NASA
Lubang ozon fluktiatif dari tahun ke tahun namun cenderung meluas.
Tahun 2010 tercatat sebagai salah satu tahun terpanas menurut laporan State of The Climate yang baru dirilis The National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).
Laporan yang disusun 368 ilmuwan dari 45 negara itu dibuat dengan merekam 41 indikator iklim selama lebih dari empat tahun. Beberapa indikator tersebut antara lain temperatur di lapisan bawah dan lapisan atas atmosfer, curah hujan, gas rumah kaca, kelembaban, tutupan awan, temperatur laut dan kadar garam, laut es, gletser, dan tutupan salju.
Beberapa pola siklus cuaca yang sudah dikenal memang mempunyai pengaruh signifikan, baik terhadap kejadian cuaca, maupun iklim selama tahun pengamatan. Namun, analisis lengkap terhadap semua indikator menunjukkan tren jangka panjang yang sudah berlangsung selama 50 tahun terakhir. Fenomena ini sejalan dengan perubahan iklim global.
Tahun lalu juga terjadi osilasi iklim penting, seperti Osiliasi El-Nino Selatan dan Osilasi Arktik yang memengaruhi iklim kawasan dan berkontribusi pada banyak fenomena cuaca penting selama 2010.
Berikut ini adalah beberapa indikator iklim 2010 yang menyebabkan tahun itu termasuk sebagai tahun terpanas:
1. Temperatur. Rata-rata temperatur tahunan di Arktik terus meningkat sekitar dua kali lipat.
2. Laut es dan gletser. Laut es Arktik menyusut hingga mencapai rekor area terkecil ketiga sepanjang sejarah. Beting es Greenland pun mencair dengan kecepatan paling tinggi sejak tahun 1958. Di sisi lain, rata-rata laut es di Antartika justru tumbuh hingga mencapai rekor maksimum.
3. Temperatur muka laut dan ketinggian muka laut. Meskipun fenomena La Nina berlangsung di separuh akhir 2010, rata-rata temperatur muka laut global tercatat sebagai yang terhangat ketiga sepanjang sejarah dan ketinggian permukaan laut terus naik.
4. Kadar garam di laut. Lautan jadi lebih asin daripada tingkat rata-rata di daerah yang tingkat penguapannya tinggi, sedangkan di daerah yang curah hujannya tinggi, air laut terasa lebih segar. Ini mengindikasikan bahwa siklus air yang semakin tinggi.
5. Gas rumah kaca. Konsentrasi gas rumah kaca terus meningkat. Karbon dioksida meningkat hingga 2,60 ppm, lebih tinggi dibandingkan rata-rata peningkatan tahunan sepanjang 1998-2010. (National Geographic Indonesia/Agung Dwi Cahyadi)
http://sains.kompas.com/read/2011/07/04/13120526/2010.Salah.Satu.Tahun.Terpanas
Laporan yang disusun 368 ilmuwan dari 45 negara itu dibuat dengan merekam 41 indikator iklim selama lebih dari empat tahun. Beberapa indikator tersebut antara lain temperatur di lapisan bawah dan lapisan atas atmosfer, curah hujan, gas rumah kaca, kelembaban, tutupan awan, temperatur laut dan kadar garam, laut es, gletser, dan tutupan salju.
Beberapa pola siklus cuaca yang sudah dikenal memang mempunyai pengaruh signifikan, baik terhadap kejadian cuaca, maupun iklim selama tahun pengamatan. Namun, analisis lengkap terhadap semua indikator menunjukkan tren jangka panjang yang sudah berlangsung selama 50 tahun terakhir. Fenomena ini sejalan dengan perubahan iklim global.
Tahun lalu juga terjadi osilasi iklim penting, seperti Osiliasi El-Nino Selatan dan Osilasi Arktik yang memengaruhi iklim kawasan dan berkontribusi pada banyak fenomena cuaca penting selama 2010.
Berikut ini adalah beberapa indikator iklim 2010 yang menyebabkan tahun itu termasuk sebagai tahun terpanas:
1. Temperatur. Rata-rata temperatur tahunan di Arktik terus meningkat sekitar dua kali lipat.
2. Laut es dan gletser. Laut es Arktik menyusut hingga mencapai rekor area terkecil ketiga sepanjang sejarah. Beting es Greenland pun mencair dengan kecepatan paling tinggi sejak tahun 1958. Di sisi lain, rata-rata laut es di Antartika justru tumbuh hingga mencapai rekor maksimum.
3. Temperatur muka laut dan ketinggian muka laut. Meskipun fenomena La Nina berlangsung di separuh akhir 2010, rata-rata temperatur muka laut global tercatat sebagai yang terhangat ketiga sepanjang sejarah dan ketinggian permukaan laut terus naik.
4. Kadar garam di laut. Lautan jadi lebih asin daripada tingkat rata-rata di daerah yang tingkat penguapannya tinggi, sedangkan di daerah yang curah hujannya tinggi, air laut terasa lebih segar. Ini mengindikasikan bahwa siklus air yang semakin tinggi.
5. Gas rumah kaca. Konsentrasi gas rumah kaca terus meningkat. Karbon dioksida meningkat hingga 2,60 ppm, lebih tinggi dibandingkan rata-rata peningkatan tahunan sepanjang 1998-2010. (National Geographic Indonesia/Agung Dwi Cahyadi)
http://sains.kompas.com/read/2011/07/04/13120526/2010.Salah.Satu.Tahun.Terpanas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar