

Berdasarkan uraian diatas, jelas tergambar bahwa media merupakan bagian dari proses komunikasi. Baik buruknya sebuah komunikasi ditunjang oleh penggunaan saluran dalam komunikasi tersebut. Saluran/ channel yang dimaksud diatas adalah media. Karena pada dasarnya pembelajaran merupakan proses komunikasi, maka media yang masuk adalah media pembelajaran.Dalam proses pembelajaran itu terdapat pesan-pesan yang harus dikomunikasikan. Pesan tersebut biasanya merupakan isi dari suatu topik pembelajaran. Pesan-pesan tersebut disampaikan oleh guru kepada siswa melalui suatu media dengan menggunakan prosedur pembelajaran tertentu yang disebut metode.
Dalam sistem pembelajaran modern saat ini, siswa tidak hanya berperan sebagai komunikan atau penerima pesan, bisa saja siswa bertinadak sebagai komunikator atau penyampai pesan, dalam kondisi seperti itu, maka terjadi apa yang disebut komunikasi dua arah (two way taraffic communication) bahkan komuniokasi banyak arah (multy way traffic commonication). Dalam bentuk komunikasi pembelajaran manapun sangat dibutuhkan peran media untuk lebih meningkatkan tingkat ke efektifan pencapaian tujuan/ kompetensi. Artinya proses pembelajaran tersebut akan terjadi apabila ada komunikasi antara penerima pesan denagn sumber/ penyalur pesan lewat media tersebut. Menurut Berlo (1960) komuniokasi tersebut akan efektif jika ditandai dengan adanya “area of experience” atau daerah pengalaman yang sama antara penyalur pesan dengan penerima pesan.


C. KEDUDUKAN MEDIA DALAM SISITEM PEMBELAJARAN

Sebelum membahas tentang sistem pembelajaran kita pahami dahulu kata sistem. Sistem adalah suatu totalitas yang terdiri dari sejumlah komponen atau bagian yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Pembelajaran dikatakan suatu sistem karena di dalamnya mengandung komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komponen-komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi. Masing-masing komponen berkaiyan erat merupakan satu kesatuan.
Proses perancangan pembelajaran selalu diawali dengan perumusan tujuan instruksional umum. Dalam kurikulum 2006 perumusan indikator selalu merujuk pada standar kompetensi dasar. Dan kompetensi dasar selalu merujuk pada standar kompetensi. Usaha untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran dibantu oleh penggunaan lat bantu pembelajaran yang tepat dan sesuai karakteristik komponen penggunaannnya. Setelah itu guru menentukan alat dan melaksanakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat menjadi bahan masukan atau umpan balik kegiatan yang telah dilaksanakan. Apabila ternyata hasil belajar siswa rendah, maka kita mengidentifikasi bagian-bagian apa yang mengakibatkannya. Khususnya dalam penggunaan media, maka perlu melihat bagimana efektivitas apakah yang menjadi faktor penyebabnya.(Anonim,2007)


BAB II
ISI


I. PENGERTIAN MEDIA

Pengertian media mengarah pada sesuatu yang mengantar/meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. (Laria,2008)
Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Tetapi secara lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran (Anonim,2007)
Beberapa diantaranya mengemukakan bahwa media adalah sebagai berikut:
• Teknologi pembawa peasan yang dapat dimanfaatakan untuk keperluan pembelajaran, jadi media adalah perluasan dari guru (Schram,1977).
• Memberikan batasan media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak, audio visual, serta peralatanya (NEA,1969) → (National Education Assosiation).
• Alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar (Briggs,1970).
• Memberikan batasan media sebagai segala bentuk saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi (AECT,1977) → (Assosiation of Education and Communication Technology, 1977).
• Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Gagne,1970).
• Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsamg pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa untuk belajar (Miarso,1989).
• Media berasal dari bahasa Latin, yaitu medium sebagai sesuatu yang membawa informasi antara sumber (source) dan penerima (receiver) informasi. (Robert Heinich dkk,1985). (Anonim,2007)
• “A medium (plural media) is a channel of communication, example include film, television, diagram, printed materials, computers, and instructors. (Media adalah saluran komunikasi termasuk film, televisi, diagram, materi tercetak, komputer, dan instruktur). Heinich, Molenda, Russel (1996:8).
Media pembelajaran selau terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (Hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/ software). Media pembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan peasan, namun yang penting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau informasi belajar yang dibawakan oleh media tersebut. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh sederhana berikut ini: Pesawat televisi yang tidak mengandung pesan/ bahan ajar belum bisa disebut media pembelajaran, itu hanya peralatan atau perangkat keras saja. Agar dapat disebut sebagai media pembelajaran maka pesawat televisi tersebut harus mengandung informasi atau pesan atau bahan ajar yang akan disampaikan. Ada pengecualian, apabila misalnya saja menggunakan pesawat televisi sebagai lat peraga untuk menerangkan tentang komponen-komponen yanga ada dalam pesawat televisi dan cara kerjanya, maka pesawat televisi yang anda gunakan tersebut dapat berfungsi sebagai media pembelajaran.

Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan ajar itu sendiri yang akan di sampaikan kepada siswa, sedangkan perangkat keras adalah sarana yang digunakan untuk menyajikan bahan ajar tersebut
Dari berbagai batasan di atas dapat dirumuskan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk meyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. (Azhie,2007)



Jerold Kemp (1986) dalam Pribadi (2004:1.4) mengemukakan beberapa faktor yang merupakan karakteristik dari media, antara lain :
1. kemampuan dalam menyajikan gambar (presentation)
2. faktor ukuran (size); besar atau kecil
3. faktor warna (color): hitam putih atau berwarna
4. faktor gerak: diam atau bergerak
5. faktor bahasa: tertulis atau lisan
6. faktor keterkaitan antara gambar dan suara: gambar saja, suara saja, atau gabungan antara gambar dan suara.

Selain itu, Jerold Kemp dan Diane K. Dayton (dalam Pribadi,2004:1.5) mengemukakan klasifikasi jenis media sebagai berikut :
1. media cetak
2. media yang dipamerkan (displayed media)
3. overhead transparancy
4. rekaman suara
5. slide suara dan film strip
6. presentasi multi gambar
7. video dan film
8. pembelajaran berbasis komputer (computer based learning). (Laria:2008)
Kemp dan Dayton (1985:3), mengemukakan bahwa peran media dalam proses komunikasi adalah sebagai alat pengirim (transfer) yang mentransmisikan pesan dari pengirim (sander) kepada penerima pesan atau informasi (receiver). Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alau bantu, Edgare Dale mengadakan klasifikasi menurut tingkat dari yang paling konkrit ke yang paling abstrak.



Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Ciri-ciri khusus media pembelajaran berbeda menurut tujuan dan pengelompokanya. Ciri-ciri media dapat di lihat menurut kemampuanya membangkitkan rangsangan pada indera penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pengecapan. Maka ciri-ciri umum media pembelajaran adalah bahwa media itu dapat diraba, dilihat, didengar, dan diamati melalui panca indera. Di samping itu ciri-ciri media juga dapat dilihat menurut harganya, lingkup sasaranya, dan kontrol oleh pemakai.
Tiap-tiap media mempunyai karakteristik yang perlu dipahami oleh pemakainya. Dalam memilih media, orang perlu memperhatikan tiga hal, yaitu :
1. Kejelasan maksud dan tujuan pemelihian tersebut
2. Sifat dan ciri-ciri media yang akan dipilih
3. Adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan karena pemilihan media pada dasarnya adalah proses pengambilan keputusan akan adanya alternatif-alternatif pemecahan yang dituntut oleh tujuan. (Azhie,2007)


II. MANFAAT DAN FUNGSI MEDIA
Perolehan pengetahuan siswa seperti yang digambarkan oleh tabel penglaman Edger Dale bahwa pengetahuan akan semakin abstrak apabila pesan hanya disampaikan melalui kata verbal. Hal ini memungkinkan terjadinya verbalisme. Artinya siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung didalamnya. Hal semacam ini akan menimbulkan kesalahan persepsi siswa. Oleh sebab itu sebaiknya memiliki pengalaman yang lebih konkrit, pesan yang ingin disampaikan benar-benar dapat mencapai sasaran dan tujuan.
Secara umum media mempunyai kegunaan:
1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis
2. mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra.
3. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
4. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya.
5. memberi rangsangan yang sama, mempersamaakn pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut kemp and dayton, 1985:
1. penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
2. pembelajaran dapat lebih menarik
3. pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
4. waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
5. kualitas pembelajaran dapat ditingkatakan
6. proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
7. sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan
8. peran guru berubah ke arah yang positif

Dalam kaitannya dengan fungsi media peembelajaran dapat ditekankan beberapa hal berikut:
1. penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.
2. media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembalajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi slaing berhubugan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.
3. media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri. Fungsi ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalan pembelajaran harus selalu melihat kepada kompetensi dan bahan ajar.
4. media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alay hiburan, dengan demikian tidak diperkenankan penggunaannya hanya sekedar untuk permainan atau memancing perhatian siswa semata.
5. media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat proses belajar. Fungsi ini mengandung arti bahwa dengan media pembelajaran siswa dapat menangkap tujuan dari bahan ajar lebih mudah dan lebuh cepat.
6. media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar. Pada umumnya hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran akan lebih tahan lama mengendap sehingga kualitas pembelajaran mmemiliki nilai yang tinggi.
7. media pembelajaran meletakkan dasdar-dasar yang konkret untuk berfikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme.

Selain fungsi-fungsi sebagaimana telah diuraikan di atas, media pembelajaran ini juga memiliki nilai dan manfaat sebagai berikut:

1. membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak. Konsep-konsep yang dirasakan masih bersifat abstark dan sulit dijelaskan secara langsung kepada sisiwa bisa dikonkritkan atau disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran. Misalnya untuk menjelaskan tentang sistem peredaran darah manusia, arus listrik, berhembusnya angin dsb. Bisa menggunakan media gambar atau bagan sederhana.
2. menghadirkan objek-objek yang terlau berbahaya atau sukar di dapat ke dalam lingkungan belajar. Misalnya guru menjelaskan dengan menggunakan gambar atau program televisi tentang binatang-binatng buas seperti harimau dan beruang, atau hewan-hewan lainnya seperti gajah, jerapah, dinosaurus, dsb.
3. menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil. Misalnya guru akan menyampaikan gambaran mengenai sebuah kapal laut, pesawat udra, pasar, candi, dsb. Atau menampilkan objek-objek yang terlalu kecil seperti bakteri, virus, semut, nyamuk atau hewan/benda kecil lainnya.
4. memperlihatkan gerakan-gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan menggunakan teknik gerakan lambat (slow motion) dalam media film bisa memperlihatkan tentang lintasan peluru, melesatnya anak panah, atau memperlihatkan suatu ledakan. Demikian juga gerakan yang terlau lambat seperti pertumbuhan kecambah, mekarnya bunga, dll. (Anonim:2007)
5. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata – katanya, tetapi tidak tahu maksudnya
6. Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif siswa
7. Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya.
8. Memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok belajar
9. Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa. (Kusumah,2007)

Tujuan media pembelajaran:
- Mempermudah proses pembelajaran
- Meningkatkan efisisensi pembelajran
- Menjaga relevansi dengan tujuan belajar
- Membantu konsentrasi pembelajar

Manfaat media bagi pengajar:
- memberikan pedoman arah dan tujuan
- menjelaskan struktur, urutan pengajaran, memudahkan pembelajar
- memberikan kerangka sistematis mengajar
- metode pengajaran bervariasi
- memudahkan kendali mengajar
- membantu kecermatan, ketelitian
- membengkitkan rasa percaya diri
- menungkatkan kualitas pengajaran
- meberikan variasi belajar
- memberikan situasi belajar tanpa tekanan
- menyajikan inri informasi dan sistematika materi pembalajaran.

Media pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran dengan:
1. menghadirkan objek sebenatnya, objek yang langkah
2. membuat duplikasi dari objek yang sebenarnya
3. membuat konsep abstrak ke konsep konkret
4. memberi kesamaan persepsi
5. mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah dan jarak
6. menyajikan ulang informasi secara konsisten
7. memberi suasana belajar yang tidak tertekan, dan menarik, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. (Universitas Islam Indonesia,2005)

Kehadiran media pembelajaran sebagai media antara guru sebagai pengirim informasi dan penerima informasi harus komunikatif, khususnya untuk obyek secara visualisasi. Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam, khusunya konsep yang berkaitan dengan alam semesta lebih banyak menonjol visualnya, sehingga apabila seseorang hanya mengetahui kata yang mewakili suatu obyek, tetapi tidak mengetahui obyeknya disebut verbalisme. Masing-masing media mempunyai keistimewaan menurut karakteristik siswa. Pemilihan media yang sesuai dengan karakteristik siswa akan lebih membantu keberhasilan pengajar dalam pembelajaran. Secara rinci fungsi media memungkinkan siswa menyaksikan obyek yang ada tetapi sulit untuk dilihat dengan kasat mata melalui perantaraan gambar, potret, slide, dan sejenisnya mengakibatkan siswa memperoleh gambaran yang nyata (Degeng,1999:19).

Menurut Gerlach dan Ely (dalam Arsyad,2002:11) ciri media pendidikan yang layak digunakan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :

1. Fiksatif (fixative property)

Media pembelajaran mempunyai kemampuan untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa/objek.

2. Manipulatif (manipulatif property)

Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording.(Laria,2008)

3. Distributif (distributive property)

Memungkinkan berbagai objek ditransportasikan melalui suatu tampilan yang terintegrasi dan secara bersamaan objek dapat menggambarkan kondisi yang sama pada siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama tentang kejadian itu.

Dari penjelasan diatas, disimpulkan bahwa fungsi dari media pembelajaran yaitu media yang mampu menampilkan serangkaian peristiwa secara nyata terjadi dalam waktu lama dan dapat disajikan dalam waktu singkat dan suatu peristiwa yang digambarkan harus mampu mentransfer keadaan sebenarnya, sehingga tidak menimbulkan adanya verbalisme.

Proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik jika siswa berinteraksi dengan semua alat inderanya. Guru berupaya menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi, semakin besar pula kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan siswa. Siswa diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah dan baik pesan-pesan dalam materi yang disajikan.( Laria:2008)

Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting, karena seperti yang dikemukakan oleh Edgar Dale (dalam Sadiman, dkk,2003:7-8) dalam klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari yang paling konkrit ke yang paling abstrak, dimana partisipasi, observasi, dan pengalaman langsung memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pengalaman belajar yang diterima siswa. Penyampaian suatu konsep pada siswa akan tersampaikan dengan baik jika konsep tersebut mengharuskan siswa terlibat langsung didalamnya bila dibandingkan dengan konsep yang hanya melibatkan siswa untuk mengamati saja.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dengan penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret kepada siswa, dan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran sebagai contoh yaitu media pembelajaran komputer interaktif.



BAB III
PEMBAHASAN


A. MEDIA AUDIO

Media audio berfungsi untuk menyalurkan pesan audio dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang verbal, nonverbal maupun kombinasinya. Media audio berkaitan erat dengan indera pendengaran. Ada beberapa jenis media yang dpat kita kelompokkan dalam media audio antara lain:

1. Radio

a. Fungsi Siaran Radio
Pada dasarnya siaran radio dlam program belajar-mengajar berfungsi untuk
- meningkatkan kemampuan komunikasi audio,
- membuat suasana belajar menjadi lebih hidup,dan
- meningkatkan kemampuan apresiasi dan imajinasi terhadap kejadian atau peristiwa yang disiarkan.

b. Kelebihan dan Keterbatasan Media Radio
Sebagaimana media pengajaran lainnya, media radio mempunyai kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan dari media Radio adalah:
• Program dapat di edit sesuai yang dikehendaki,
• Dapat menyajikan laporan-laporan seketika,
• Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu,
• Dapat memberikan suasana alam nyata dengan berbagai tekhnik dan efek suara, cocok untuk mengajarkan musik, sejarah, drama dan bahasa,
• Dapat menyiarkan kejadian khusus, aktual dan peristiwa historis.
• Program siaran dapat direkam dan isi pesan dapat dipergunakan berulang kali dengan konsisten. .(Wibawa,1991/1992)

Selain itu fungsi kelebihan Radio, yaitu:
• Daya jangkauannya luas sehingga dapat menjangkau daerah terpencil, Radio dapat mengembangkan daya imajinasi anak,
• Radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu secara lebih baik bila dibandingkan dengan jika dikerjakan oleh guru
• Radio dapat memusatkan perhatian siswa pada kata-kata yang digunakan, pada bunyi dan artinya
• Dapat merangsang partisipasi aktif daripada pendengar.sambil mendengarkan, siswa boleh menggambar, menulis, melihat peta, menyanyi ataupun menari
• Harganya relatif murah dan variasi programnya lebih banyak daripada TV Dapat dipindah-pindah.(Sadiman,1986),


Namun media radio juga memiliki keterbatasan antara lain:
• penyesuaian jadwal siaran dan jadwal sekolah umumnya sulit,
• sifat komunikasinya satu arah,
• hanya menggunakan medium audio saja,
• sulit dikontrol, artinya pendengar tak dapt menghentikan siaran sebentar untuk berdiskusi atau minta mengulas bagian yang kurang jelas.(Wibawa,1991/1992)
• Penjadwalan dan pelajaran sering menimbulkan masalah. Intergrasi siaran radio ke dalam kegiatan belajar mengajar di kelas seringkali menyulitkan.(Sadiman,1986)



2. Tape recorder dan Pita audio

a. Fungsi Tape recorder dan Pita audio
Seperti halnya radio, tape recorder dan pita audio tidak dapat diabaikan fungsinya sebagai media pengajaran di sekolah. Media ini memiliki fungsi untuk
- meningkatkan komunikasi audio,
- membuat suasan belajar lebih mantap dan komunikatif, serta
- mengembangkan kemampuan apresiasi dan imajinasi siswa terhadap hal-hal yang sedang disajikan. .(Wibawa,1991/1992)

b. Kelebihan dan Keterbatasan Media Radio
Sebagaiman media lainnya, Tape recorder dan Pita audio juga memiliki kelebiahan dan keterbatasan. Kelebihan media ini adalah:
• Lebih mudah dikontrol oleh guru, yaitu dapat diulang-ulang bila ada bagian tertentu yang tersa belum dipahami,
• Cocok untuk pengajaran bahasa, musik, dsb,
• Tidak terikat jadwal dan waktu penyiaran sebagaimana halnya pada media radio,
• Pemilihan dan penggunaan pita rekaman (pita audio) dapt disesuaikan dengan kebutuhan,
• Dapat digunakan untuk remediasi,
• Praktis, karena mudah dibawa-bawa dan dapat digunakan untuk merekam, menampilkan, dan bahkan untuk menghapus rekaman. .(Wibawa,1991/1992)

Kelebihan lainnya:
• Program kaset dapat menyajikan kegiatan-kegiatan di luar sekolah. (hasil wawancara atau rekaman-rekaman kegiatan).
• Program kaset memberikan efisiensi dalam pengajaran bahasa (laboratorium bahasa)
• Program kaset bisa menimbulkan berbagai kegiatan (diskusi, dramatisasi, dll). .(Sadiman,1986)

Namun Tape recorder dan Pita audio juga memiliki keterbatasan, antara lain:
• Daya jangkauannya agak terbatas
• Rekaman kadang-kadang mudah terhapus,
• Biaya pengadaannya lebih mahal, terutama untuk sasaran yang lebih luas. .(Wibawa,1991/1992)


3. Laboratorium Bahasa

Laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan jalan menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Media ini yang dipakai adalah alat perekam..
Dalam laboratorium bahasa murid duduk sendiri sendiri di dalam kotak bilik akustik dan kotak suara. Siswa mendengar suara guru yang duduk di ruang kontrol lewat headphone. Pada saat dia menirukan ucapan guru, dia juga mendengar suaranya sendiri lewat headphonenya, sehingga dia bisa membandingkan kesalahan-kesalahan yang dibuatnya. .(Sadiman,1986)



B. MEDIA VISUAL

Media visual dibedakan menjadi dua, yaitu
- Media Visual diam, dan
- Media Visual Gerak

1. Fungsi Media Visual

pengalaman siswa terhadap dunia nyata pada unumnya dapat dibentuk melalui media pengajaran. Sebagai conto masih banyak anak-anak Indonesia belum pernah melihat laut secara langsung, kecuali melalui gambar. Contoh-contoh jenis media visual yang telah disebutkan di atas adalah media yang paling umum dipakai untik tujuan pengajaran. Untuk memudahkan pembicaraan kita, media visual dibedakan menjadi:


Gambar Datar

a. Foto
Diantara media pendidikan, gambar/ poto merupakan media yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum,yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana.
Beberapa kelebihan media gambar foto diantaranya adalah :
• sifatnya konkrit, gambar atau poto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
• gambar dapat mengatasi batas ruang dan waktu
• Media gambar/photo dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
• Dapat memperjelas suatu masalah.
• Murah harganya dan gampang didapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus.

Selain kelebihan-kelebihan tersebut, gambar/fotro memiliki kelemahan diantaranya adalah :
• Gambar/ foto hanya menekankan persepsi indera mata
• Gambar/ foto benda yang terlalu kompleks, kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.
• Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar. (Sadiman,1986)


Foto: presiden siram pohon

b. Ilustrasi

Buku tes dan buku-buku pelajaran pada umumnya dilengkapi dengan gambar ilustrasi. Akhir-akhir ini sudah sulit rasanya menemukan buku-buku tanpa dilengkapi gambar ilustrasi. Di dalam buku pelajaran IPS, IPA seni musik dan bahasa dengan mudah akan kita temui gambar tersebut. Penggunaan warna dalam gambar ilustrasi dapat dikatakan tidak begitu perlu, namun memiliki nilai sendiri. Para penulis buku, editor, penerbit bahkan para guru dapat memanfaatkan gambar ilustrasi ini untuk mengkaitkannya dengan pesan-pesan verbal yang ada dalam buku tersebut. Guru yang mengabaikan gambar ilustrasi ini dapat dikatakan tidak memanfaatakan salah satu media pengajaran. .(Wibawa,1991/1992)


c. Flash Cards
Flash Cards biasanya berisi kata-kata, gambar atau kombinasinya dan dapat digunakan untuk mengembangkan perbendaharaan kata-kata dalam mata pelajaran bahasa pada umumnya dan bahasa asing pada khususnya. Kartu ini mungkin dapat dibeli di toko-toko atau pusat media dapat dikembangkan sendiri oleh guru.
(Wibawa,1991/1992)


d. Gambar Pilihan dan Potongan Gambar
Seringkali kita temui para guru suka mengumpulkan dan membuat kliping gambar-gambar oilihannya dari berbagai sumber seperti majalah, surat kabar, buku, kalender, katalog, iklan dan poster. Sebagai contoh misalnya guntingan atau potongan gambar tata letak meja makan, pola pakaian, gambar proses kerja motor, gambar ekosistem, gambar tentang proses pengolahan limbah, dan masih banyak lagi gambar-gambar pilihan yang dapat dikumpulkan.
Guru bahasa dapat memanfaatkan kertas pembungkus pasta gigi untuk membuat guntingan gambar yang ada. Gambar-gambar tersebut dapat dipergunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam perbendaharaan kata-kata. Gambar-gambar lain mungkin dapat dipilih dan dikumpulkan serta sesuai digunakan topik yang akan dikembangkan. (Wibawa,1991/1992)


Media Proyeksi Diam

Dalam media proyeksi diam gambar yang mengandung pesan yang akan disampaikan ke penerima harus diproyeksikan terlebih dahulu dengan proyektor agar dapat dilihat penerima pesan. Adakalanya media ini hanya visual sifatnya, tapia da pula yang disertai dengan rekaman audio. Media proyeksi diam dapat digunakan oleh guru-guru untuk mengajar berbagai mata pelajaran di semua tingkatan. Media ini bertujuan untuk:
- memberi informasi faktual
- memberi persepsi yang benar dan cepat terutama dalam pengembangan keterampilan,
- merangsang apresiasi tehadap seni, gejala alam, orang dan sebagainya,
- memberi kerangka tindakan terhadap ketiga tujuan sebelumnya.
Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain:

a. Film Bingkai (Slide)

Film bingkai adalah suatu film transparan berukuran 35 mm, biasanya dibingkai dengan ukuran 2x2 inci dengan bahan plastik, atau karton. Film bingkai sebagai media pengajaran memiliki beberapa kelebihan yaitu:
• Perhatian siswa terpusat pada butir tertentu, sehingga diperoleh keseragaman pengamatan,
• Merangsang siswa untuk berpikir,
• Lebih mudah dikintrol,
• Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu,
• Dapat dikembangkan sendiri oleh guru

Namun juga terdapat kelemahan, yaitu:
• Mudah hilang/ lepas bila pengorganisasiannyadan penyimpanannya tidak baik,
• Semata-mata menyajikan objek-objek secara diam,
• Memerlukan ruang gelap atau ruang yang dapat diatur cahayanya..(Wibawa,1991/1992)


b. Film Rangkai (Film Strip)

Berbeda dengan film bingkai, dalam media ini gambarnya berurutan dan menjadi satu kesatuan. Ukuran filmnya biasanya sama dengan film bingkai, hanya saja panjangnya tergantung pada isi film. Sebagai media pengajaran film ini memiliki kelebihan antara lain:
• Mudah dikontrol
• Urutan gambar pasti, karena sudah menjadi satu kesatuan yang terangkai,
• Mudah penyimpanannya, cukup digulung dan dimasukkan di dalam tempat khusus,
• Tidak perlu dibingkai

Namun kekurangannya adalah:
• Sulit diedit
• Sulit dikembangkan oleh guru karena biasanya memerlukan keterampilan dan peralatan khusus.



c. Transparansi
Media trransparansi atau overhead transparency (OHT) seringkali disebut dengan nama perangkat kerasnya, yaitu overhead proyektor (OHP).
Media transparansi adalah media visual proyeksi, yang dibuat di atas bahan transparan, bioasanya film acetate atau plastik berukuran 8 1/2” x 11”.
OHP adalah alat yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memproyeksikan transparansi ke arah layar lewat atau samping kepala orang yang menggunakannya.
Berbagai pesan yang dituliskan atau digambarkan pada transparansi bisa diproyeksikan lewat OHP, misalnya diagram, peta grafik, batasan dan sebagainya.
Sebagai media pendidikan, media transparansi mempunyai beberapa kelebihan dan keterbatasan, diantaranya adalah ;
• gambar yang diproyeksikan lebih jelas jika dibandingkan kalau digambarkan di papan. Ruangan tak perlu digelar, sehingga siswa dapat melihatnya sambil mencatat;
• guru sambil mengajar dapat melihat siswa’
• benda-benda kecil dapat diproyeksikan hanya dengan meletakkan di atas OHP, walaupun hasilnya hanya berupa bayang-bayang,
• memungkinkan penyajian diskriminasi warna dan menarik minat-minat siswa,
• tidak memerlukan bantuan operator dalam menggunakan OHP karena mudah di operasikan,
• lebih sehat daripada papan tulis,
• praktis dapat dipergunkan untuk semua ukuran ruang kelas,m
• mempunyai variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak mebosankan, terutama untuk proses yang kompleks dan bertahap,
• menghemat tenaga dan waktu, karena dapat dipaki berulang-ulang.

Sekalipun banyak kelebihannya, terdapat kelemahan:
• Transparansi memerlukan alat khusus untuk memproyeksikannya (OHP) sedang OHP itu sendiri kadang-kadang sulit dicari suku cadangnya di tempat-tempat tertentu,
• Memerlukan waktu, usaha, dan persiapanyang baik, lebih-lebih kalau menggunakan teknik penyajian ynag kompleks.
• Oleh karena transparansi itu lepas maka menuntut cara kerja yang sistematis dalam penyajiannya. Bila tidak, penyajian bisa kacau,
• Kalau kurang dikuasai tekhnik pemanfaatan serta potensinya ada kecendrungan OHP digunakan sebagai pengganti papan tulis dan siswa cenederung
• bersikap pasif (padahal seharusnya saling melengkapi),
• OHP masih merupakan barang mahal bagi kebanyakan sekolah. (Sadiman,1986)



c. Proyektor tak Tembus Pandang (Opaque Proyektor)

Berbeda dengan proyektor untuk film bingkai, film rangkai dan transparansi, pada proyektor ini pesan yang diproyeksikan bebrbentuk bahan yang tidak tembus pandang. Bahan-bahan tersebut bisa berupa benda datar, benda tiga dimensi, bahan cetak, ilustrasi buku. .(Wibawa,1991/1992)
Kelebihannya adalah:
• Cocok untuk semua mata pelajaran dan kurikulum,
• Tidak perlu diproses dulu benda yang akan diproyeksikan,
• Dapat memperbesar benda kecil menjadi sebesar papan, sehingga bahan yang semula hanya untuk individu jadi untuk seluruh kelas. (Sadiman,1986)

Kelemahannya, yaitu:
• Proyektor tembus pandang tidak seperti OHP harus digunakan di ruang gelap,
• Mudah hilang bila tidak diorganisasikan dengan baik,
• Mahal pembuatan masternya.

d. Mikrofis
Adalah lembaran film transparan terdiri dari lambang-lambang visual (grafis maupun verbal) yang diperkecil sedemikian rupa sehingga tak dapat dibaca dengan mata telanjang. Ukurannya ada beberapa macam, bisa 3x5 inci, 6x8 inci atau 4x6 inci.
Secara umum, mikrofis termasuk kelompok media bentuk kecil (microform). secara fisik gulungan dapat dibedakan microform tersebut atas dua jenis, yaitu yang menggunakan film 16mm atau 35mm, dalam bentuk kaset atau terbuka; dan yang berbentuk lembaran yaitu yang kita kenal sebagai mikrofis.
Keuntungannya adalah:
• Dapat menghemat ruangan. Halamn cetak yang besar dapat diringkas dalam bentuk film yang baik dengan perbandingan 1 ; 12 yang selanjutnya bisa dikembalikan lagi ke bentuk semula denagn memproyeksikan ke layar.
• Dapat meringkas 50 halam buku biasa ke dalam satu lembar kartu ukuran 3 inci x 5 inci.
• Mudah dikopi cetak, dan diduplikasi dengan biaya yang relatif murah,
• Bisa diproyeksikan ke layar lebar,
• Karena dalam bentuk lembaran, ringkas hemat tempat dan praktis untuk dikirim,
• Informasi kepustakaan yang terletak di bagian atas lembaran mudah untuk di identifikasi,

Kelemahannya adalah:
• Mahal pembuatan masternya,
• Mudah hilang,
• Bila terlalu banyak, sulit memfilenya sehingga mudah salah masuk filing. .(Wibawa,1991/1992)



e. Film Gelang
Film gelang atau film Loop (Loop Film) adalah njenis media yang terdiri dari film berukuran 8 mm atau 16 mm yang ujung-ujungnya saling bersambungan, sehingga film ini akan berputar terus berulang-ulang kalau tidak dimatikan. Yang ukuran 8 mm lebih praktis karena dirancang dalam bentuk kaset. Lama putarnya berkisar antara 3-4 menit. Karena bisu, maka guru harus memberi narasi/ komentar sendiri sementara film berputar.
Sebagai suatu media film gelang mampunyai beberapa kelebihan, di antaranya:
• Ruangan tak perlu digelapkan
• Dapat berputar-putar terus sehingga pengertian yang kabur menjadi jelas;
• Baik sekali untuk menunjukkan suatu periode yang pendek, yang berisi gerakan-gerakan tertentu dari objek yang dipelajari. (objek yang dipelajari tersebut hanya akan dimengerti dengan bila dipertunjukkan dengan gerakan). Misalnya perpecahan sel, perkembangbiakan protozoa dan lain-lain;
• Film gelang mudah sekali diintegrasikan ke pelajaran dan dipkai bersama dengan medium lain;
• Karena sederhana, murid pun dapat memakainya sendiri;
• Film dapat dihentikan setiap saat untuk diselingi dengan penjelasdan diskusi. .(Wibawa,1991/1992)


Media Grafis
a. Grafik

Grafik pada dasrnya merupakan gambar yang dalam penyajiannya sengaja dipisah dengan tujuan untuk memberi pemahaman yang lebih mendalam. Grafik adlah gambat untuk menvisualisasikan pesan. Grafik menunjukkan hubungan proporsional dan n umerik yang memungkinkan pembaca dapat memahami dengan tepat dan cepat pesan yang disajikan. Grafik berfungsi untuk:
a. menggambarkan data secara teliti
b. menggambarkan perkembangan
c. membandingkan atau menghubungkan dua peristiwa yang singkat dan jelas.

Grafik dibuat dengan spesifik untuk kepentingan informasi, analisis, interpretasi, atau komparasi. Lima macam grafik yang umum dipakai adalah:

a. grafik garis

b. grafik batang

c. grafik lingkaran

d. grafik piktorial


Manfaat grafik:
1. bermanfaat sekali untuk mempelajari dan mengingat data-dat kuantitatif dan hubungan-hubungannya;
2. grafik dengan cepat memungkinkan kita menganalisis, interpretasi, dan perbandingan anatara data-data yang disajikan baik dalam hal ukuran, jumlah, pertumbuhan, dan arah;
3. penyajian data grafik: jelas, cepat, menarik, ringkas, dan logis. Semakin ruwet data yang akan disajikan semakin baik grafik menampilkannnya dalam bentuk statistik yang cepat dan sederhana.

b. bagan
Bagan berfungsi untuk menvisualisasikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan dalam bentuk lisan atau tulisan saja. Bagan menurut kinder (1965) dapat diklasifikasikan menurut jenis, rancangan, media, dan materialnya. Menurut rancangannya bagan dibedakan menjadi tiga, yaitu bagan balik (flipchart), bagan tertutup (strip chart), dan poster. Dua jenis bagan yang pertama akan dibahas, sedang poster akan dibahas sendiri. Dengan menggunakan bagan balik dan bagan tertutup ini pesan dapat disajikan secara bertahap.
Bagn balik atau seringkali disebut lembar balik pada prinsipnya memuat semua pesan yang akan disampaikan. Tetapi pesan itu disajikan secara bertahap. Tiap bagian pesan dituangkan pada lembaran kertas yang berbeda. Misalnya bagan balik muntuk pesan masak-memasak. Kita dapat merancang bagan balik itu diawali dengan merinci pesan pokok atau tahapan pesan dalam masak-memasak yang akan disajikan, kemudian menuangkan pesan-pesan pokok tersebut tahap demi tahap dalam bagan-bagan dalam lembar kertas yang berbeda. Selanjutnya lembaran-lembaran itu dibendel jadi satu. Penggunaanya tinggal membalik satu persatu sesuai dengan pesan yang akan disajikan.
Di dalam bagan tertutup pesan yang akan dikomunikasikan mula-mula dituangkan ke dalam suatu bagan. Misalnya saja pesan tersebut mengenai klasifikasi media. Setiap jenis ditutup dengan potongan kertas yang mudah lepas. Pada saat penyajian tutup itu dilepas satu persatu sesuai dengan urutan pesan yang disajikan.
Bagn yang menyajikan pesan sekaligus ada beberapa macam, antara lain bagan pengalaman, bagan arus, bagan pohon, bagan tabular, bagan waktu.

- Bagan pengalaman (Experience Chart)
Terutama digunakan oleh guru-guru SD dan guru-guru Sekolah Lanjutan untuk menmggambarkan cerita, berita, atau pengalaman di kelas secara visual. Bagan ini juga dapat menggambarkan arus suatu proses atau dapat pula menelusuri tanggung jawab atau hubungan kerja antara bagian. Anak panah seringkali digunakan untuk menggambarkan arah arus.

- Bagan pohon (Tree Chart)
Adalah kebalikan dari strem chart. Ibarat sebuah pohon yang terdiri dari batang, cabang dan ranting-ranting. Bagan ini dimulai dari satu hal, kemudian memecahkan menjadi berbagai hal. Miosalnya silsilah keluarga, program kuliah dan sebagainya.

- Bagan tabular (Tabular Chart)
Dapat menggambarkan data tabular. Misalnya keuntungan dan kerugian; ekspor-impor, schedule program TV.

- Bagan Proses (Procces Chart)
Menggambarkan langkah dalam membuat sesuatu, misalnya langkah-langkah mencetak foto, membuat celemek, dsb.

Gambar: Bagan proses pengolahan the

- Bagan waktu (Time Chart)
Menunjukkan hubungan antar peristiwa dan waktu. Pesan-pesan tersebut disajikan dalam bagan secara kronologis.


c. Diagram dan sketsa
Diagram seringkali dimasukkan dalam klasifikasi bagan. Diagram itu bersifat abstrak. Diperlukan latar belakang pengetahuan tertentu tentang pesan yang di diagramkan itu supaya kita dapt memahaminya. Misalnya, diagram tentang dunia hewan, tidak semua orang memahami diagram itu tanpa memiliki latar belakang pengetaqhuan hewan.
Sketsa adalah gambar sederhana yang melukiskan bagian-bagian pokok yang tidak rinci. Selain menartik perhatian, penggunaan sketsa menghindari verbalisme dan dapat memperjelas pesan. Media ini umumnya dikembangkan sendiri oleh guru. Seorang guru dapat menerangkan janin dalam rahim, atau proses perkembangn kupu-kupu secara lisan (verbal), dengan bantuan sebuah sketsa. .(Wibawa,1991/1992)
Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Sketsa selain dapat menarik perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganyapun tak perlu dipersoalkan sebaba media ini dibuat langsung oleh guru.
Tujuan dari penggunaan sketsa ini ialah, sketsa yang dibuat secara cepat sementara guru dapat menerangkan materi tersebut. (Sadiman,1986)


d. Poster
Poster umumnya bersifat simbolik, dirancang untuk memberi pesan dengan cepat dan ringkas. Poster yang baik biasanya memiliki ciri berwarna, menyajikan ide tunggal, tulisannya jelas, kaya dengan variasi, lugas, dan seringkali mengandung pernyataan yang berlebihan. Guru menghgunakan media ini terutama untuk memulai, mengembangkan, dan menyimpulkan suatau unit bahasan tertentu. Poster dapat dibuat di atas kertas, kain, batang kayu, seng dan bahan lainnya, umurannya tergantung kebutuhan dan dapat dipasang pada tempat-tempat strategis. .(Wibawa,1991/1992)


e. Gambar Kartun
Gambar kartun adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol dan kadang-kadang agak berlebihan untuk menyampaikan pesan atau sikap terhadap sesuatu, seseorang, situasi, atau kejadian tertentu. Nilai pendidikannya cukup besar terutama untuk menarik perhatian dan dapat mempengaruhi sikap atau perilaku.
Gambar Kartun biasanya hanya memuat esensi pesan yang harus disampaikan dan dituangkan dalam gambar sederhana dan tidak rinci dengan menggunakan simbol atau karakter yang mudah dikenal dan dimengerti dengan cepat. Guru-guru dapat menggunakan gambar kartun ini dlam proses belajar mengajar melalui:
1. papan tulis;
2. papan buletin;
3. bahn edaran (handounts);
4. gambar proyeksi

f. Peta dan Globe
Seperti halnya grafik, beberapa ahli menggolongkan peta dan globe ke dalam media grafis. Sedangkan yang lain meggolongkannya ke dalam media gambar datar (flat picture). Peta dan globe disajikan di sini karena dilukiskan dengan simbol-simbol, kata-kata, gambar dan garis. Peta dan globe dirancang untuk menunjukkan hubungan dan menyatakan data lokasi. Peta dan globe digunakan dalam proses belajar mengajar untuk saling melengkapi. Dalam membaca peta dan globe kita harus mampu berpikir tentang arti garis, warna, dan simbol-simbol lainnya, dan mampu menarik informasi semaksimal mungkin tentang apa yang dilihat. Peta dan globe umumnya memberi informasi tentang:
1. memberi pengetahuan relatif dan tetap tentang posisi unit politik, daratan, wilayah perairan;
2. melengkapi pengetahuan dan informasi tentang jarak, arah bentuk dan ukuran suatu wilayah;
3. menambah arti dari suatu bahan dweskriptif;
4. merangsang minat dalam studi tentang kependudukan, geografi dan sebagainya.
Sayangnya tidak satupun peta ynag ada dapat mencapai semua tujuan di atas. Karena itu ada data yang dirancang untuk tujuan tertentu, antara lain:
a. peta politis-fisik
Menggambarkan hubungan tertentu antara satu daerah dengan penghuninya. Misalnya sedikitnya kota-kota besar yang terletak di pegunungan dapat dilihat di peta politis-fisik. Contoh peta ini banyak ditemui di sekolah-sekolah

b. peta timbul
Merupakan model yang realistis dari suatu daerah dalam bentuk tiga dimensi. Dalam peta ini perbedaaan tinggi tanah dinyatakan dalam relief. Makin kecil daerah yang dipetakan, makin jelas dapat dibuang perbandingan tinggi rendahnya permukaan tanahnya. Namun demikian peta ini bertujuan untuk memberikan kesan umum pada pembacanya.

c. peta buta
peta yang tidak memuat sebuah namapun. Peta buta berfungsi untuk latihan mengingat nama, letak koyta, gunung, sungai, laut, dan sebagainya serta hubungan satu denagn yang lainnya.


Globe atau bola dunia adalah sejenis peta. Globe memiliki banyak kelebihan dibandingjan denagn peta. Karena globe bentuknya bulat seperti bumi, kita dapat melihat pembagian daratan dan lautan secara keseluruhan pada globa itu. Kelebihan globe adalah dapatdidemonstrasikan seperti layaknya bumi berputar pada sumbunya. Dengan globe ini lebih mudah diperoleh keterangan tentang arti katulistiwa, garis lintang, rute penerbangan dsb.
Atlas adalah himpunan berbagai peta yang dijilid jadi satu. Dalam atlas terdapat peta yang menggambarkan bagian-bagian dari dunia. Oleh karena itu masing-masing bagian yang diperoleh secara mendalam.





C. MEDIA AUDIO VISUAL

Media audio visual memiliki kemampuan untuk dapat mengatasikekurangan dari media audio atau media visual semata. Misalnya film bingkai dan film rangkai yang dilengkapi dengan suara. Media ini menjadi lebih efektif penggunaannya bila dibandingkan dengan media visual saja. Kemampuannya akan meningkat lagibila media audio visual ini dilengkapidengan karakteristik gerak. Media yang terakhir ini tidak saja dapat menyampaikan pesan-pesan yang lebih rumit, tapi juga lebih realistis. Ditinjau dari karakteristiknya media audio visual pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. media audio visual diam
2. media audio visual gerak

a. Televisi (TV)

Televisi adalh media yang menyampaikan pesan melelui gamabar gerak yang dilengkapi suara. Dalam perkembangannya ada beberapa alternatif jarinagan televisi yang dapat digunakan untuk menunjang proses belajar mengajar. Masalahnya, mampukah guru-guru memilih, menentukan dan memanfaatakan program siaran televisi yang tepat dan relevan denag tujuanbelajar yng hendak dicapai. Sebagai media, televisi memamang sungguh menarik, karena dapat menyajikan informasi secara simultan, menyajikan siaran langsung, serta dapat mengatasi keterbtasan ruang dan waktu. Namun TV juga memiliki kelemahan. Guru umumnya akan mengalami berbagai kesulitan dalam:
1. mengontrol dan memilih program yang relevan;
2. dapat menyesuaikan jadwal siaran denga jadwal sekolah

kelebihannya:
1. siarannya dapat dikontrol oleh guru, sehingga guru dapat menetapkan program siaran yang tepat dan relevan dengan kebutuhan siswanya;
2. dapat mengatasi kekurangan sarana dan prasarana, misalnya kurangnya guru mata pelajaran tertentu yang bermutu di sekolah dapat diatasi dengan memamfatkan guru-guru di televisi;
3. dapat memanfaatkan sumber-simber lokal untuk kepentingan pengajaran;
4. dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar, dapat menggunakan guru-guru penyaju di TV sebagai model.

b. Film

Ada beberapa jenis film, yaitu 8mm, 16mm, 35mm. untuk kepoentingan pengajaran biasanya digunakan film 16mm. kelebihan film:
1. lebih mendekati realitas
2. lebih menarik perhatian siswa
3. dapat mengatasi keterbatasan indera penglihatan;
4. dapat diputar ulang
5. dapat memperluas wawasan berpikr anak;
6. dapat mengatasi keterbatasan waktu dan ruang;
7. dapat menampilkan gerakan lambat dan gerakan yang dipercepat;
8. dapat menggunakan suatu proses

keterbatasannya:
1. biaya produksinya tinggi;
2. pemakaiannya perlu ruang gelap.

c. Video

Media ini dapat menyampaikan pesan Audio-Visual_Gerak. Seperti halnya film dan televisi, video tapes/pita audio dapat pula menyajikan hal-hal yang nyata/fiktif. Pesan-pesan yang disampaikan dapat bersifat informatif, pendidikan dan pengajaran. Dalam prakteknya pemakaian video membutuhkan pesawat televisi. Kelebihan video adlah:
1. penyajiannya tidak memerlukan ruang gelap;
2. program dapat diputar berulang-ulang;
3. program sajian yang rumit atau berbahaya dapat direkam sebelumnya sehingga waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajiannnya;
4. mudah dikontrol oleh guru.

Keterbatasannya:
1. daya jangkauan nya terbatas;
2. sifat komunikasinya satu arah;
3. peralatannnya cukup mahal.




D. MEDIA SERBANEKA

Banyak potensi di suatu daerah, di sekitar sekolah atau di lokasi lain atau di masyarakat yang dapat dimanfaatkan sebagai media pengajaran. Beberapa diantaranya seperti media tiga dimensi, teknik dramatisasi, sumber belajar pada masyarakat, simulator dan komputer. Beberapa diantaranya mempunyai persamaan karakteristik dengan media visual dengan media audio visual. Namun karena begitu beragamnya media ini, maka ada pula perbedaaan karakteristiknya dan karena itu tidak digolongkan ke dalam media visual, media audio ataupun media audio visual. Untuk memperluas wawasan, media ini dapat disebut sebagai media serbaneka. Pembagiannnya:

1. Papan Tulis (Boards)

a. Chalkboard

Walaupun Chalkboard digunakan secara luas, namun penggunaaanya seringkali kurang benar. Agar menjadi media pengajar yang efektif, Chalkboard perlu direncanakan penggunaannya. Chalkboard banyak digunakan untuk:
1) Memperjelas ide yang rumit;
2) Menggambarkan pokok-pokok isi suatu pelajaran;
3) Suplemen dari suatu kegiatan pembelajaran;
4) Menggambarkan garis besar prosedur dari satu proses tertentu dengan arah yang jelas;
5) Menvisualisasikan ide, atau konsep yang abstrak;
6) Memotivasi siswa, dengan cara menggambarkan suatu aktivitas yang tepat.

b. Papan Buletin (Bulletin board)

Seringkali di tempatkan di aula, cafetaria, dan kantor, tapi tempat utamanya adalah dalam kelas. Umumnya kegiatan perencanaan, tata letak dan pemasangan isi pesan dalam bulletin board itu menjadi tanggung jawab guru dan siswa. Digunakan untuk menggambarkan penampilan umum dari suatu kelas. Karena itu harus menarik, rapi, up to date, dan dinamik. Bulletin board menampilkan suatu aktivitas belajar yang sedang berlaku di ruangan itu.oleh karenanyaharus mempunyai fungsi pendidikan. Bulletin board adalah alat yang sesuai untuk memamerkan suatu gagasan tertentu. Bulletin board banyak digunakan dari bahan gabus linoluim, kain guni (burlap) atau bahan-bahan sejenis. Bulletin board digunakan untuk:
1) Memberi rangsangan pada kondisi kelas hingga menjadi menarik;
2) Menciptakan kesiapan terutam untuk unit kerja yang baru.
3) Memberi jalan keluar bagi siswa berbakat;
4) Membangkitkan semangat dan moral kelas;
5) Mengembangkan rasa memiliki dan tanggung jawab antara sesama siswa

c. Papan Flannel (Flannel Board)

Diantara sekian media pengajaran yang banyak digunakan untuk mengkomunikasikan pesan di kelas adalah flannel board. flannel board tersedia dalam berbagai variasi warna, murah dan mudah di dapat. Bahan lakat (flet) dengan bulu-bulu halus juga dimanfaatkan sebagai pengganti flannel walaupun biasanya harganya mahal dibandingkan dengan flannel.
Flannel dan laken ini fungsinya adalah merekatkan ga,bar atau pesan lainnya pada papan permanen. Gambar atau pesan yang dipamerkan, bagian belakangnya dilapisi dengan kain flannel atau laken.media ini dapat digunakan untuk mengajarkan membedakan warna, pengembangan perbendaharaan kata-kata, dramatisasi, mengembangkan konsep memberi pesan tentang pokok-pokok cerita, membuat diagram, grafik dan sejenisnya.

d. Papan Magnetik

Pada dasarnya mirip chalkboard, tapi bagian belakang chalkboard tersebut dilapisi dengan lembaran baja, sehingga ia akan mengikat bahan yang ditempelkan pada board atau berbahan magnet.

e. Papan Listrik (Elektrik Board)

Media ini umumnya dikembangkan oleh guru. Prinsipnya adalah mencocokkkan pertanyaan dengan jawaban yang ditandai dengan menyalanya bola lampu. Bila belajar menggunakan papan listrik ini, siswa dapat menjawab pertanyaan dengan memilih jawaban yang telah disediakan. Tugas siswa ialah menekan tombol pada jawaban yang dipilih. Bila itu benar, lampu akan menyala.


2. Media Tiga Dimensi

Media ini dapat memberikan perasaan akan realita. Mengapa demikian? Karena media ini lebih banyak melibatkan banyak pengertian dan perasaaan dibandingkan dengan media lainnya. Media ini memberi pengalaman yang mendalam dan pemahaman yang lebih lengkap akan benda-benda nyata.diantaranya:

a. Model dan Mocks-up
Adalah perwujudan suatu benda secara terskala, yang ukurannya mungkin sama. Lebih kecil atau besar dari aslinya. Mocks-up adlah tiruan atau penyederhanaaan suatu benda. Digunakan berdasarkan anggapan bahwa siswa sulit memahami diagram yang menggunakan simbol-simbol yang sulit mereka pahami. Ada 4 macam model:
- Model padat

- Model penampang

- Model konstruksi
- Model kerja

Beberapa hal berikut perlu diperhatikan agar penggunaaan model sebagai media pengajaran menjadi lebih efektif:
- model harus digunakan di kelas dengan kondisi semenarik mungkin
- setiap orang dalam kelas itu harus dapat melihat model dengan mudah
- model harus digunakan dalam hubungannnya dengan materi pelajaran lainnya
- siswa perlu diberi kesempatan semaksimal mungkin untuk menangani, mencoba, dan mengamati model, bertanya atau membuat generalisasi
- upayakan objek, sampel atu model lain yang btak ada kailtannnya dengan topik yang dibicarakan dialihkan dari perhatian siswa
- bila perlu siswa dilatih untuk membuat model untuk menjabarkan suatu objek, atau prinsip yang ia pelajari.

d. Diorama
Adalah pemandanga tiga dimensi mini dari suatu objek, kejadian atau proses yang disusun atas bebagai simbnol dan bahan-bahan nyata yang bertujuan untuk menggambarkan pemandangan ynag sebenarnya.
Diorama yang dibuat secara profesional memang mahal. Namun untuk kepentingan pengajaran dioram ini dapat dibuat oleh siswa. Hanya tatanannya dlam kiotak kardus, peti kayu atau kotak sepatu. Diorama sebagai media pengajaran terutama berguna untuk mata pelajaran sejarah, geografi, bahkan dapat dikembangkan untuk mata pelajaran lainnya.


3. Realita
Realita adalah benda-benda nyata seperti apa adanya atau aslinya tanpa perubahan. Penggunaaan realita dalam proses belajar itu sangat baik sebab realita dapat menampilkan ukuran, suara dan gerakan. Para siswa akan lebih banyak belajar, misalnya tentang tanaman yang dibawadi kelas untuk dipelajari, dibandingkandari sekedar melihatnya di gambar. Namun ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh guru sebelum mempergunakan realita sebagai media pengajaran:
1) Karena benda nyata itu banyak macamnaya, mulai dari benda-benda hidup sampai benda-benda mati, maka perlu dipertanyakan benda atau makhluk hidup apakah yang mungkin dapat dimanfaatkan di kelas secara efisisen;
2) Bagaimanakah caranya agar benda-benda itu sesuai dengan pola belajar mengajar di kelas;
3) Dari manakah kita dapat memperoleh benda-benda itu.
Kalau ketiga hal itu sudah di pertimbangkan denagn matang maka pemanfatan realita sebagai media pengajaran dan sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas proses belajar mengajar akan semakin efektif.


4. Sumber belajar pada masyarakat
a. Karya Wisata

Merupakan kegiatan yang bersifat memerlukan waktu tidak panjang, walaupun seringkali memrlukan bantuan alat transportasi. Sedikitnya ada lima langkahpenting dalam merencanakan dan melaksanakan karya wisata:
 Persiapan guru: guru memilih tujuan wisata, mendapatkan wewenang dari sekolah, membahas rincian program seperti biaya, safety, kepanitiaan, transportasi, menghubungi orang tua dsb,
 Persiapan murid: guru dan murid mendiskusikan alasan untuk melaksanakan karyawisata, merencanakan kegiatan dsb
 Persiapan lapangan: perlu dijaga agar siswa menunjukikan minat tinggi selama karya wisata, sopan , tepat waktu, dan tak banyak mengganggu pekerjaan petugas atau pengelola dari objek yang ditinjau
 Tindak lanjut: guru dan murid mendiskusikan tujuan karya wisata, mendengarkan laporan panitia, menggali kelebihan dan kekurangannya, memamerkan foto hasil dokumentasi selama karya wisata, dan tentunya juga menulis ucapan terima kasihkepada berbagai pihak yang telah membantu suksesnya program karya wisata.
 Evaluasi: Menilai tercapai tidaknya tujuan yang diinginkan.

b. Kemah Kerja

Di beberapa sekolah, kegiatan kemah kerja secara terbtas sudah menjadi bagian dari program sekolah. Agar kegiatan kemah ini berhasil, maka harus direncanakan dengan nbaik, melibatkan guru-guru yang berbakat, konselor, dan ataf yang sudah terlatih. Kemah kerja yng dilaksankan umumnya meliputi kegiatan:
- membaca, diskusi, menulis, mendengarkan ceramah;
- atletik, drama, mendaki gunung, kegiatan kerajinan dan keteram[ilan;
- membuat peralatan sederhana (tempat tidur, api dsb), membersihkan sarana kegiatan higiene dan keselamatan kerja. Dan yang penting dicatat ialah bahwa anak-anak pada umumnya senang berkemah dan program kemah kerja sangat mendukung fungsi pendidikan.




BAB IV
KESIMPULAN



1. Media merupakan bagian dari proses komunikasi. Baik buruknya sebuah komunikasi ditunjang oleh penggunaan saluran dalam komunikasi tersebut. Saluran/ channel yang dimaksud diatas adalah media. Karena pada dasarnya pembelajaran merupakan proses komunikasi, maka media yang masuk adalah media pembelajaran.
2. Media pembelajaran selau terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (Hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/ software).
3. Secara umum media mempunyai kegunaan:
 Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis
 mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra.
 menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
 memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya.
 memberi rangsangan yang sama, mempersamaakn pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.
4. Proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik jika siswa berinteraksi dengan semua alat inderanya. Guru berupaya menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi, semakin besar pula kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan siswa. Siswa diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah dan baik pesan-pesan dalam materi yang disajikan.
5. Peran media dalam proses komunikasi adalah sebagai alat pengirim (transfer) yang mentransmisikan pesan dari pengirim (sander) kepada penerima pesan atau informasi (receiver).



DAFTAR PUSTAKA



(Tidak dipublikasikan, hanya ditampilkan dalam draft asli dokumen pribadi penulis)

3 komentar:

dedekusn mengatakan...

Sangat informatif, terima kasih, postingan ini sy save utk ijadian referensi. Terima kasih

Bhima Wibawa mengatakan...

Ok sama2 saudara dedek

Ca mengatakan...

Judul lagunya apa ?

Pengikut