KOMPAS/HARRY SUSILO
Tim Bravo Ekspediai 7 Puncak Dunia dari Wanadri menuruni jalur es Puncak Nggapulu atau Puncak Soekarno di ketinggian sekitar 4.700 mdpl kawasan Pengunungan Jayawijaya, Papua, Senin (19/4/2010).
TERKAIT:
Data keanekaragaman hayati dan kondisi puncak es di kawasan pegunungan tengah, Papua, masih sangat minim. Padahal, perubahan iklim global diperkirakan akan meleleh dan menghabiskan salju di daerah tropis itu pada tahun 2024.
Direktur Program Papua WWF-Indonesia Benja Victor Mambai, Kamis (13/10/2011), yang saat dihubungi sedang di Merauke, khawatir jika tak segera dilakukan pendataan atau penelitian kekayaan hayati pada ekosistem khusus itu, pencairan es akan memusnahkan kehidupan setempat.
"Pencairan es itu telah dilaporkan dalam penelitian tahun 1912 dan juga tahun 1962. Puncak Trikora yang dulu bersalju sekarang sudah tidak ada lagi," ujarnya.
Ia menanggapi berita di harian Kompas (12 Oktober 2011). Dalam berita itu, lapisan es Puncak Jaya diperkirakan akan hilang pada tahun 2024.
Perhitungan ini didasarkan analisa data empiris menggunakan pendekatan linier yang dikerjakan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Dalam dua pekan, lapisan es menyusut 30 sentimeter.
"Prediksi BMKG ini bisa jadi memang benar. Ini seharusnya memberi perhatian kita semua, untuk melakukan penelitian di puncaknya sebelum semua terlambat," ungkap Benja Mambai.
Pada tahun 1995, saat menjadi petugas WWF di Taman Lorentz, Benja pernah meneliti di lembah sekitar puncak es.
Penelitian selama 2 pekan itu, ia melihat belibis dan kanguru pohon (atau dalam masyarakat lokal Moni disebut inggito. Namun mereka tak melihat keberadaan tikus salju yang pernah dilaporkan hidup di daerah salju Puncak Jaya.
http://sains.kompas.com/read/2011/10/13/16393028/Sebelum.Puncak.Es.Mencair.Perlu.Penelitian
Direktur Program Papua WWF-Indonesia Benja Victor Mambai, Kamis (13/10/2011), yang saat dihubungi sedang di Merauke, khawatir jika tak segera dilakukan pendataan atau penelitian kekayaan hayati pada ekosistem khusus itu, pencairan es akan memusnahkan kehidupan setempat.
"Pencairan es itu telah dilaporkan dalam penelitian tahun 1912 dan juga tahun 1962. Puncak Trikora yang dulu bersalju sekarang sudah tidak ada lagi," ujarnya.
Ia menanggapi berita di harian Kompas (12 Oktober 2011). Dalam berita itu, lapisan es Puncak Jaya diperkirakan akan hilang pada tahun 2024.
Perhitungan ini didasarkan analisa data empiris menggunakan pendekatan linier yang dikerjakan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Dalam dua pekan, lapisan es menyusut 30 sentimeter.
"Prediksi BMKG ini bisa jadi memang benar. Ini seharusnya memberi perhatian kita semua, untuk melakukan penelitian di puncaknya sebelum semua terlambat," ungkap Benja Mambai.
Pada tahun 1995, saat menjadi petugas WWF di Taman Lorentz, Benja pernah meneliti di lembah sekitar puncak es.
Penelitian selama 2 pekan itu, ia melihat belibis dan kanguru pohon (atau dalam masyarakat lokal Moni disebut inggito. Namun mereka tak melihat keberadaan tikus salju yang pernah dilaporkan hidup di daerah salju Puncak Jaya.
http://sains.kompas.com/read/2011/10/13/16393028/Sebelum.Puncak.Es.Mencair.Perlu.Penelitian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar